Anak semata orang

17 2 0
                                    

Di tembok yang retak dan penuh dengan coretan
Di tanah yang becek dan penuh dengan kubangan
Di keramaian kota yang penuh dengan kesunyian
Di abad yang biadab, di sini aku di lahirkan.

Oleh wanita yang mereka sebut jalang, mereka menyebutKu anak haram.
ya!, aku menerimanya karena pada kenyataannya memang haram untuk di makan.

Malam itu, ku tanyakan "siapa ayahku?", ibu menjawab "dulu ibu memang sering berkencan dengan banyak pria, namun ibu tidak tahu benih pria mana yang tertanam di rahim ibu dan kemudian tumbuh menjadi diriku"

Ada seseorang yang mereka sebut cerdas bertanya kepadaku,"kau ini buah hati, atau buah birahi?".
Bagiku dia orang terbodoh.

Soal ayah tidaklah penting bagiku, karena...
Bukankah syurga berada di bawah telapak kaki ibu?

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang