Diskon

947 131 85
                                    

Sore hari di kota Tokyo, hiruk pikuk aktivitas jantung Negeri Sakura ini tidak pernah absen walaupun saat mentari sudah memutuskan untuk berganti shift dengan rembulan. Terlihat para pekerja kantoran yang memutuskan pulang agak awal alias bolos, sekelompok wanita yang ingin menjajakan uang yang mereka simpan untuk event atau membeli barang yang mereka inginkan, gerombolan anak geng berandalan yang menyatu dengan kegelapan lorong antar gedung, beberapa pasang kekasih yang bertukar afeksi di pinggir jalan, serta seorang pemain voli yang kelaparan dan kebingungan mencari sumber makanan di kota yang baru dia singgahi satu bulan terakhir ini.

"Uh, aku harus mencari makan dimana?"

Begitulah sekiranya yang sedari tadi diucapkan oleh setter SMA Karasuno, Kageyama Tobio, sambil berkeliling kota metropolitan ini sendirian. Dia harus berada di Tokyo selama beberapa bulan untuk mengikuti kamp pelatihan yang dia ikuti setelah mengalahkan SMA Shiratorizawa tempo lalu.

Dia bisa saja masuk ke restoran di sebelah kirinya, tapi dia harus pandai-pandai menggunakan uang. Lagipula dia sedang berada jauh dari rumah, akan gawat kalau dia sampai kehabisan uang padahal pelatihan belum selesai. Dia juga sudah diberi wejangan oleh orang tuanya, Papa Daichi dan Sugamama, ya orang tua dari Karasuno,

"Jangan boros, nanti kalau uangnya habis, papa gak mau transfer uang jajan buat kamu."

Lagipula mau habis atau enggak, Daichi bukan yang ngasih uang saku untuk Kageyama. Itu wejangan dari Papa Daichi, kalau wejangan dari Sugamama beda lagi, kayak gini kira-kira,

"Tobio, makan makanan yang sehat, jangan kebanyakan jajan es, nanti kamu sakit, mama jauh nak, nanti yang mandiin kamu siapa kalau kamu demam?"

'Karena tidak ingin membuat papa dan mama khawatir, maka aku akan mengingat dan menjalankan pesan dari papa dan mama.'

Tunggu, Kageyama! Bukankah ada yang aneh?

Seharusnya kamu tetap mandi sendiri, jangan jadi anak manja!

Oke, kembali ke Kageyama yang kelaparan di pinggir jalan. Kageyama masih bingung harus mencari makan di mana, dia bisa saja membeli bento di mini market, tapi kata Sugamama harus makan makanan yang sehat dan minum susu biar sempurna. Tapi untuk makan makanan yang seperti itu maka artinya dia harus membeli bahan makanan segar dan mengolahnya sendiri,

'Mama, Tobio kan gak bisa masak'

Begitulah teriakan dalam hati Kageyama.

Saat masih menyesali kenapa dia tidak belajar memasak sejak dulu, mata biru Kageyama menangkap papan promosi di depan restoran cepat saji.

"Diskon katanya? Wah, pas banget nih sama keadaan kantong dan perut. Maafin Tobio, Pa, Ma. Tobio nggak punya pilihan lagi." Kageyama segera memasuki restoran cepat saji itu dan meluncur mulus ke depan counter.

"Selamat sore, mau pesan apa?"

"Pesan paket Deal LovuLovu, kudasai."

Tidak segera menjawab maupun menyiapkan pesanan, pelayan itu malah memperhatikan Kageyama dengan seksama. Keadaan seperti ini membuat Kageyama merasa kalau dia salah kostum atau bahkan menguarkan bebauan tidak sedap.

Diskon Valentine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang