Semenjak Yoongi hamil, Jimin selalu menjadi sosok suami serta calon ayah yang sabar.
Sebagai contoh:
1. Yoongi berksperimen masakan apapun selalu dia makan dengan senyuman walaupun keesokan paginya dia memutuskan untuk tidak masuk kerja karena perutnya terkena sembelit.
2. Selalu menuruti apapun perkataan Yoongi, bahkan selalu mengalah saat mereka bertengkar demi kesehatan sang jabang bayi. Walaupun dia merasa kekesalannya sudah mencapai batas, tapi dia tetapkan dalam hati untuk selalu bersabar.
3. Selalu mecari dan memenuhi keinginan calon ibu dan si anak dan rela bangun tengah malam sampai tidak tidur.
Itu hanya tiga diantaranya, dan masih banyak yang lain. Maka karena mengalami itu semua Jimin selalu berharap bahwa sang anak akan selalu menuruti apa perkataan Jimin dan selalu patuh terhadap kedua orang tuanya.
.
.
.
7 tahun berlalu, si kecil Yoonji yang dulunya masih ada dikandungan dan selalu Yoongi bawa kemana pun kini sudah pandai beceloteh banyak hal dan berlari riang kesana-kemari. Beda dengan Yoonji beda lagi dengan Jimin. Semenjak kelahiran Yoonji, Jimin merasa bahwa sang anak adalah anak yang super-duper nakal dan sangat berbeda dengan anak dari teman-temannya.
"Yoonji cepat pakai bajumu dan sarapan! Yoonji harus segera berangkat sekolah sayang" teriak Yoongi dari dapur yang sedang membuat kopi untuk sang suami.
"Tidak mau!! Aku tidak mau makan bersama Daddy! Aku tidak mau makan dengan ayah kukang!" Jimin yang baru saja duduk ditempatnya hanya tersenyum kecut.
"Aku juga tidak mau makan bersama anak monyet tau!!" balas Jimin teriak dengan tidak kalan kencangnya dan berhasil membuat Yoonji menangis.
"Hueee Mommy!! Yoonji dibilang anak monyet sama ayah kukang"
"PARK JIMIN"
*****
"Aku pulang" sapa Jimin seraya memasuki rumah dan mendapati sang anak sedang bermain lego di depan tv. Jimin yang melihat sang anak sedang serius dan berceloteh sendiri pun menghampiri dan memberi kecupan di pipi kanan Yoonji.
"Ish..." Jimin menyerngitkan dahi, anaknya kenapa? Bukannya memberikan kecupan selamat datang kepada Jimin malah memicingkan matanya pertanda kesal.
"Loh... ada apa dengan matamu Yoonji? Kau sakit mata? Mau Daddy belikan Insto?" pertanyaan Jimin hanya dibalas dengan sekenanya oleh Yoonji.
"Daddy bau! Aku tidak suka!" bak disambar petir, Jimin melongo mendengar jawaban sang anak.
Bau katanya?! Bau?! Bahkan sang Istri sangat suka bergelung manja dipelukan sang Suami yang baru ulang kerja karena aroma Jimin menenangkan dan saat ini dibilang bau?!
Poor harga diri Jimin.
"Daddy baru pulang kerja loh, baru pulang mencari uang untuk Yoonji. Masa dibilang bau?"
"Memang Daddy bau! Daddy bau parfurm tante Seulgi, Yoonji tidak suka" sebentar, bau parfurm tante Seulgi? Jimin berfikir, kok bisa ya bau Seulgi...
Setelah beberapa menit berpikir, Jimin teringat bahwa tadi di kantor Seulgi sedang berjalan dengan membawa setumpuk dokumen melewati WC di lantai ruangan Jimin, tidak tau bagaimana tiba-tiba Seulgi tergelincir, karena refleks Jimin meraih pinggang Seulgi dan menahan Seulgi agar tidak terjauh tadi. Tapi kok parfurmnya kenapa menempel di bajunya ya? Dan bagaimana Yoonji bisa tau ini parfurm Seulgi?!
"Err.. Bagaimana Yoonji tau ini bau parfurm tante Seulgi?" tanya Jimin hati-hati.
"Bagaimana Yoonji tidak tau! Bahkan Taejung pun tau ini bau tante Seulgi, karena anak tante Seulgi yaitu Minjung selalu memakai parfurm ini kalau sekolah. Sumpah deh Dad! Yoonji sampai mual mencium baunya, dan sekarang Yoonji harus mencium parfurm tante Seulgi dari tubuh Daddy?! Eww" Jimin yang mendengar penjelasan Yoonji hanya bisa mengusap tengkuknya belakangnya.