Siapakah gerangan yang menulis kata-kata menggelikan seperti ini? Aku bingung dan bertanya-tanya. Kepalaku sempat bergeleng-geleng layaknya orang merinding, spontan sudut bibir atas bagian kanan terangkat dengan sendirinya. Aku merasa jijik, heran. Kok di jaman sekarang masih ada yang main beginian?
"Hahahahahaha"
Aku pun tak kuasa menahan tawa, hingga membuat Bu Kantin penasaran tentang apa yang aku tertawakan.
"Opo to ndhuk?"
Tanya Mbok Iyem dengan logat jawa yang khas dengan medoknya.
"Enggak papa Mbok"
Jawabku sambil cengengesan.
"Eeiittt. Pasti lagi mikirin cowok yooo"
Tebak Mbok Iyem bercanda.
"Hahaha, enggak kok Mbok, cuma inget hal lucu aja. Hehehehe"
Mbok Iyem memang sangat akrab denganku. Kadang kalo lagi ada masalah aku curhatnya sama Simbok. Aku sudah menganggap Mbok Iyem seperti ibuku sendiri. Simbok orangnya asik, nggak kaya emak-emak lain yang suka nge-gosip, beliau lebih suka mendengarkan ceramah Mamah Dedeh dari pada omongan tetangga yang suka pedes pedes panas kaya seblak level 62. Simbok juga enak diajak ngobrol, Simbok orangnya lucu, nyambung banget kalau diajak bercanda. Mantul betul Simbok Sutiyem. Hehehehe...
"Oy"
Suara dari kejauhan. Tak lama aku pun segera mengetahui asal suara itu.
"Apa?"
Tanyaku datar sambil memperhatikan Agus dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Dari mana kamu? Rambut kaya abis kecebur got, keringet kaya abis lari maraton, baju keluar kaya tukang parkir pasar, nyeker lagi!"
Omelku saat melihat Agus yang baru datang dengan nafas patah-patah.
"Aus nih, beliin minum napa!"
Agus duduk sambil kipas kipas pake kemeja yang dipakainya.
"Beli aja sendiri!"
"Eh, Ndit, liat deh. Kayanya tali sepatu kamu lepas. Benerin gih,"
Aku pun segera menengok tali sepatuku yang ternyata memang lepas. Males mau nali, aku memasukkan tali itu di samping mata kaki.
"Mbok, kayanya Simbok harus beli gelas baru deh, soalnya gelasnya bocor tuh"
Agus laporan sama Simbok sambil ketawa-ketiwi.
"Nggak usah beli, kalo bocor ditambal aja di Mang Ocat".
Jawab Simbok dengan senyum yang selalu ada di bibirnya.
"Ih, Aguuus!!!"
Aku memandangnya sinis.
"Kalo minum mah minum aja,
nggak usah nyalahin gelas. Pake fitnah gelas bocor,""Simbok lagi, Mang Ocat mah tambal ban, masak iya suruh nambal gelas,"
Aku pun ikut ketawa-ketiwi akhirnya.
"Ciee yang disuruh nutup pintu..... tapi..... dari luarrrr.. ahahahaha"
"Bodoamatt!"
Jawabku dengan mengangkat kedua alis. Karena aku nggak bisa kalo ngangkat cuma satu alis.
"Kayaknya kamu murid paling sakti deh. Cuma kamu yang berani kentutin Pak Uddin, wkwkwkwk"
"Hahaha, ya mau gimana lagi. Abis aku udah kesel banget sama itu guru. Tiap kekelas pasti ada aja yang bikin aku maju. Mana aku paling nggak bisa sama matematika"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia
Genç KurguDaun yang jatuh tidak pernah menyalahkan angin, begitulah hati yang jatuh, ia tidak pernah menyalahkan cinta💕