Bab -1-

96.2K 835 1
                                    

5 tahun lalu....



"Sayang, aku rindu kamu. Kapan kamu kembali ke Jakarta?"



"Aku masih ada kerjaan di Bali, mungkin dua hari lagi aku akan pulang. Sabar ya, Sayang."



Aldebaran menghela nafas kasar saat mendengar jawaban istrinya dari telepon. Ia sudah menahan rindu selama tiga hari karena pekerjaan istrinya yang menyita perhatian istrinya sampai pindah kota. Sejujurnya ia ingin istrinya, Evelyn fokus menjadi ibu rumah tangga saja karena pendapatan dari berbagai perusahaan yang ia miliki sudah lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan mewah mereka. Namun Evelyn adalah wanita keras kepala yang sangat mencintai pekerjaannya dan menolak menjadi ibu rumah tangga.



"Aku sendirian selama tiga hari, kamu engga merindukan aku?"



"Aku juga rindu kamu, tapi tugas aku belum selesai. Fashion show masih berjalan dua hari lagi dan aku harus memantau para model."



"Jadi kamu lebih memilih pekerjaan kamu dari pada aku?" tanya Al dengan nada manja, berbeda sekali dengan dirinya saat bersama klien dan rekan kerjanya.



"Jangan ngambek gitu, Al. Aku usahain pulang cepat."



"Oke, besok kamu harus pulang."



"Tapi...



Al tak mau mendengar sanggahan dari istrinya lagi dan memutuskan sambungan panggilan. Ia tersenyum bahagia karena besok akan bertemu dengan Evelyn. Ia sudah membayangkan kejutan romantis untuk istrinya tersayang.



"Besok Evelyn pasti senang lihat kejutannya."



________



Di sisi lain, Evelyn berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaannya hari ini dengan memberi intruksi pada para model untuk fashion show yang tersisa dua hari lagi karena ia tak bisa menemani para model beserta tim sampai penutupan. Ia sudah janji pada suaminya untuk pulang besok.



"Emerelda, kau akan memakai gaun biru bernuansa laut jadi aku ingin kau bisa menampilkan aura dingin yang menggambarkan suasana laut, paham?"



"Ya, aku paham," jawab Emerelda yang baru saja berlatih berjalan untuk catwalk besok.



"Tara, besok pertama kalinya kau memakai pakaian cerah yaitu merah muda, kau terbiasa memakai pakaian gelap saat fashion show, aku ingin sesuatu yang baru darimu dan aku yakin kau bisa mengubah image mu menjadi lebih lembut dengan gaun bertema cinta ini."



"Aku akan berusaha sekeras mungkin, Evelyn," jawab Tara sambil memperhatikan gaun rancangan bosnya.



"Oke, intruksi dariku sudah cukup. Jika ada masalah langsung beritahu aku, semoga fashion show ini sukses sampai akhir acara."



"Amin."



Akhirnya tim membubarkan diri dan Evelyn pulang ke hotel. Ia langsung mengemasi pakaiannya sambil menelepon asistennya untuk memesan tiket kepulangannya besok.



"Ira, cepat pesankan tiket penerbangan jadwal pertama untuk kepulanganku besok."



"Tapi Bu, cuaca sedang buruk. Bahkan malam ini hujan deras sehingga penerbangan pagi ditunda."



Evelyn terdiam sejenak lalu berjalan ke jendela, melihat bagaimana derasnya air hujan membasahi tanah. Saat suara petir terdengar, ia langsung menutup horden dan kembali bicara pada asistennya.



"Jika tidak ada penerbangan pagi, maka penerbangan malam pun tidak masalah. Pokoknya saya harus pulang besok. Kirimkan file tiketnya ke saya."



"Baik, Bu."



Evelyn harus pulang secepat mungkin karena tak sabar bertemu suaminya dan memberitahukan berita bahagia yang baru ia ketahui tadi siang. Ia mengusap perutnya sambil tersenyum bahagia lalu melihat kado kecil yang sudah ia siapkan untuk suaminya.



_________



Setelah hujan reda tadi siang, akhirnya penerbangan di bandara kembali berjalan dan penerbangan malam ini tidak ditunda. Evelyn sudah berada di bandara dan melakukan check in, setelah selesai ia masuk ke pesawat dan melakukan video call dengan suaminya untuk memberi kabar.



Ia tersenyum saat melihat wajah suaminya yang terlihat lelah sehabis bekerja. Namun wajah lelah itu langsung bahagia saat melihat dirinya.



"Halo, Sayang. Lihat aku dimana sekarang, aku di pesawat."



"Aku engga sabar ketemu kamu, Sayang. Hati-hati ya."



"Aku juga, aku bawa hadiah buat kamu loh. Hadiahnya ini."



Evelyn menunjukkan kotak hadiah berwarna biru ke kamera ponselnya agar Al bisa melihat kotak hadiah itu.



"Aku jadi penasaran isi hadiahnya, kasih tahu dong."



"Engga boleh, ini kejutan buat kamu. Sabar ya, ini yang kita impikan sejak dulu."



"Oke, aku akan menunggu kamu."



Sambungan panggilan terputus setelah pramugari memberikan instruksi keamanan dalam penerbangan. Saat itu Evelyn masih tersenyum membayangkan kebahagiaan yang akan ia dan Al rasakan setelah Al membuka hadiah darinya, tanpa ia tahu bahwa maut sudah menantinya.



Baru setengah jam pesawat terbang, mulai muncul berbagai masalah akibat hujan deras yang turun tiba-tiba padahal prediksi cuaca malam ini berawan. Beberapa kali pesawat berguncang dan membuat para penumpang ketakutan. Banyak yang menangis, meminta maaf, dan memohon keselamatan pada Tuhan seakan ini adalah akhir dari hidup mereka. Evelyn pun merasa takut, ia terus memeluk perutnya dan meneteskan air mata saat pramugari memberi perintah pemakaian selang oksigen yang baru diturunkan. Ia buru-buru memakainya namun itu tak menyeselesaikan masalah karena pesawat akhirnya jatuh ke daratan dan menewaskan semua orang yang berada di pesawat, termasuk Evelyn dan janin dalam perutnya.



________


Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang