Hari demi hari telah dilalui, liburan yang dinantikan pun telah dijalankan dan akan segera berakhir, di mana segala kegiatan sekolah dan pekerjaan akan kembali menjadi rutinitas sehari-hari. Kini Melvan dan Keyzia telah kembali ke Indonesia, mereka sedang berada di apartementnya untuk menikmati sisa hari liburan yang hanya tinggal satu hari lagi.
"Key, ini tuh masih libur.... beresinnya besok aja..." keluh Melvan yang dari pagi melihat Keyzia sibuk membereskan isi dari koper-koper mereka. "Ga bisa Van, besok kita bakalan tambah repot ga akan keburu. Lagian juga besok kita uda mulai sekolah kan..." jawab Keyzia yang tidak menyetujui keluhan Melvan, dan ia pun terus membereskan seluruh isi yang ada di koper-kopernya. "Van, bantuin keq" pinta Keyzia yang melihat Melvan malah asik dengan hpnya sendiri di sofa ruang tengah. "Iya, iya... bentar kagok nih gamenya ga bisa di pause" jawab Melvan yang masih fokus dengan game di hpnya. "Hmmm... game terusss... ga pusing apa tuh mata." celoteh Keyzia iseng sambil mengeluarkan pakaian-pakaian kotor dari tasnya. Untung sebagian besar pakaian kotor mereka telah dicucikan oleh madam Merry saat di Paris, jadi cucian Keyzia tidak banyak. "Ya engga lah, kalo liat pelajaran baru pusing" jawab Melvan sambil fokus pada game di hpnya. Malas menjawab omongan Melvan yang dianggap tidak penting, Keyzia kembali membuka koper selanjutnya.
"Ya uda sini mau dibatuin apa?" tanya Melvan yang tiba-tiba sudah ikut duduk dilantai samping Keyzia. "Kamu bantuin bongkar koper itu aja yang isinya makanan sama oleh-oleh, tolong pisahin mana makanan kamu sama makanan yang bukan, nanti aku tinggal pisahin yang punya aku sama buat oleh-oleh anak-anak besok." ucap Keyzia sambil menunjuk sebuah koper besar yang ada di dekat Melvan. "Ok, sayang" ucap Melvan dengan senyuman penuh semangatnya, sontak membuat Keyzia menoleh, tidak percaya dengan indera pendengarannya. "ngomong apa tadi?" tanya Keyzia yang takut salah dengar. "Ok, sayangnya Melvaannn..." ucap Melvan dengan sedikit teriak dan dilebih-lebihkan ucapannya. Pastinya membuat Keyzia kaget dan juga malu yang akhirnya hanya bisa diam menatapp Melvan dengan wajah meronanya. "Cieee... yang malu... pipinya merah tuh...." goda Melvan yang melihat pipi Keyzia bersemu merah karena malu. "Melvaannn..." teriak Keyzia sambil menutupi kedua pipinya dengan tangan. "Udah ga usah malu, kan kita uda saling sayang. Biasain panggil sayang gapapakan." ucap Melvan sambil menurunkan tangan Keyzia yang menutupi pipi meronanya. "Bodo" jawab Keyzia sambil mengalihkan pandangannya dan kembali membereskan koper dihadapannya masih dengan sedikit grogi. Melihat hal tersebut membuat Melvan tersenyum dan mengusap rambut Keyzia sebagai ungkapan gemas dan sayangnya.
Setelah cukup lama membereskan koper, akhirnya semua koper telah kosong dan isinya sudah tertata pada tempat yang seharusnya. "Key, ini oleh-oleh buat anak-anak aku pisahin di sini." ucap Melvan sambil memberikan beberapa makanan untuk dibawa besok ke sekolah. Sesuai perjanjian mereka sebelum libur, kalau semuanya akan bawa oleh-oleh makanan untuk dimakan bersama. "Van, koq cuman bawa dua coklat sama dua biskuit ini aja?" tanya Keyzia bingung karena seingatnya kemarin mereka beli banyak sekali makanan untuk oleh-oleh, tapi sekarang Melvan hanya memberikan dua dus coklat untuk oleh-oleh para sahabatnya. "Ga rela ngasih si Frans sama Landry banyak-banyak, yang lainnya kamu kasih pribadi aja ke sahabat-sahabat kamu." jawab Melvan yang ternyata tidak mau memberikan banyak makanan untuk Frans dan Landry. "Koq kamu pelit sih sama Frans dan Landry? Mereka kan sahabat kamu Van" tanya Keyzia sekaligus menegur Melvan yang pelit kepada dua sahabatnya. "Mereka tuh mau dikasih makanan satu truk juga ga akan ada kenyangnya, kasian nanti yang lainnya cuman dapet sedikit." jawab Melvan meyakinkan Keyzia. "Ya udah kalo gitu, tapi mereka ga akan protes kita cuman kasih ini aja?" tanya Keyzia yang khawatir mereka akan protes karena hanya diberi dua dus coklat saja. "Ngga lah, besok juga pasti makanannya banyak banget. Udah ga usah dipikirin, itu urusan aku besok kalo ada yang protes." jawab Melvan kembali meyakinkan Keyzia, bahwa tidak perlu ada yang dikhawatirkan selama ada Melvan di sampingnya semua akan beres.
"Sekarang mau ngapain nih?" tanya Melvan yang sedang bingung mau melakukan apa. "Beresin buku buat besok sekolah aja dulu." ucap Keyzia sambil menuju kamarnya. "Yah Key, kan ini masih pagi..." keluh Melvan. "Biar sekalian beres Van..." ucap Keyzia mengingatkan. "Ya udah, tapi kalo uda beres kita pergi yu..." ajak Melvan yang merasa bosan di apartement. "Pergi kemana Van?" tanya Keyzia memastikan. "Kemana keq, yang penting refreshing otak sebelum besok mulai sekolah" jawab Melvan dengan semangat. "Ya udah sana beresin bukunya, sejam lagi kita berangkat, sekalian makan siang di luar aja biar kamu ga cape masak." ucap Melvan sambil mengacak rambut Keyzia lalu berjalan ke kamarnya untuk siap-siap, karena Melvan tidak mungkin membereskan buku sekolah, karena dia jarang bawa buku ke sekolah. Paling bawa agenda, satu buku tulis, dan tempat pensil yang berisi satu pulpen dan satu pensil saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
Teen FictionKeyzia Adiputra Seorang cewe berumur 16 tahun yang memilih untuk berpenampilan nerd dan memiliki asumsi bahwa : Mencintai itu adalah hanya kata bualan untuk membuat target mabuk terbuai setelah itu terjatuh, sakit, dan akhirnya dicampakan. Orang-ora...