Bagian 3

34 11 0
                                    

"Lia! ngapain kamu disitu? Kenapa nggak masuk kelas? Kamu mau kemana bawa bawa tas? " tanya pak heri salah satu guru bp diSMA SENTOSA.
"Ohh KAMU TELAT?" lia hanya diam dengan muka datarnya
" ayo ikut bapak ke ruang BP!" Ucap guru bp itu sambil berjalan menuju ruangannya dan diikuti lia
"kamu tuh nggak capek.. apa telat terus. Lia... lia" gumam pak heri yang masih bisa didengar lia
"hmm" jawab lia. Pak heri hanya geleng geleng kepala mendengar jawaban lia.

**

"Duduk!" Lia hanya diam dan menuruti perintah pak heri, bu leni yang juga salah satu guru bp mendekat ke arah
Mereka.
" kenapa lagi lia?" Tanyanya halus "telat" jawab lia
" lia..lia..udah berapa kali kamu telat?"
"Kamu tahu kan kalau kamu sampai terlambat 10 kali maka orang tua kamu dipanggil?"
"Iya" jawab lia
"maaf pak bisa keluar sebentar saya saja yang mengatasinya" bisik bu leni ke pak heri
"baik bu" jawab pak heri kemudian meninggalkan ruangan.
"lia.. saya tahu masalah kamu, tapi jangan seperti ini.. kalau kamu malah banyak masalah disekolah bagaimana orang tua kamu akan kembali pada kamu, saya tau kamu itu pintar,cerdas,kapasitas otak kamu itu besar,maka dari itu tunjukkan pada orang tua kamu kalau kamu bisa sukses walaupun kamu jauh dari mereka" ujar bu lena lembut pada lia.
" percuma bu. Hukum saya saja. Sekalipun di panggil juga orang tua saya nggak mungkin kesini" jawabnya. "hmm.. baiklah, kamu saya hukum bersihkan perpus sepulang sekolah setelah itu minta tanda tangan di saya".
"sekarang kamu masuk kelas"
" baik bu."

*Skip

"Lu langsung pulang li?"tanya nita "Nggak. mau ke perpus dulu"
"ha? Tumben?"
"Dihukum"
"gagara tadi yang lu telat?"
" iyalah"
" yaudah gue balik duluan ya" ucap nita selesai membereskan barangnya yang di atas meja
" iya"
"hati hati kalo pulang ya li"
"hati hati jangan sampai lupa rumah lu" balas lia sambil terkekeh di akhiran katanya.

*Fyi, Anita puspitasari
Sahabat gue paling baek,jelalatan masyaallah,mulutnya nggak bisa direm, tapi dia yang paling perhatian ke gue kek kak Dion.

*Fyi, Anita puspitasariSahabat gue paling baek,jelalatan masyaallah,mulutnya nggak bisa direm, tapi dia yang paling perhatian ke gue kek kak Dion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* itu foto Nita ya guyss....

Di perjalanan ke perpustakaan, lia menghubungi kakaknya karena ia akan telat pulang.

KakDion.😍

Kak lia pulang telat. Kena hukum.

Kenapa? Telat?

Iy.

Yauda,hati hati ya😘

Bruk! Lia mendongak melihat siapa yang ditabraknya "lo! Lo jalan ya jalan bukan jalan sambil main hp! Lu kira ini jalan lu!" Sungut rayan. Seperti biasa gadis itu hanya menampilkan muka datarnya. "Kalo buku buku ini rusak lu mau ganti?" Ucap rayan memunguti buku buku yang jatuh dilantai dan di bantu lia. Rayan yang sadar akan bantuan dari lia segera mendongakkan wajah tampannya dan menatap wajah manis nan cantik lia "ternyata dia masih punya perasaan" batin rayan "dia cantik juga sayang jutek"lanjutnya. "eh apaansih" gumamnya yang tak bisa di dengar lia.
"Maaf" ucap lia lantas meninggalkan rayan yang terbengong dengan tingkah lia yang baginya sangat aneh.

"Assalamualaikum" salam lia masuk ke perpus yang tak ada orang satupun didalamnya.tak lama bu leni datang
"Assalamualaikum.." salamnya
"Waalaikum salam" jawab lia
"Udah lama li?"
"Belum bu"
"Yaudah kamu lanjutin kerjaan kamu bu leni mau meriksa laporan laporan ini" ucap bu leni dan menunjuk berkas berkas di depannya.

***

Setelah setengah jam lia bergulat dengan debu dan buku, akhirnya lia pun menyelesaikan pekerjaannya yang memang sudah selesai.
"Udah lia?"
"Iya"
"ini minum dulu, kamu pasti capek" "sebenarnya ibu kalo lihat kamu itu keinget sama anak ibu yang udah dijemput sama tuhan" ucap bu leni yang mendapat balasan kerutan di dahi lia dan tatapan bingung di kedua bola matanya
"maksudnya?"
"Wajah kamu...sifat kamu.. itu sama kaya sifatnya.. sayangnya tuhan lebih sayang sama dia" ucap bu leni dengan mata yang berkaca kaca.
lia yang melihat itupun merasa iba, dielusnya bahu gurunya itu " ibu.. boleh peluk kamu?" Mendengar itu lia langsung merentangkan kedua tangannya dan disambut dekapan erat oleh bu lena dan langsung menumpahkan tangisnya dibahu lia. "Makasih lia" ucapnya setelah melepas pelukannya tadi, lia yang diperlakukan seperti itu kembali merasakan sosok ibu walau hanya sekejap.
"Kamu kenapa?"
"Saya rindu sosok ibu" jawab lia setelah sadar dari keterpakuannya.
"Kalo begitu anggap saya sebagai ibu kamu" ucap bu lena sambil tersenyum hangat "kamu boleh cerita semuanya pada ibu, masalah kamu, impian kamu, segala apapun yang mau kamu ceritakan, kamu bisa cerita ke ibu" tambahnya dan mengelus bahu lia
"iya bu" ucapnya sambil tersenyum hangat
"makasih" lanjutnya dan kembali masuk kedalam dekapan bu lena.

*** setelah kejadian melankonis antara bu lena dan lia, lia pun pulang kerumahnya pada pukul 06.30 pm sesampainya dirumah, terdapat suara yang mengintrupsinya
" heh! Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang?" Lia hanya diam menatap wanita yang ada di hadapannya dengan tatapan dinginnya
"jadi gini kelakuan kamu kalo ada di rumah iya? Mau jadi apa kamu? JALANG? IYA? KELUAR MASUK RUMAH TANPA TAHU JAM? PAMIT SEKOLAH TERNYATA KAMU MAIN? MAIN KEMANA KAMU? KE CLUB? IYA? JAWAB KAMU ANAK SAMPAH!" Ucap yanti pada anak perempuannya
"masih ingat rumah? Apa peduli anda?" Jawab lia
" lia aku ibumu! Kau bisa hidup hanya karena uangku! Ingat segala fasilitas yang kau punya itu dari ku! Kau hanya benalu! Kau benalu yang hidup dalam keluargaku! Kau penyebab anakku meninggal! Kau pembunuh! Sampah!" Lia yang mendengar itu seketika matanya memanas dan melangkahkan kakinya ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya keras. Dia terduduk di balik pintu dan menangis sendiri didalam kamarnya.
Apakah aku serendah itu?
Apa aku memang benalu?
Apa sikapku seperti jalang?
Apa aku memang sampah?
Kenapa??
Kenapa aku nggak bisa seperti yang lain?
Kenapa hidupku harus begini tuhan?
Kenapa kau tak menjemputku saja?
Tuhan,apa aku tak pantas untuk bahagia?
Kalau memang benar jemput aku saja!
Salahkah jika aku memang menginginkan kebahagiaan?
Salahkah aku jika aku ingin di hargai?
Kenapa seperti ini?
Aku nggak kuat tuhan!
Bahkan orang yang melahirkanku menganggapku sebagai sampah,
Aku memang pembunuh.
Semua ini karena ku
Andai aku dulu yang meninggal semua pasti nggak akan seperti ini
Keluarga ini tidak akan seperti ini
Lea maafkan aku
Gara gara aku semua jadi kacau seperti ini.

Dion pov

Aku melihat ada mobil di garasi rumahku," mobil siapa ini? Apa mobil mama?" Gumamku.saat aku masuk aku mendengar teriakan" yang berasal dari dalam.

~~IYA? JAWAB KAMU ANAK SAMPAH!" Ucap yanti pada anak perempuannya "masih ingat rumah? Apa peduli anda?" Jawab lia
" lia aku ibumu! Kau bisa hidup hanya karena uangku! Ingat segala fasilitas yang kau punya itu dari ku! Kau hanya benalu! Kau benalu yang hidup dalam keluargaku! Kau penyebab anakku meninggal! Kau pembunuh! Sampah!"

Lia? Setelah mendengar itu aku pun langsung berlari masuk ke dalam rumah.
"Mama?" "Ada apa?" Tanyaku menyelidik seraya mengerutkan keningku.
"Sayang? Kamu udah pulang? Ayo makan kamu pasti lapar kan" ucap mama mengalihkan pertanyaanku. "Kenapa ma?" Tanyaku lagi.
"apa salah lia? Sampai mama segitunya sama lia?"tanyaku lalu meninggalkan mama yang wajahnya dipenuhi amarah.

Hay guyss😄😄

Dapet nggak feelnya?

Ini gue nulis sambil dicurhatin cecunguk cecunguk gue disekolah soalnya😂😂

Tunggu extrapart nya yaak😊😊

Jan lupa vote n comment😍

Jan jadi penikmat bisu yaa😄

BROKEN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang