Pulang sekolah kali ini aku berencana ke toko buku. What Rael ke toko buku? mau ngapain? Dia sosok yang lebih memilih tidur daripada belajar.
"Jina.. Miryo.. ke toko buku yuk!" ajak ku
"Hah? ke toko buku, ngapain?" tanya Jina
"Iya nih, ngapain ke tempat keramat itu?" tanya Miryo
"Ya cari buku lah ubur-ubur cantik ku?" jawabku
"Ada angin apa kamu, kesambet apa Ra..Elll?! tanya Jina lagi, Miryo juga mengangguk heran
"Udah ayo aja, kita ke toko buku yang ada cafenya itu, biar kalian tidak bosan" bujuk ku
"Tapi gimana ya El, tampanku Dabin ngajak pulbar sekalian ngedate hehehe" balas Miryo senyum-senyum minta ditampol
"Pacaran mulu nih anak ayam, tampang kelas bawah dapetnya Dabin curiga deh kamu pake pelet!" ledek Jina
"Sekata-kata banget sih kamu Jina, dasar ya sekelas Jin tomang sih wajar dapetnya Wonjae" balas Miryo sambil melet-melet ke Jina.
"Choi Wonjae ku sungguh tamvan ya, swag parah kemana-mana" sahut Jina tidak mau kalah
"Udah-udah jadi mau apa tidak ke toko buku temenin aku, malah ledek-ledekan ckckck" aku pun risih melihat perdebatan antara mereka. yang jelas Dean lebih tamvan dan swag kemana-mana batinku. Dean lagi, Dean lagi, lagi-lagi Dean. Rael kapan move on?!
Akhirnya aku dan Jina saja yang ke toko buku. Si Miryo yang jelas tidak bisa pergi, mau dibujuk dengan embel-embel kesetia kawanan juga tetap tidak bisa karena Dabin pacarnya sudah menunggu didepan sekolah. Mereka tidak satu sekolah, Dabin sekolah di Seoul Foreign School salah satu sekolah favorit yang berjarak kurang lebih 25 menit dari sekolah kami lumayan jauh ya tapi masih satu distrik.
Aku, Jina dan Miryo bersekolah di SMA Sains Hansung, sekolah ini juga sekolah favorit tapi jangan menyangka kami pintar banget, seperti di Chapter 1 perkara membuat cerpen mungkin hanya jentikan ujung kuku bagi siswa lain tapi bagi kami tidak. Kami hanyalah remahan biskuit ditepi kaleng Monde.
>>Skip<<
Di toko buku..
Aku langsung pergi ke rak tentang berbagai tips, diikuti Jina dari belakang yang celangak-celinguk kebingungan.
"Rael.. kamu cari apaan sih, tips bikin cerpen?" tanya Jina.
"Bukan Na.. ssstt diam dulu?" pinta ku karena Jina berisik. Aku takut pengunjung tergaggu karena cafe tersebut ibarat perpustakaan gitu deh.
"Aku bingung mau ngapain ini, kalau tau kan bisa bantu kamu Rael-ssi" bisik Jina
"Aku tuh cari buku tips anti-galau Na atau tips biar cepet move on!" ujarku polos
Jina terkekeh geli mendengarnya, "What?! Rael segitu banget. Galau akut nih keliatannya ha ha ha ha"
"Namanya juga usaha Na.. sampai kapan mau galau terus, si Dean itu juga tak akan kembali sepertinya" timpalku.
"Cie ngarep nih! kkkk Yaudah aku bantu, aku bantu cari kkkkk kirain mau cai novel atau sejenisnya biar dapet inspirasi buat tugas Bu Yoon kkk" jina terus terkekeh.
Pasalnya, seorang Rael yang tidak suka membaca tiba-tiba ngajak ke toko buku. Lalu, buku yang dicari mungkin terdengar lucu bagi orang-orang yang mempunyai pasangan dan bagi orang-orang yang berpikiran rasional. Menurutku, bagaimana bisa berpikiran rasional saat cinta sangat membuat kita menjadi irrasional. So, aku harus lepas dulu dari belenggu itu seharus mungkin.
"Assa! ini nih Jina banyak banget.." akhirnya ketemu buku yang aku cari dan aku mengambil beberapa
"Banyak banget Rael, yakin dibaca gak tuh?" Jina meragukan ku mencoba meyakinkan.
"Aku baca tenang aja.." jawabku meyakinkan
Kami berjalan menuju kasir untuk membayar, terlanjur ada di cafe tersebut kenapa tidak sekalian menikmati suasana disana yang lumayan mendukung bagiku. Akhirnya kami memesan minuman, aku memesan ice americano dan Jina strawberry latte lalu kami memilih duduk di tepi jendela biar Jina tidak bosan berada disana.
15 menit kemudian..
Ada suara laki-laki yang memanggil Jina lirih dan terdengar manis, kami pun menoleh, ternyata lelaki tersebut pacarnya Jina dan siapa itu disebelah Wonjae?
"Akhirnya mereka datang" Jina tersenyum
"Mengapa mereka kemari?" bisiku ke Jina.
"Aku yang mengundangnya, dan aku minta Wonjae ku untuk membawa teman agar kau tidak jadi obat nyamuk.
"What the hell! Aku disini mau membaca Jina-ya.." bisiku kesal.
"Aku kan tidak membaca, masa cuma liatin orang-orang lewat dari luar jendela sana" sahut Jina
"Aku kangen sama Wonjae jadi ya pengertian dong Rael" lanjut Jina
"huh dasar tikus tanah licik sekali kau ubur-ubur" aku sedikit kesal, pasalnya aku malu sebenarnya hahahaha
To be continued..
Hayooo siapa kira-kira laki-laki tersebut? Tebak sesuka kalian, kalau bisa sertakan saran nama, siapa tau Author tertarik buat jadiin cast (kalau bisa artis khh ya sayang-sayangku)
Maaf ya telat update, maklum Author nyambil skripsi dan doakan cepat selesai ya :)
Jangan lupa tap bintang di pojok kiri bawah, dan ramaikan kolom komentarnya ya. selamat membaca, saranghae~~
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAN | Remember [Selesai]
القصة القصيرة"Dean, mengingatmu bukanlah sebuah dosa" - Rael "Rael, tak bisakah kau hanya melihatku? Tak bisakah kau hanya mengingatku? Look at me Rael" -Minsik. *)Based on true story! Original : 5 Februari 2013 Re-Write : 31 Desember 2018