Psycho 30

77 7 0
                                    

Awas typo merajalela😂

Kelas malam..

Istilah baru di sekolah gue, karena beberapa hari yang lalu kepsek mengumumkan bahwa ada program kelas malam. Dan tepat malam ini adalah jadwal kelas gue.

Gue gak terlalu peduli apa manfaat program ini, setidaknya ini membuat para iblis berkeliaran dengan mudahnya mencari tuan yang akan diperdayakan untuk saling membunuh.

Gue suka saat-saat itu, saat dimana gue bisa menyaksikan teman-teman kesayangan gue mati terbunuh mengenaskan. Itu cukup membuat gue tersenyum sejenak. Melupakan masalah kelam yang dulu pernah gue alami, melupakan kisah persahabatan gue yang memilukan. Tapi sekarang, gue malah bahagia melihat mereka semua menderita.

Maafkan gue yang tidak sengaja mengkhianati kalian semua, tapi gue yakin suatu saat nanti kalian akan tau apa yang gue lakukan itu demi kebaikan kalian. Dan kita akan memulainya kembali dari awal meskipun di tempat yang 'berbeda'.

Gue kembali tersenyum malam ini, tersenyum melihat mayat yang termutilasi menjadi tiga belas bagian. Tentu saja gue tau siapa pelakunya, siapa lagi kalau bukan teman sekelas gue. Bagaimana kalo kita putar waktu beberapa jam ke belakang.

Tik! tok! tik! tok!

Flashback On

"Kenapa sih harus ada program kelas malam" celoteh Mira ketika ia sampai di depan kelas.

"Gatau males banget dah gue, udah makin hari kelas kita sepi penghuni" tambah Paros.

"Iyalah tiap hari aja ada yang mati"

"Tau tu authornya gimana kali, gak tau apa mengembang biakkan manusia itu butuh waktu yang lama"

Author mah bebyass
Udah sono kalian lanjut jangan banyak bacot dah pantat gosong!

Maap, terjadi kesalahan teknis dengan otak para tokoh.

Malam itu kelas diisi dengan jadwal pelajaran kelistrikan. Jenis pelajaran ini cenderung membuat siswanya hilang ingatan bahkan gangguan pada kejiwaan. Apalagi jika disuguhkan di malam hari seperti ini.

Maklum lah derita bocah kejuruan, anaknya papih AC sama mamih DC.

Di kelas semuanya masih terlihat serius mendengarkan pak Ripin, bukan karena gurunya killer ataupun psikopat. Tapi karena mereka benar-benar mengantuk untuk sekedar melihat pak Ripin menjelaskan beberapa materi menggunakan proyektor.

Namun kekantukan itu juga akhirnya disadari oleh Pak Ripin yang sesekali tersenyum geli melihat siswanya menahan kantuk yang semakin menggoda mereka untuk tidur.

"Bagaimana kalau kita bermain sebentar?" kata Pak Ripin yang beranjak dari singgasananya dan berjalan ke depan kelas.

Seisi kelas hanya menatap tak percaya Pak Ripin yang tak biasanya bersikap seperti itu.

"Apakah tidak ada yang mau, saya yakin kalian akan menyukainya" tawaran yang menarik para siswa untuk ikut bermain dengan Pak Ripin.

"Gimana pak aturan mainnya?" Tanya Andi yang duduk tepat di depan Pak Ripin dibalas dengan senyuman.

"Gampang, kalian hanya harus memilih angka yang ada di papan tulis lalu menyerahkannya kepada salah satu teman kalian, setelah itu terserah dia mau apa karena itu tugas dia menjawab apa yang ada di balik angka itu, mengerti?" jelas pak Ripin panjang tapi gak lebar.

"Mengerti!"jawab semua anak kecuali gue. Iyalah gue kan dari tadi tidur jadi wajar aja kalo gue gak jawab.

Pak Ripin memulai permainannya dengan melempar sebuah koin, siapa yang terkena koin akan menjadi anak pertama yang akan memilih angka di depan papan tulis.

The Psychopath Class[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang