Part 1 : Realita Seorang Detektif

417 91 87
                                    







Suara bising dari klakson kendaraan, musik dari tempat-tempat hiburan malam, dan hujan, menjadi teman kedua pria itu malam ini. Sudah sejak pagi, keduanya masih betah berlama-lama didalam mobil yang jika dilihat, mungkin siapapun enggan untuk mengatakannya sebagai sebuah mobil yang layak.

Sampah makanan, bekas kaleng minuman, bungkus camilan, dan beberapa pakaian kotor berserakan didalam mobil itu. Hampir seperti keduanya telah tinggal didalam mobil itu selama berbulan-bulan lamanya.

"Ah, punggungku sakit". Keluh salah satu dari mereka. Pria itu berpipi bulat dengan wajah yang imut, rambutnya dicat sedikit kecoklatan seperti seorang idol. Kamuflase yang bagus bagi seorang detektif seperti mereka. ia meregangkan kedua tangannya keatas lalu bergerak memijat tengkuknya sendiri.

Pria disebelahnya tidak bergeming, kedua manik mata elangnya awas mengamati tempat yang memang menjadi fokus mereka.

"Hyung, kau yakin ia akan muncul sekarang?, kita bahkan sudah mengintainya selama dua hari, tapi tidak sedikitpun ada tanda kehidupan didalam rumah itu"

Akhirnya pria itu menyerah, ia menoleh sejenak lalu kembali fokus menatap rumah yang menjadi fokus pengintaian mereka.

"Meskipun bersembunyi didalam celah tembok, bukankah seekor tikus tetap butuh makan". Gumamnya, tak lama sebuah senyum yang lebih mirip seringai menghiasi wajahnya. "Kena kau"

Pria berpipi gembil disampingnya ikut menyeringai, keduanya bertatapan bertukar kode, lalu bergegas keluar dari mobil secara bersamaan.

"Lama tidak bertemu seungri-sshi"

Pria yang sebelumnya duduk dikursi kemudi kembali menyeringai, memamerkan senyum mematikannya. Senyum yang tetap terlihat tampan, sesuai dengan proporsi wajahnya yang seperti aktor.

'Shit!'

Umpat pria bernama seungri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Umpat pria bernama seungri. Ia adalah seorang mucikari sekaligus salah satu pelaku perdagangan wanita dan anak-anak yang biasa beroperasi disekitaran seoul. Sudah berulang kali ia keluar masuk penjara, itu sebabnya hampir semua polisi mengenalnya.

"Ya! jangan lari!". Seru pria berpipi gembul. "Sial, aku baru selesai makan malam". Umpatnya sambil berlari sekencang-kencangnya. Keduanya mengambil arah yang berbeda agar lebih mudah menyergap seungri.

Seungri berlari menyusuri lorong panjang diantara gedung-gedung klub malam dan pertokoan yang ada disekitar situ, sesekali ia menoleh kebelakang untuk memastikan jaraknya dan pria detektif yang mengejarnya cukup jauh.

Nafasnya tersengal, ia tak habis-habis mengumpat karena kedua polisi itu tidak juga jera membuntutinya. Siapa yang sangka mereka berdua akan tetap berdiam disana selama dua hari. Seungri yang kelaparan tidak memikirkan itu.

"Ah sial!"

Ia terus berlari, memasuki lorong-lorong persimpangan yang lebih sempit.

Brukk!

POLICE LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang