Malam natal di tahun 2018. Kemungkinan besar kursi-kursi gereja akan lebih cepat terisi penuh dibandingkan dengan ibadah mingguan pada umumnya.
Saya berencana berangkat dari rumah sekitar satu jam sebelum ibadah dimulai, namun mendapatkan transportasi online pada saat itu ternyata tidak mudah. Sambil menunggu, saya bilang sama Tuhan, "Tuhan, plis sisain satu kursi yang di dalam ya, terserah deh dimana aja, yang penting di dalam ya Tuhan".
Singkat cerita, akhirnya saya baru bisa berangkat dari rumah sekitar 30 menit sebelum ibadah dimulai. Selama perjalanan, saya sempat berpikir "ah udah jam segini, jangankan dapet kursi di dalam.. sampai gereja tepat waktu alias nggak telat aja udah bersyukur banget nih."
Tidak lama setelah itu, saya pun sampai di gereja. Benar saja, ternyata sebagian kursi-kursi di luar atau halaman gereja sudah terisi. "apa kabar kursi-kursi yang di dalam gereja kalau begini ceritanya nih? ah tapi coba masuk dulu aja deh, siapa tahu masih ada satu kursi", kata saya dalam hati. Akhirnya saya melangkah dengan iman dan masuk ke dalam gereja untuk mencari satu kursi yang semoga masih tersisa.
Setelah sampai di pintu masuk gedung gereja, kemudian saya melihat dari kejauhan pun memang kursi-kursi yang ada di dalam gereja sudah terisi penuh. Namun, entah mengapa saat itu saya tetap melanjutkan langkah saya ke dalam gereja untuk mencari satu kursi kosong. Langkah saya pun terhenti di pinggir salah satu deretan kursi untuk memastikan bahwa memang sudah tidak ada kursi kosong lagi.
"Tuhan, udah penuh nih di dalam gereja, nggak apa-apa deh, aku duduk di luar aja. Nanti duduknya yang paling depan aja deh di halaman biar tetap kelihatan yang di dalam gereja", kata saya dalam hati. Setelah itu, saya berniat untuk keluar gedung dan mencari tempat duduk di halaman gereja.
Namun, sebelum satu kaki saya melangkah mundur ke belakang atau baru mau mengangkat salah satu kaki saya tetapi belum terjadi, tiba-tiba ada yang menepuk pundak saya dari belakang. Kemudian saya menengok ke belakang dan ternyata ada seorang wanita yang tiba-tiba muncul di belakang saya dan berkata, "dek, kamu cari satu kursi ya? Saya ada satu kursi di sebelah saya. Kamu ikut saya ya."
Seriously, saya speechless. "Ya Tuhan, malaikat dari mana lagi ini? Thank GOD!", kata saya dalam hati sambil mengikuti langkah kaki kakak ini menuju tempat duduknya. Ajaib! ternyata memang benar adanya, masih ada satu kursi kosong di sebelah kursi kakak ini. Bahkan, letak kursinya pun berada di area favorit saya setiap saya beribadah di sana. Barisan kursi ini pun letaknya persis banget di belakang kursi paduan suara malam itu. Wah! ini sih bukan hanya sebuah kursi kosong, melainkan juga kursi kosong yang terbaik karena saya jadi bisa melihat dan mendengar lebih dekat paduan suara di malam yang spesial ini, yaitu malam natal."
Saya benar-benar merasakan bahwa Tuhan Yesus selalu menolong tepat waktu-Nya. Tidak pernah terlambat atau terlalu cepat, karena tepat sebelum satu kaki saya melangkah mundur ke belakang, kemudian tiba-tiba muncul si kakak berhati malaikat yang tak bersayap ini. Terima kasih ya kak.
Tuhan Yesus itu baiknya suka kelewatan deh, padahal saya cuma minta satu kursi kosong, namun ternyata malah dikasih satu kursi kosong yang terbaik. Thank GOD.
P.S:
Terbaik menurut kita, belum tentu yang terbaik menurut-NYA.
Terbaik menurut-Nya pasti yang terbaik untuk kita.
Tuhan Yesus Mengasihimu
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjalan Bersama Tuhan
Spiritualsemua kisah yang tertulis bukanlah tentang saya, melainkan tentang seorang Pribadi yang setia berjalan bersama saya. Mengingatkan tentang kebaikan dan penyertaan-Nya dalam perjalanan hidup saya, hingga detik ini. selamat membaca.. Tuhan Yesus rindu...