-2-

320 49 0
                                    

Namamu (Fullname), hanya seorang siswi  yamg menjalankan kehidupannya layaknya siswa lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namamu (Fullname), hanya seorang siswi  yamg menjalankan kehidupannya layaknya siswa lainnya. Hidup seperti itu sudah kau jalani bagimu. Namun, ada sebuah keinginan dibenakmu dan tak akan pernah terwujud.

Keinginanmu ialah ingin pergi ke dimensi lain, bertemu dengan karakter yang kau sukai dan hidup berdampingan dengannya.

"Sepertinya enak ya ke dunia anime. Aku ingin sekali bertemu dengan husbando-ku dan kawan-kawannya. Kalau bisa pacara dengan husbando-ku."

Saat ini, kau sedang menatapi layar ponselmu yang menampilkan sebuah sebuah anime ditayangkan. Temanmu juga sama melakukak persis yang kau lakukan.

Salah satu temanmu—Rani terkekeh-kekeh, "(Name), mengkhayalmu ketinggian banget."

Rani hanya menggelengkan kepalanya sebab ucapanmu yang tidak cukup masuk akal. Ia memang sangat maklumi dirimu yang terlalu bodoh dan terlalu mengkhayal.

"Haha, betul tuh. Maklumin aja yang masih jomblo saat ini, masih mengharap yang tidak ada." Liana kini bersuara, lalu tertawa kecil.

Kau mendengus kesal, "Ketawa aja terus, emang kalian tidak merasa kalau kalian masih jomblo. Sadar diri, jangan ejek temannya dong kalau gitu."

Hasilnya mereka terdiam, sepertinya mereka sangat tertohok mendengar perkataanmu. Kau memasang wajah masam mengingat kelakuan sahabatmu.

Kau menekan tanda off pada tayangan di ponselmu. Beralih mengambil sebuah earphone yang berada dalam saku celana jeans yang kau kenakan. Earphone-mu kau pakaikan di sepasang telingamu lalu mencolokan kabel earphone ke ponselmu dan memutarkan playlist lagu yang kau simpan di ponsel

"Yah, cemberut dia," ujar kedua sahabatmu serempak.

Lalu sahabatmu saling mengobrol tanpa mempedulikan kau yang sedang kesal.

Tak lama kemudian, ada sebuah notifikasi chat di layar ponselmu. Kau melihatnya dengan kebingungan, sebab kau tidak mengenali nomor tersebut.

Akhirnya, kau membuka pesan dengan ragu-ragu.

Unknown: Hai, kau tidak perlu tahu aku siapa. Namun, aku bisa mengabulkan impianmu. Impianmu itu ingin masuk ke dunia anime, apakah benar.

Makin kesini, makin menambah kebingungan dipikiranmu. Memangnya bisa dengan sebuah chat yang tidak kau kenal bisa terwujud. Kau meremehkan pesan tersebut dan kau berpikir tidak akan menjadi kenyataan jika aku mengiyakan.

Sebuah ide dibenakmu, membuatmu sumringah. Kau ingin iseng menjawab pesan itu dengan mengetik kalau aku ingin kedua anime KnB agar bisa bertemu Aomine, mungkin aku bisa mem-bully orang itu kalau jadi kenyataan.

Memang benar. Kalau begitu aku ingin ke dunia anime Kuroko no Basket dan aku ingin bersekolah di Touo. Bisa, 'kan.

Unknown: Baiklah, kau akan berada selama 5 hari disana. Maka, pejamkan matamu dan impianmu akan menjadi kenyataan.

Kau menuruti perintah pesan bernama Unknown itu, matamu terpejam sesaat. Lalu, kelopak matamu terbuka perlahan dan membuktikannya.

Kau membelalak melihatmu berpindah dimensi sekarang, memang sekarang kau berada ditaman, tapi ini bukan taman yang kau kunjungi bersama teman-temanmu tadi.

"Eh, ini dimana?!"

Dan begitulah asal muasal kejadian yang menimpa dirimu dan sebelum kau berada di dunia anime yang kau suka.

•••

"Huh, akhirnya dapat rebahan juga." Kau menjatuhkan dirinya ke kasur empuk dan melepaskan lelah saat kau tersesat tadi.

"Benar-benar tidak bisa dipercaya."

Kau terus mengingat kejadian yang menimpamu. Ada rasa penyesalan yang kau rasakan saat ini. Seharusnya aku tidak akan meremehkan pesan tak masuk akal itu. Kata serapah dan kasar kau keluarkan karena kekesalan pada orang yang memberi pesan kepadamu.

"Kesel juga jadinya. Seharusnya aku tidak meminta ke tempat ini, terus juga ketemu si aho. Coba saja aku minta sekolahnya di Shuutoku, Kaijo, Seirin, apalagi Rakuzan. Tidak bakal aku mengeluh seperti ini. Kalau tidak di anime Haikyuu atau yang lainnya gitu," tuturmu.

Tapi, si Unknown memberikan segala informasi yang membantumu di dimensi ini. Untung saja di mengirimkan pesan kalau tidak, mungkin kau lebih jauh kesasar di sana.

Kau mengeluarkan ponselmu dan memainkan sebuah video game kesukaanmu, "Sudahlah, aku tidak ingin mengungkitnya lagi."

Tak lama kemudian, sebuah permainan yang kau mainkan sudah mencapai titik terang.

"Yeay, menang." Kau melemparkan ponselmu sembarang dikasur. "Hmm, terus aku mau ngapain sekarang?"

Terdengar sebuah teriakan di luar pintu kamar, "(Name)! Tolong bukakan pintu rumah depan. Sepertinya ada tamu yang akan datang kesini."

Teriakan tersebut berasal dari wanita paruh baya yang sama tinggal dirumahmu, Mamamu.

"Iya, Ma!" balasmu.

Kau berjalan mengarah pintu depan dan membukakan pintu tersebut, sebenarnya kau enggan menuruti perkataan Mamamu. Tapi, kau melaksanakan, takutnya nanti aku dikeluarkan dari rumah kalau aku tidak mematuhi ucapannya.

"Siapa sih, 'kok ada tamu di malam hari ini." Kau membukakan kenop pintu itu.

"Kau lagi!"

Teriakan lantang terdengar dan membuat terpejam dan menutup kedua telingamu, kalau tidak mungkin kau bisa tuli saat dini.

"Eh, kau si aho!"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𓍯 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐭𝐨 𝐌𝐞𝐞𝐭 | A. Daiki 【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang