7 | Petuah Fajar

917 127 31
                                    

Sudah terhitung empat hari Rian dan semua pemain yang lainnya berada di Hongkong untuk mengikuti turnamen badminton kelas Super Series 500.

Bersyukurnya Rian, hari ini dirinya berserta partnernya-Fajar mampu memberikan perlawanan yang cukup sengit sampai harus melakukan rubber game untuk menuntaskan permainan. Sehingga besok Rian dan Fajar masih harus berjuang untuk menuju sebuah kemenangan walaupun di depannya dirinya tahu bahwa lawan yang akan di hadapinya besok adalah bukan lawan yang mudah. Semakin banyak yang tersisih maka yang tersisa itu lah yang paling kuat.

"Tadi pas di game ke dua gue bener-bener gak fokus, sumpah. Kepancing emosi gara-gara si service judge" keluh Fajar kepada Rian ketika mereke berdua sedang beristirahat setelah barusan beberapa jam yang lalu mereka selesai bertanding.

"Tapi emang sih, si sercive judgenya kayak kurang teliti apa gimana" Rian menyahut dan membenarkan perkataan Fajar beberapa menit yang lalu kalau service judgenya hari ini kurang menguntungkan mereka berdua karena terlalu banyak service yang di fault.

"Iya kan? Gue tuh kalau lagi service tadi selalu inget jangan sampe lebih dari dada, perut malah. Tapi eh dasarnya service judge kurang asem aja. Kampret lah!" Fajar masih menggerutu.

"Iya udah, stop stop. Paham gue Jay" " Rian mencoba menghentikan gerutuan Fajar. Lagi pula mereka berdua toh sudah menang juga.

"Iya tapi anjir, ngeselin bat dah. Untung tadi di game ke tiga gue fokus lagi. Kalau gue tadi kalah nih ya,  udah gue sumpahin tuh orang matanya juling"

Rian tertawa tanpa suara mendengar partner mainnya di lapangan itu.

"Minjem hape lu dong" pinta Fajar membuat Rian harus memutar kepalanya

"Buat apaan?"

"Mau ngewhatsapp si Apri, suruh balikin power bank gue"

Bukannya langsung memberikan ponselnya, Rian malah bertanya kembali. "Hapenya emang kemana?"

"Koit" ucap Fajar enteng.

Rian pun meminjamkan ponselnya.

"Bukain dulu kuncinya napa Yan, dikira gue mau tebak-tebakan password hape lu apa"

Rian berdecak, dia mengambil kembali ponsel miliknya yang sudah ada di tangan Fajar untuk membuka kunci ponselnya.

"Udah nih" sambungnya setelah selesai.

Selagi Fajar mengetikan sesuatu di ponsel Rian, Rian sendiri menggigit-gigit kuku tangannya. Kebiasaan yang sering dilakukan ketika dirinya tidak memiliki kegiatan yang penting seperti sekarang.

"Nih cewek lu ngechat" tukas Fajar sambil memberikan kembali ponsel milik Rian karena telah selesai dengan tujuannya.

Rian menautkan kedua alisnya. Cewek? Dia gak punya cewek atau pacar.

Tangan Rian terulur menerima ponselnya kembali. Dengan cekatan jempolnya bekerja, membuka aplikasi Whatsapp untuk mengetahui siapa cewek yang di bilang Fajar.

Dita

Cie yang menang
Congrat!!
Maju terus pantang mundur
Bawa pulang tuh medali sama hadiahnya haha

Ternyata Dita yang mengirim pesan chatting kepadanya. Kemudian Rian mengetika sesuatu untuk membalasanya.

Rian

Alhamdulliah
Udah mendinga Ta?

Rian tau kalau Dita sudah pulang dari rumah sakit sejak kemarin dan sekarang perempuan itu tinggal di Bekasi, di rumah Bude Ani untuk sementara agar ada yang merawatnya ketika dalam proses pemulihan.

Rendezvous | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang