~5~

57 5 0
                                    

"Kadang aku tidak bisa membedakan mana kebaikan dan mana kebodohan di saat bersamaan"

🍁🍁

Nura memasuki rumahnya dengan langkah lesu, ia benar-benar lelah dengan apa yang terjadi hari ini.

Ia masih sangat kesal dengan tingkah salman yang menyuruhnya ini itu dengan seenaknya,ya walaupun ia tau dirinya yang salah. Tapi tetap saja membuatnya kesal.

Dibantingnya pintu kamar dengan kencang. Nura berjalan menuju kasur dan berbaring disana. Matanya terpejam dengan satu tangannya menutupi kedua matanya.

Terngiang wajah dan omongan cowok itu di kepalanya. Cowok yang sering membuat konsennya hilang. Cowok yang selalu ada di mimpinya.

Katakanlah ia tidak waras, menjadi seperti bucin yang dilanda asmara.
"duh, hidup kok penuh drama sih!" jeritnya gregetan tanpa sadar menggigit bandal guling dihadapannya.

Tidak mau menjadi gila seperti ini, ia memilih segera mandi agar pikirannya kembali jernih.

Selesai mandi Nura berjalan menuju dapur, karena merasa tenggorokannya kering. Mamah dan papahnya juga hari ini tidak ada karena menghadiri pernikahan sepupunya.

Ia hanya bisa menonton tv tanpa minat diruang tengah,handphonenya pun seakan tak bernyawa tanpa notifikasi pesan masuk.

Jomblo yang menyedihkan...

Krukk.. Krukk

Nura memejamkan matanya seraya menghela nafas, mengapa perutnya lapar diwaktu yang tidak tepat, Hujan begini siapa coba yang mau keluar.

Mau tak mau Nura segera mengambil jaket di lemarinya dan membawa sebuah payung.Setelah menutup pintu Nura berjalan menuju depan gang, biasanya disana banyak pedagang kaki lima atau nasi goreng yang masih buka.

Jalanan tampak sepi,mungkin orang lain lebih betah bersembunyi dibalik selimut dengan cuaca dingin seperti ini.

Nura mengedarkan pandangannya mencari penjual nasi goreng, karena malam dan juga hujan yang cukup deras pandangan Nura sedikit susah.

Setelah ketemu iapun mendekatinya, tidak seberapa ramai.
"Bang,nasi goreng satu, pedes ya,"
Setelah mendapat anggukan dari pedagang, Nura duduk disalah satu bangku.

Matanya tak henti menoleh ke kanan dan ke kiri mencari apapun yang menarik. Dirinya tidak suka menunggu dan di tunggu adalah hal yang paling menyebalkan.

"Hai," Nura menoleh ke depan,kaget melihat di depannya ada seorang pria dengan topi hitam yang hampir menutupi wajahnya.

"Aldi, lo ngapain?" Masih ingetkan?aldi,mantan Nura waktu 1 tahun yang lalu. Tidak usah dijelaskan mengapa mereka pacaran dan putus, karena masa lalu itu artinya lewat tidak perlu mampir untuk sekedar diingat kembali.

"Ya lu pikir gue ngapain?" Tanyanya balik menaikkan satu alisnya.

"Ngutang!"

Aldi tertawa mendengar perkataan Nura walau itu sedikit menyebalkan.
"Ra, lu buka kartu as gua," ucapnya di sela tawa.

Nura hanya menggelengkan kepala melihat Aldi tertawa kencang tanpa memperdulikan orang-orang yang kini memperhatikan mereka.

"Neng nasi gorengnya," Mendengar pesanannya sudah jadi,Nura segera mendekat dan membayar pesanannya. Sebelum pergi Nura menyempatkan menegur Aldi yang dibalas senyuman manis lelaki itu.

Setahun yang lalu senyuman itu yang mengiringi hari-hari Nura. Ahh kenangan itu jadi datang lagi.

Karena tidak ingin terus berlama-lama diluar dengan cuaca yang semakin dingin Nura pun berlari tanpa perduli jika pakaiannya kotor terkena cipratan.

Ketos KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang