Saya dan Masa Lalunya.

84 15 0
                                    

Lahir di pinggiran ibukota serta tumbuh kecil di daerah yang di lintasi salah satu peranakan kali Ciliwung dan dekat dengan tempat dimana mantan gubenur ibukota mendekam dibalik jeruji.

Sempat membuat kisah masa kecil di tanah Dayak, di daerah yang terkenal dengan sotonya itu.

Lalu menikmati masa pertumbuhan di daerah yang terkenal dengan debus-nya dan di kota yang letaknya bisa dibilang lumayan dekat gunung api terkenal di Nusantara, yang ibunya bernama Krakatau.

Hingga sampai akhirnya, saya kembali ke kampung halaman dan menikmati masa remaja di tanah ibukota.

Di rumah, saya tinggal bersama seorang ibu yang parasnya begitu ayu bagaikan bidadari dan hatinya yang lembut bagaikan malaikat, dengan umur yang belum terlalu tua namun masih mempunyai semangat jiwa muda yang terus berkobar dalam diri beliau.

Sebuah keluarga yang dinafkahi seorang ayah yang kasih sayangnya terus mengucur lewat upayanya untuk banting tulang siang dan malam tanpa mengenal lelah, beralamat sebuah kantor di kota yang terkenal dengan gedung satenya itu.

Dan mempunyai seorang kakak yang bekerja sebagai pilot di salah satu maskapai ternama di Indonesia, yang dahulu kecil menjadi musuh bebuyutan saya sekaligus penyemangat saya mau menjadi seperti apa saya di masa mendatang.

Menjalani masa SMA yang didalamnya terdapat salah satu artis personil boyband cilik kebanggan anak remaja waktu itu, di salah satu sekolah swasta di bilangan Condet. Yang banyak dari warganya berwajah Timur Tengah dan di dalamnya ada saya, yang kata orang wajahnya seperti orang dari negeri Tirai Bambu.

Untuk remaja di kalangan SMA saya belajar, tidak ada yang spesial dari saya.

Yang rupanya waktu itu berwajah bulat lengkap dengan pipi yang kalau malu menjadi seperti kue mangkok, ditambah sepasang bola mata yang kalau tersenyum dan tertawa menjadi tak terlihat kemana mata itu berada, serta dihiasi rambut yang lurus namun didandani seoles pomade kebanggaan remaja waktu itu.

Diantara siswa yang lainnya, saya termasuk salah satu yang tertinggi sekaligus menjadi salah satu yang tergemuk diantara siswa yang lainnya.

Namun fisik saya waktu itu bukan hambatan untuk melengkapi masa SMA dengan cerita percintaan khas remaja.

Yang bisa dibilang, sebelum masuk SMA, saya menjadi salah satu anak lelaki yang dengan mudahnya mendapatkan seorang yang saya suka tanpa memikirkan apa yang mereka suka dari saya waktu itu.

Yang jelas kepercayaan diri seorang saya begitu besar waktu itu.

Kepercayaan diri yang besar itu menempel pada diri saya hingga saya mengenal seorang anak perempuan seangkatan saya di SMA. Yang menurut saya waktu itu paling menarik dari sekian banyak anak perempuan di angkatan saya.

Saking menariknya, obrolan chatting bahkan obrolan langsung pun saya dan anak perempuan ini menggunakan masing-masing nama, menggantikan "gue" dan "lo" yang kebanyakan remaja pakai.

Namanya juga anak muda, saya sampai diajak berkelahi dengan salah seorang senior saya, yang waktu itu kebetulan juga tertarik dengan anak perempuan yang sama dengan saya, dengan posisi saya yang berada di garis paling depan mendapatkannya.

Namun anak perempuan ini melarang saya dengan nada yang lembut untuk jangan berkelahi. Spontan saja, saya tak meladeni ajakan dari senior saya tersebut bukan dikarenakan takut, namun karena seorang yang saya suka inilah yang meminta pada saya.

Walaupun sejujurnya saya sedikit takut, hanya berlagak berani di depan orang yang saya suka.

Dan untuk pertama kalinya, setelah saya menyatakan perasaan, bukan iya bukan juga tidak, kejadian naas itu di sebut anak remaja, digantung namanya. Sampai akhirnya anak perempuan itu lupa untuk menjawabnya dan pergi.

Tak lama setelah saya dan anak perempuan itu menjadi asing. Saya bertemu dia, seorang yang sempat menetap di hati ini bertahun tahun lamanya, jauh sebelum peradaban mempertemukan saya dan kamu serta jauh sebelum saya mendengar nama kamu.

Bermula ketika seorang anak perempuan yang mengenakan rok biru tua di antara gedung SMA dan SMP yang bersebelahan, berpapasan dengan saya dan dia tersenyum lebar dengan bibir merah muda alami yang terpancar cerah ketika saya berpapasan dengan dia.

Semenjak kejadian itu, hampir 4 tahun lamanya saya mengejar hatinya dan menunggunya.

Selama itu pula, saya mencari pengganti dia. Namun selalu kandas di tengah jalan sebelum menjalin hubungan yang lebih jauh lagi dengan pikiran dan hati yang masih tertinggal di seorang bernama dia.

Luka yang waktu itu tak tau harus diobati dengan apa. Hingga akhirnya luka itu sembuh setelah beberapa malam yang harus saya lalui untuk melepasnya. Sungguh berat kala itu.

Di sisi lain, tak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya, dari dia, alasan mengapa saya waktu itu menutup rapat hati yang saya punya ini berasal.

Sampai saat saya berada di naskah Tuhan yang isinya ada nama kamu di dalamnya, yang begitu ajaibnya mewarnai kembali hidup ini yang terasa abu-abu.

Seorang yang bernama kamu, adalah alasan terbesar yang mengubah seluruh kehidupan saya hingga saat ini dari hal sekecil apapun itu.

Kamu adalah mukjizat dari Tuhan, yang diperuntukan untuk saya.

Namun hanya singgah untuk menanggalkan luka di hati dan memberi pelajaran berharga tentang kehidupan, lantas pergi dengan meninggalkan rekam kenangan yang begitu menusuk ingatan ini.

Saya jatuh cinta, namun kamu lupa ingatan.

Kamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang