Bagian 1

3K 55 1
                                    

Piagam, medali, dan piala terlihat banyak terlihat di kamar seorang wanita. Dia adalah Karin Dahlia, seorang sekretaris eksekutif di perusahaan kosmetik Aline Corp. Dia sudah bekerja disana selama 3 tahun, 6 bulan, 10 hari sebagai sekretaris dan tidak pernah berganti posisi. Dia adalah seroang sekretaris handal dan cekatan. Mempunyai tubuh yang tinggi semampai dengan paras yang cantik ditambah rambutnya yang panjang tergerai indah.

Pagi ini, suara alarm sudah terdengar dari ponselnya. Karin yang masih terlelap pun langsung bangun melakukan aktivitas rutinnya seperti biasa. Langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan badan dan pikirannya. Lalu berdandan simple namun tetap menawan untuk memulai harinya seperti biasa.

Malam ini ada acara makan bersama dengan para sekretaris di perusahaan Aline Corp.

“Selamat, mbak Karin. Akan menjadi sekeretaris eksekutif yang baru.” Ucap Silvi, salah satu rekan sekretaris Karin. Karin yang mendengar itupun merasa sedikit tersanjung dan malu.

“Eii, jangan gitu ah. Itu kan belum pasti.” Ucap Karin mengelak.

“Ah mbak Karin ini. Jabatan itu pasti jadi milikmu, Mbak.” Ucap Alea, “Lihat, direktur utama kita yang lama juga sudah pensiun dan sekeretaris eksekurif yang lama sudah mengundurkan diri karena akan menikah. Sekarang, dibagian kesekretariatan, kau adalah kandidat yang paling cocok. Jadi jabatan itu pasti menjadi milikmu.” Lanjut Alea.

“Aigooo...kita bahkan belum tahu siapa direktur utama yang baru. “ ucap Karin masih mengelak.

“Eii, bagaimanapun, saat direktur utama baru itu mulai bekerja besok, kau pasti menjadi sekretaris eksekutif yang baru besok. “ Ucap Silvi lagi. Karin yang mendengar itupun hanya bisa tersenyum dan mereka melanjutkan acara makan malam mereka.

Keesokan harinya, Karin sudah rapi pagi-pagi sekali karena hari ini Direktur Utama yang baru akan datang.

Karin POV

“Selama aku dapat melalui hari ini, aku akan berhasil menyingkirkan status lamaku. Aku akan menghadapi saat-saat paling spektakuler dalam karirku.” Batinku sambil bersiap-siap.

Setelah memastikan semuanya rapi, akupun tersenyum di depan cermin siap menyambut hari ini. Tiba-tiba ada pesan masuk diponselku. Aku pun membacanya.

“Huh?” ucapku terkejut dan aku langsung bergegas menuju kantor dengan berlari.

“Bagaimana mungkin? Siapa yang mengirimkan pesan ini?” batinku dengan masih berlari menuju kantor.

“Komisaris mengalami kecelakaan saat berseluncur. Dan masih belum diketahui apakah beliau sudah meninggal atau masih hidup. Tidak adanya konfirmasi mengenai keadaan sebenarnya, tidak boleh ada berita yang bocor.” Itu adalah isi pesan yang kuterima tadi hingga membuatku panik seperti ini Hei! Bagaimana aku tidak terkejut. Hari ini ada pertemuan penting antara komisaris dengan klien. Apa yang harus aku lakukan?

Saat aku tengah terburu-buru menuju kantor, ada telefon masuk dan aku langsung mengangkatnya,

“Halo? Benar. Saya sudah menerima pesan itu. Kabar itu datang tiba-tiba, saya belum bisa memastikannya. Saya juga berpikir hal itu bisa saja sebuah ancaman atau pemerasan. Baik. Begitu saya mendapat kabbar, saya akan memberi informasi kepada semua orang.” Setelah mengucapkan itu. Aku pun mematikan ponselku.

Beberapa detik kemudian, ponselku berbunyi lagi.
“Halo? Apakah ini perusahaan penerbangan? Dapatkah saya meminta bantuan untuk mengecek detail penerbangan seseorang? Seseorang bernama Ari Wibowo”

Akupun menghentikan langkahku tiba-tiba, “Hal itu sudah dikonfirmas kemarin bahwa beliau tidak ikut dalam penerbangan dari Swiss?” ucapku mengulang untuk memastikan. Penelfon diseberangpun mengiyakan dan itu sangat membuatku terkejut. “Baik, Terimakasih” ucapku dan lagsung mematikan ponselku.

My Boss to My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang