Honesty

10.6K 699 6
                                    

Elsya's pov

"Apa yang kau lakukan Shain?!"

Aku tersentak kaget saat tiba-tiba Shain menggendongku dengan bridal style, kedua tanganku reflek memeluk leher Shain erat.

Shain lalu menengokku, mengalihkan tatapan wajahnya dengan binar mata teduhnya yang menghangatkan suasana. "Menggendong mu" jawabnya singkat seperti biasanya

"Kau mau membawaku kemana?" tanyaku penasaran

"Nanti kau akan tahu"

Shain seperti teka-teki yang harus terpecahkan karena penuh kejutan, seperti wahana roller coaster yang membuat suasana hatiku naik turun dengan mudah.

Aku hanya bisa menghembuskan nafasku pasrah karena perlakuan tak terduga nya. "Baiklah" jawabku pasrah

Aku masih memperhatikan wajahnya yang sudah tak menatapku karena sekarang Shain adalah objek favoritku.

Kaki jenjangnya melangkah begitu ringan dan badannya masih tegap seolah tidak terbebani sedikitpun saat menggendongku.

Dapat kurasakan tangan Shain merengkuh tubuhku begitu kuat dengan tangan kokohnya.

Shain membawaku melewati lorong minim cahaya, tapi untungnya disepanjang jalan terdapat lilin yang berjejer menjadi cahaya penerang kami.

Diujung lorong dari kejauhan dapat kulihat pintu berwarna putih membuat fokus mataku tertuju didepan sana dan semakin mendekati pintu.

"Tolong bukakan pintunya nona Vein" pinta Shain lembut

Shain terdengar manis setiap ia memanggil nama margaku dan sukses membuat pipiku merona menahan malu.

"Serahkan padaku"

Setelah pintunya terbuka sontak pemandangan indah terpampang nyata membius mata, aku melihat taman hijau ditumbuhi bunga beraneka warna yang menenangkan perasaanku.

Aku tak menyangka di club seperti ini terdapat taman yang begitu indah dengan orang spesial yang menemaniku.

"Kau suka?" tanya Shain setelah mendudukkan ku di kursi taman

Aku seketika tersenyum hangat karena kejutan Shain. "Sangat!" jawabku bersemangat

Shain lalu duduk di sampingku dengan pandangan yang lurus ke depan.

Tatapanku teralihkan pada kupu-kupu yang berlalu lalang hinggap ke bunga menghisap madu manis didalamnya, semanis perlakuan Shain hari ini.

"Aku ingin melihat sunrise" ucapku memecahkan keheningan lalu Shain menengok ke arahku.

Shain tersenyum simpul dengan lesung pipinya yang menawan. "Tentu" sahut Shain setuju

Aku sontak bersorak senang dalam hati menunggu sunrise akan segera tiba.

Shain kembali menatap lurus ke depan, terlihat menikmati suasana tenang ini sepertiku.

Rongga pernapasanku dengan lancarnya menghirup udara segar ini, membuat beban di dadaku dengan sekejap berkurang.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya wajah sang surya perlahan muncul menampakkan keindahannya.

You're My Destiny Gxg ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang