Esta POV
Aku berjalan menyusuri ramainya jalan kota. Hari ini aku tak pulang bersama Adreen. Mungkin dia marah dengan keegoisanku tadi. Huh, aku tak mau jika harus kehilangan teman lagi.
"Esta,," seseorang memanggilku.
Aku menghentikan langkahku dan menoleh kearahnya. Suaranya tak asing, seperti Fathur. What Fathur?!
Aku merasa dia berjalan menghampiriku. Dan aku mundur perlahan. Aku takut dia macam-macam denganku.
"Kau mau apa?!" Tanyaku.
Tak ada jawaban darinya. Namun langkah terus mendekat dan itu membuatku takut.
"Hai jangan takut. Aku tak sejahat yang kau pikirkan." Ucapnya yang kini memengang tanganku.
"Kau mengikutiku?!" Ucapku
"Tidak, jalan rumah kita searah." Ucapnya sambil tersenyum mungkin, karena aku tak bisa melihatnya.
"Kau tahu tempat tinggalku dimana?!" Ucapku.
"Ya, di asrama Bunda Ranti." Ucapnya.
"Kok kau tahu?!" Ucapku.
"Hm, begitulah." Ucapnya.
"Tuh kan, aku masih curiga. Kalau selama ini dia mengikutiku. Tapi bagaimana mungkin, kita kan baru kenal. Entahlah aku pusing." Gumamku dalam hati.
"Maaf tadi aku menyombongkan diri didepanmu. Aku juga tidak bermaksud menghinamu." Ucapnya lirih.
"Jangan tertipu Esta. Orang seperti ini hanya pura-pura. Jangan terlalu percaya." Gumamku dalam hati.
Aku hanya membalas dengan senyuman. Lalu mempercepat langkahku. Jujur aku tak ingin bertemu orang seperti dia. Yang munafik hanya baik di depan.
"Kau kenapa?!" Ucapnya menyamakan langkahnya dengan langkahku.
"Maaf aku buru-buru." Ucapku langsung berlari dan meninggalkannya.
***
Malam ini aku hanya berdiam diri di dalam kamarku. Pikiranku kacau, aku merasa bersalah dengan Adreen dan aku terus memikirkan anak itu. Dan itu membuatku pusing.
Dan aku teringat satu hal. Yang membawaku untuk buru-buru menemui Bunda Ranti. Ya tentang gadis yang tempo hari menemuiku.
Aku berjalan mencari Bunda Ranti. Hingga tak sengaja aku menabrak seseorang.
"Maaf," ucapku.
"Mengapa kau buru-buru?! Kau sedang mencari apa?!" Ucap Kak Nevan menggunakan bahasa isyarat.
Dia sudah kuanggap sebagai kakak angkatku. Karena dia juga memiliki keterbatasan sepertiku. Hanya saja dia bisu tak bisa berbicara. Dia 2 tahun lebih tua dariku. Aku bisa mengerti jika itu kak Nevan karena bau khasnya. Yaitu permenkaret
"Aku sedang mencari Bunda?! Kemana dia?!" Ucapku.
"Dia diruang tamu. oh iya, ada seseorang yang ingin menemuimu." Ucapnya.
Walaupun aku tak bisa melihat gerakan tangannya. Setidaknya aku bisa mendengar suara hatinya.
"Siapa?!" Ucapku.
"Kau temui saja. " ucapnya langsung berjalan meninggalkanku.
Aku bergegas menuju ke ruang tamu. Suara itu aku seperti pernah mendengar.
"Esta, kemari ada yang ingin bertemu denganmu," ucap Bunda Ranti.
Aku berjalan mendekat pada Bunda Ranti. Lalu duduk disebelahnya.
"Kau penasarankan dengan orang tua kandungmu?!" Ucap Bunda Ranti.
"Maksud Bunda?!" Ucapku
"Mereka keluargamu."
***
Vote Coment gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja ● Mark Lee
Genç Kurgu🍁Book 1 Senja berhasil mempertemukanku dengannya Sosok lelaki tak sempurna namun bisa melakukan apa saja Esta namanya, lelaki buta yang selalu membuatku tertegun dengan kata-katanya #2 tunanetra #513 indonesiamembaca #955 persahabatan #872 nctdrea...