Tes
Tes
Tes
Laki laki manis dengan perawakan mungil itu memandang keluar jendela, memperhatikan tetesan air hujan yang kian mereda. Matahari kini sudah hampir tidak nampak karena hari mulai menjelang malam.
Laki laki tersebut menatap nanar pantulan samar dirinya dari jendela yang kini basah terkena hujan.
Dirinya kini tidak mengenali sosok yang ia tatap sedari tadi.Siapa kamu?
.
.
.
Dengan langkah gontai ia memasuki dapur dan mengambil susu di kulkas, lalu menuangnya diatas gelas.CKLEK.
BRAK.
"mulai lagi"
batin jeongin seraya menjongkokkan badan bersembunyi dibalik meja berniat bersembunyi dari sosok yang mulai mendekat dan meneguk santai susu yang tadi tertunda untuk ia minum.
"JEJE!"
Jeongin sedikit tersentak dengan teriakan sang ayah yang menyeruak memenuhi ruangan.
"JEONGIN!!!!"
Mendengar suara menjauh jeongin yakin ayahnya itu pasti menuju ke kamarnya. Sekali lagi ia meneguk santai susu yang masih tersisa banyak itu.
"ANAK SIALAN! LU DIMANA BAJINGAN"
Laki laki paruh baya itu murka yang tidak menemukan dimana letak putranya itu.
Sekali lagi Jeongin tersentak hingga menumpahkan sedikit susu yang kini berhamburan dari mulutnya menetes pada dagu dan lantai.
"tch. Sial" umpatnya dalam hati
Ketika ia sibuk menyapu susu yang tumpah di dagunya, tanpa ia sadari sang ayah memasuki dapur dan memutari meja menemukan Jeongin yang tengah berjongkok bersembunyi.
"ANAK SIALAN! DIPANGGIL PANGGIL KAGA NYAUT! DASAR ANAK HARAM! "
Lelaki itu berteriak sembari menjambak dan menyeret pria perawakan mungil itu dan membantingnya keras kearah kulkas.
BRAK.
"ssshh," jeongin meringgis
Tanpa memperdulikan anaknya ia mulai menghantam kepala Jeongin pada laci yang tengah terbuka setengah yang membuat jidat lelaki manis itu mengeluarkan darah.
"JADI ANAK GATAU DIUNTUNG! DIPANGGIL PANGGIL MASIH AJA SANTAI SANTAI! BANGSAT! "
PLAK
Lelaki itu menampar pipi Jeongin hingga ia tersungkur.
"AISHH! MEREPOTKAN SAJA"
Seru nya sembari membawa beer dikulkas dan menuju kamarnya.
"tch. "
Jeongin tertawa remeh dan bangkit menuju kamarnya untuk mengobati luka pada kepalanya.
.
.
.Kini lelaki manis itu terbaring di atas kasurnya,sesekali meringgis karena luka dikepalanya dan bibir yang sedikit terkoyak karena ulah ayahnya.
Hal tersebut bukan menjadi hal yang baru untuk Jeongin. Perlakuan kasar dan siksaan fisik hampir setiap hari ia rasakan. Jeongin sudah terbiasa oleh perlakuan tersebut semenjak ibunya meninggal saat ia berumur 8 tahun, kurang lebih 10 tahun yang lalu.
Ayahnya depresi dan melampiaskannya pada alkohol dan berimbah pada penyiksaan pada anaknya sendiri. Kini jeongin menjadi dingin, masa bodo pada orang lain, terlampau santai karena kini ia tengah mati rasa..
.
.
.
Jeongin mengerjapkan matanya dan menarik selimut yang kini menenggelamkan seluruh badannya.
Mentari semakin terang memaksa lelaki manis itu untuk segera bangun dan bersiap siap untuk pergi kesekolah."hari menyebalkan yang lainnya"
Ia mulai mendudukan badannya dan meregangkan badannya sembari menguap seakan membalas malas mentari yang sejak tadi mengelus elus pipinya. Tak berselang lama ia mulai memasuki kamar mandinya.
Tbc.
.
.
.
.
.
.
.
.
Heii gayss ini pertama kalinya aku nulis huhu semoga suka yaaaa
Jangan lupa vote sama comment.
It means a lot!!!
Ohiya chapter ini gaada Hyunjinnya huhu syedih, next capt pasti adaa!!!
💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Save Me • Hyunjeong || COMPLETED
FanfictionLangit gelap bergemuruh tidak memperlambat langkah laki laki berparaskan tampan yang tengah menjepit sebuah rokok di antara kedua belah bibirnya sambil meraba raba saku celana seragam sekolahnya yang tengah ia kenakan. "Tch. sial" langkahnya terhen...