Bakpao Minseok [1]

63 1 0
                                    

Pagi ini sangat cerah, matahari dengan indahnya memancarkan cahaya untuk menerangi makhluk-makhluk yang berada diplanet yang dinamakan, Bumi.

Diantara berjuta kali juta makhluk yang hidup dibumi ini yang sedang melakukan aktifitasnya masing-masing. Ada seorang remaja yang sepertinya begitu bahagia hari ini.

Dia adalah Minseok. Salah satu siswa yang bersekolah di XOXO Highschool yang sekarang berada ditingkat akhir. Ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki, sesekali bersenandung ria.

Pagi ini adalah pagi yang sangat menyenangkan baginya. Bekal sekolahnya hari ini adalah bakpao. Catat itu.

Bakpao, makanan bulat berwarna putih dengan beragam isi itu adalah makanan kesukaan Minseok. Dan eommanya membawakan tiga bakpao sekaligus hari ini karena kemarin ia sudah membantu eommanya itu. Bagaimana Minseok tidak senang.

Bahkan seperjalanannya ke sekolah ia terus saja tersenyum seperti orang gila. Sampai saat hampir tiba didepan gerbang megah sekolahnya ia melihat Luhan–teman sekelasnya– yang merupakan sahabatnya sedang berjalan memasuki area sekolah. Spontan saja ia memanggil anak itu.

"LUHAAANN!!!" teriaknya membahana.

Luhan yang mendengar namanya dipanggil dengan keras pun terkejut dan hampir saja tersandung batu. Kalau saja ia tidak melihat batu tersebut didepannya sudah pasti ia akan jatuh. Lagipula sejak kapan ada batu disana? Batin Luhan.

Lupakan masalah batu tersebut. Sekarang Luhan membalikkan badannya untuk melihat sesosok makhluk yang tadi memanggilnya –dan hampir membuatnya tersandung tentunya. Dan menemukan bakpao –ehh Minseok maksudnya, sedang berlari kecil kearahnya dengan senyum yang sejak tadi belum luntur.

"Kenapa kau senyam senyum seperti orang gila, huh?" tanya Luhan saat Minseok sudah sampai ditempatnya.

"Siapa yang kau sebut orang gila?!" marah Minseok pada Luhan yang mengatainya orang gila.

"Tidak, tidak jadi... hehe" ujar Luhan sambil nyengir kuda.

Minseok mendengus, karena moodnya hari ini sedang bagus ia tidak jadi menyembur Luhan. Minseok menarik napasnya pelan lalu menghembuskannya.

"Kalau begitu ayo ke kelas, sebentar lagi bel berbunyi" ajak Minseok sambil merangkul pundak Luhan.

"Baiklah"

Mereka berdua pun berjalan menuju kelas mereka.

Sesampainya di kelas, mereka berdua melihat keadaan seisi kelas yang sunyi senyap. Bukan karena belum ada siapapun yang datang. Malah mereka menjadi orang terakhir yang datang, beruntung guru yang mengajar belum datang.

Semuanya sedang tekun membaca buku mereka masing-masing. Ada apa ini? Apa semua temannya mendapat hidayah makanya jadi rajin belajar semua? Batin Luhan tidak masuk akal. Sebenarnya masuk akal juga sih, hehe..

Wajar Luhan bingung dengan keadaan kelasnya ini. Biasanya juga ramai seperti pasar. Sungguh keajaiban dunia.

Minseok berjalan duluan meninggalkan Luhan yang masih sibuk memikirkan hidayah teman-temannya. Ia duduk dikursinya dan meletakkan tasnya dimeja. Tidak lama kemudian Luhan memyusulnya dan duduk diaamping dirinya. Mereka memang sebangku.

"Tumben kelas tidak ramai seperti biasanya" ujar Luhan sambil meletakkan tasnya.

"Kan hari ini ada ulangan matematika, wajar saja mereka sibuk belajar" atau mungkin membuat contekan –lanjut Minseok dalam hati.

'Ulangan?!' Luhan mengernyit bingung. Sekejap kemudian matanya membulat sempurnya.

"ASTAGA, AKU LUPA BELUM BELAJAR" teriak Luhan heboh sambil mencengkeram rambutnya. Sekarang satu kelas memperhatikannya dengan tatapan yang berbeda-beda.

EXO StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang