Berkas sinar membantu mata Minhyuk menangkap siluet di sekelilingnya. Punggungnya terasa sakit. Dia menggigil kedinginan dan menggosokkan pipinya pada helain rambut yang terasa hangat.
Minhyuk mengerang di antara sadar dan tidak. Telinganya berdengung.
Lalu gelap lagi.
--
Pipi Minhyuk basah. Dia menggeliat tidak nyaman dan mendapatkan kesadarannya. Changkyun masih berbaring tenang. Wajahnya pucat dan mengembuskan napas lambat-lambat.
Tangan Minhyuk bergerak. "Kyunnie!" dia membisikan panggilan lemah.
Tidak terdengar jawaban. Minhyuk bernapas dengan ketakutan. Dia takut Changkyun tidak bangun dan berhenti bernapas.
"Changkyun!"
Tangan Minhyuk menepuk pipi Changkyun. Beberapa kali hingga Changkyun bergerak lemah. Matanya terbuka dan tertutup, memfokuskan pandangannya pada Minhyuk.
"Er ..." Changkyun mengerang lemah, kesakitan.
"Bangun! Tetap jaga kesadaranmu!" Minhyuk mendekatkan bibirnya ke telinga Changkyun. Berharap suaranya yang serak dan lemah mampu di dengar Changkyun.
"H..yu ... ng ..."
"Ne," Minhyuk mengangguk. Menggerakkan tangannya mengusap wajah Changkyun. Membersihkan darah kering di wajah Changkyun dengan air hujan yang terciprat masuk.
"Sa ... kit," Changkyun berbisik. Dia masih berada di antara sadar dan tidak. Pandangan matanya tidak fokus.
Minhyuk mencoba menyamankan posisi duduknya. Masih dengan membungkuk dia menempelkan pipinya di pucak kepala Changkyun. Mereka sama-sama kedinginan. Sama-sama terluka. Minhyuk melingkarkan tangan kirinya yang sakit melintang di atas dada Changkyun. Mencoba mendekapnya.
Hening untuk waktu yang lama. Saling mencoba menjaga kesadaran.
"Hyung," Changkyun memanggil. Suaranya terdengar lebih jelas. Membuat Minhyuk mengembuskan napas yang entah sejak kapan tertahan dengan lega. Tapi sedetik kemudian kengerian kembali menyusupi Minhyuk ketika Changkyun terbatuk dan memuntahkah seteguk darah lagi.
Bahu Minhyuk menegang. Rintihan Changkyun terdengar bergema dalam kepala Minhyuk dan membuatnya meneteskan air mata.
Siapapun, tolong ...
Tolong Changkyun. Aku akan menukar segalanya demi dia, kumohon ...
"Hyung ... sa ...kit,"
"Bersabarlah, pertolongan akan segera tiba," Minhyuk berujar. Walaupun pada kenyataanya Minhyuk tidak yakin. Dia tidak bisa menemukan gadgetnya di manapun hanya dengan cahaya remang-remang dari lampu nun jauh di atas.
"Tetaplah sadar," Minhyuk menyambung. Dia menggigil kedinginan. Begitu juga Changkyun. Mereka meringis sakit di waktu yang hampir bersamaan.
"Changkyun," Minhyuk memanggil setelah sekian lama terdiam.
" ... "
Minhyuk mengangkat kepala. Menatap wajah Changkyun dengan mata tertutup.
"Tidak," Minhyuk hampir berteriak.
Dia menggunjang tubuh Changkyun dengan tenaganya yang tersisa. Mencoba membangunkan pemuda itu dari pingsannya.
"Jangan," Minhyuk terisak. Dia mendekap kepala Changkyun lebih erat sambil mengusap rambut dan terus memanggilnya. "Changkyun, bangunlah!"