(5)

29 4 0
                                    

Sebelumnya makasih buat kalian yg baca cerita aku, semoga suka yaa:)

****

Angkasa diam termenung di balkon kamarnya sambil memandangi langit yang berhiaskan bintang-bintang. Dia tidak tahu apakah dia harus senang atau tidak, di sisi lain dia berfikir kenapa dunia sesempit ini, kenapa harus Kejora yang ada di posisi itu? Kenapa harus dirinya yang menempati posisi serumit ini?.
Masih teringat oleh Angkasa bagaimana tatapan Kejora padanya tadi, apa artinya semua ini? Apa yang harus dia lakukan?

Flash back on

"Jadi sebenarnya niat kita berkumpul malam ini untuk merencanakan perjodohkan Kejora dan kamu Angkasa"

Deg!!

"Ukhuuk..ukhuuk..." Angkasa yang sedang minum jus alpukat buatan mamanya langsung tersedak. Ia benar-benar kaget bukan main.

"Dijodohin!?" Ucap Angkasa shock

Sedangkan Kejora yang sudah tahu hal ini terlebih dahulu hanya bisa menundukkan kepalanya, entah dia takut, malu, gelisah, atau apalah itu dia tidak tahu.

"Iya Lingga, om Fero ini sahabat lama sekaligus rekan kerja papa. Jadi kita sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan Kejora, lagian kalian juga sudah sama-sama besar kan"

Angkasa benar-benar tidak percaya ini, apa kata papanya tadi? om Fero?

"Ja..jadi ini om Fero... Pah bukanya dulu om Fero itu-"

Nadin yang faham ke mana arah pembicaraan putranya langsung menyela "Emm, Lingga. Gimana? Kamu mau kan menerima perjodohan ini, Rara nya aja udah mau tuh kayaknya"

Angkasa dibuat bungkam dengan pertanyaan mamanya. Bagaimana ini? Apa yang harus dikatakannya? Di satu sisi dia tidak bisa lagi mengelak tentang perasaannya, tapi di sisi lain bagaimana dengan masa lalu itu?

"Kamu tidak perlu memutuskannya sekarang nak, kami akan memberi kamu waktu untuk memikirkan hal ini. Kami faham perjodohan itu bukan hal yang remeh dan perlu pertimbangan" Ucap Fero bijak.

Perkataan ayah Kejora barusan sedikit mengangkat beban di hati dan otak Angkasa, setidaknya dia punya kesempatan untuk berfikir. Tapi bagaimana dengan Kejora? Tentu dirinyalah yang paling sulit di sini.

Triinnggg...triinngg..
Rupanya ponsel bunda Kejora yang berbunyi.

"Maaf ya sebentar mau angkat telfon dulu" ucap bunda Kejora lantas sedikit menjauh.

Tanpa sengaja lagi-lagi tatapan matanya bertemu dengan gadis itu, tapi kali dengan senyuman yang seakan mengisyaratkan sesuatu. Apa itu? Dan lagi-lagi Angkasa belum bisa mengartikannya.

Flash back off

"Haaahh gue pusiiingg!!!" Ucapnya frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

Sampai Angkasa teringat dengan ponselnya, ya ponselnya! Dia sama sekali belum menyentuhnya sejak akan tidur tadi. Akhirnya dia masuk kamar dan mencari dimana keberadaan ponselnya tadi. Dia memang sering lupa saat menaruh benda-benda tertentu, ponsel adalah salah satunya.

Saat Angkasa sudah menemukannya, ia langsung membuka data dan membiarkannya sejenak untuk menunggu semua pesan masuk.
Dia teringat dengan pesan tadi siang yang belum sempat dia buka, namun sebelum Angkasa menemukannya dia sudah terlebih dahulu menemukan pesan yang tidak kalah menarik dari pesan yang dicarinya. Pesan dari nomor yang sudah tersimpan di ponselnya dengan nama Kejora Claretta, yang tentu langsung dibukanya. Dia membaca pesan itu perlahan dan terus membacanya berulang-ulang.

Kejora Claretta

Malam Angka:)

Lo psti udh tidur y, hehe

Buat yg tadi lo fikirin bner" y ka

Oh iya, lo punya utang ngajari gue motret y, jngan lupa!

Udah gitu aj kok, maaf y udh gnggu.
Night;)))

Begitulah sekiranya isi pesan dari Kejora, gadis itu kembali membuatnya berfikir keras, apa maksutnya ini semua? Apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa yang sebenarnya Kejora inginkan?
Dan yang paling membingungkan untuk Angkasa, bagaimana dia harus nembalas pesan iniii? Tidak mungkin dia hanya membiarkan pesan ini centang biru tentunya, bisa dikira sombong dan luntur sudah imagenya.
Angkasa mengetik, terus mengetik, lalu menghapusnya. Diketiknya lagi, hapus lagi. Sampai akhirnya....

Kejora Claretta

Ok

Send....

Apa-apaan ini, Angkasa kembali bersikap sok cuek. Tapi ya sudahlah, terlanjur terkirim juga.

Drrttt...drrttt...

Rupanya Angkasa bergetar menandakan sebuah notifikasi. Angkasa langsung membukanya, dan ternyata Kejora membalas pesan tadi.

Kejora Claretta

Sampai ktemu bsk ka :)

Baiklah, apalagi ini? Besok kan hari Minggu, dan bukankah setiap Minggu sekolah diliburkan? Apa Kejora sudah mulai amnesia sekarang? Hah sudahlah.

Akhirnya malam ini dihabiskan Angkasa memandangi langit gelap yang disinari ribuan bintang. Ditemani harapannya yang entah bagaimana dan untuk siapa. Yang jelas dia tidak sendiri sekarang.

****


Antara Kejora dan AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang