XII | LILY

5.1K 837 423
                                    


"Are you sure about this?"

Pemuda itu menghela napas sambil memamerkan senyum.

"Hidup harus terus berjalan, bukan? Dan ini sudah menjadi pilihan terbaik saya."

Wanita paruh baya berkacamata di hadapannya spontan mengangguk sembari membuka berkas berisi catatan klinisnya.

"Baiklah. Jika terjadi sesuatu, jangan ragu untuk menghubungi saya, paham?"

"Tenang saja, Dok."

"Lagipula, kau ingin berlibur kemana?"

"Hmm keliling Eropa? Entahlah, otak saya hanya butuh istirahat."

"Berapa lama kau akan pergi?"

Pemuda berkulit pucat itu segera bangkit dari kursi lalu meneguk sisa teh nya.

"Tenanglah, ini hanya liburan biasa."

"Sudah pamit pada orangtuamu?"

Dia tersenyum lagi sambil memandangi kekosongan dalam cangkirnya.

"Of course, Mrs. Alana. Dan terimakasih banyak sudah mengambil peran orangtua saya selama belasan tahun ini. Kau lebih dari seorang psikiater, kau penyelamat hidup saya."

Wanita itu kemudian bangkit dan memeluk pasien yang telah dirawatnya seperti putra nya sendiri.

"Berjanjilah untuk mengunjungi saya secepatnya."

"Tentu. Tapi saya akan berkunjung sebagai tamu, bukan pasienmu lagi."

Keduanya tertawa.

"Ezra, remember, she's not the only girl in this world. You'll find better, allright? Take care."

"You too, Mrs."

Pemuda itu kembali ke kediamannya, bersiap untuk mengejar jadwal penerbangannya dalam dua jam.

"Selamat siang, Tuan," pria dalam balutan jas itu masih nampak gagah sekalipun tiada sehelai rambut hitam pun di kepalanya.

"Siang, Mr. Ben." Dia adalah asisten pribadi Ezra Havael.

"Tuan, ini ..." Mr. Ben menyodorkan beberapa lembar cetakan foto.

"Who is he?"

"I don't know, but I believe they were really close to each other."

Lelaki berparas bak pangeran itu berhenti memindai foto - foto di tangannya saat melihat kedua objek investigasi-nya selama ini tertangkap basah tinggal di apartemen yang sama. Dia langsung merobek semua foto itu.

"Thats it. I'll kill him."

"Please calm yourself, Sir."

"Cepat katakan, siapa bedebah ini?!"

"Sejauh pemantauan tim kita, mereka bersekolah di universitas dan tinggal di apartemen yang sama. Kemungkinan besar, mereka memutuskan untuk kohabitasi."

"Kohabitasi? Cih. Yang benar saja. Perintahkan tim saya untuk menjemput di bandara malam ini."

"Baik, Tuan."

"Koper saya sudah di mobil?"

"Sudah, Tuan."

"Baiklah kalau begitu, this is for our farewell party."

Dibukanya Chateau Lafite 1787, salah satu anggur termahal yang diproduksi di perkebunan Eropa Barat.

"Cheers." Suara gelas beradu menjadi satu - satunya bising yang menjamah ruangan itu.

The Devil Wears Bandana [DAY6 YoungK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang