Jarek duduk karena dia harus melepaskan piyamanya. Vio masih terus menggulum bibir Jarek. Dia menghisap bibir Jarek bergantian. Lidah mereka saling membelit, Jarek pun tangannya bergerak melepaskan piyama tidur Vio. Vio kembali mendorong tubuh Jarek agar kembali tidur. Ciuman Vio turun ke rahang Jarek, dan leher Jarek. Tangan Vio menarik-narik ujung dada Jarek. Ciuman Vio turun ke leher, dia pun mencium leher Jarek hingga meninggalkan jejak disana. Ciuman itu pidah kepudak Jarek, dan Vio kembali meninggalkan jejak merah di pundak Jarek.
Ciuman dan gigitan-gigitan kecil Vio terus turun kedada Jarek. Vio menjilat ujung dada Jarek, menghisapnya dan memainkan lidahnya di sekitar ujung dada Jarek. Desahan Jarek begitu sensual dan tarikan di rambut Vio pun semakin erat. Membuat Vio samakin memainkan lidahnya di ujung dada Jarek, dan menghisapnya kuat.
Desahan Jarek kembali terdengar, membuat Vio semakin bersemangat. Ciuman, gigitan kecil Vio berikan sambil menyelusuri lekuk tubuh Jarek. Satu tangan Vio sudah menarik celana piyama Jarek. Vio tersenyum karena milik Jarek sudah tegak. Ciuman Vio semakin turun, hingga wajah Vio kini sudah berada di depan milik Jarek. Vio mengecup puncak milik Jarek kemudian dia mulai memasukkan milik Jarek ke mulutnya. Tidak semua dia masukkan. Hanya ujungnya saja, Vio memainkan lidahnya untuk menggelitik ujung milik Jarek. Satu tangannya memijat buah zakar Jarek. Sedangkan satu tanganya lagi bermain di miliknya sendiri. Milik Vio belum terlalu basah, jadi dia mencoba membangkitkan lebih gairahnya.
Vio menghentikan aktifitasnya, fikirannya melayang kemana-mana. Terutama ke arah Lia. Takut, Vio takut jika dia kurang memuaskan Jarek. Lia, lia sudah ahli dalam melakukannya. Sedangkan Vio hanya mengikuti insting dan film biru saja. Jarek membuka matanya ketika tak ada gerakkan dari Vio.
Jarek duduk dan melihat Vio yang hanya duduk diam dan menundukkan kepalanya.
"Ada apa hmm...?"
Vio masih diam tak menjawab.
"Sayang..." Panggil Jarek lembut sambil mengangkat dagu Vio, agar dia bisa melihat mata dan wajah Vio.
"Aku...."
"Iya, kamu kenapa sayang."
"Aku..." Vio masih diam cukup lama.
"Kamu kenapa sayang. Katakan, katakan saja apa yang mau kamu katakan. Jangan Ragu hmm..."
"Apa kamu puas dengan apa yang aku lakukan?" Tanya Vio takut-takut.
Jarek tersenyum, kemudian membelai pipi Vio.
"Aku selalu puas dengan apapun yang kamu lakukan. Kamu tau apa yang aku mau."
"Mas..."
"Apa hmm...?"
"Apa hanya dengan sex kamu mencintai aku?"
Jarek menghembuskan nafasnya, pertanyaan seperti ini lagi. Terkutuklah pertanyaan itu. Pertanyaan yang membuat Afsheen terlahir prematur.
"Apa kamu ragu?"
Vio tidak menjawab, dia hanya menundukkan kepalanya.
"Gak perlu kamu ragu, cukup jalani dan rasakan. Apa semua yang kita lewati selama ini, masih kamu anggap kalau aku mencintai kamu karena sex?" Tanya Jarek dengan lembut namun syarat akan ketulusan yang mendalam.
Jarek menggenggam kedua tangan Vio erat. Vio mendongakkan wajahnya dan menatap mata Jarek.
"Dengar sayang... Cukup kamu disampingku, sempurnakan langkah ku, untuk menyusuri waktu. Cukup kamu disamping ku berjalan bersama ku, pastikan kamu bahagia." Ucap Jarek kemudian mencium punggung tangan Vio dengan lembut.
"Apa kamu gak bahagia saat melewati semuanya dengan aku?" Tanya Jarek.
"..."
Tak ada jawaban dari Vio, membuat Jarek berfikir Vio berkata Ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Story
RomanceArea 21++ dan sudah menikah terdapat kata" kasar dan adegan Vulgar. Harap yg belum memenuhi kriteria, menjauh dari lapak ini. Jika masih membaca jangan di resapi, atau pun di contoh. Cukup dibaca saja. Hanya kisah kehidupan pernikahan Muhammad Irsya...