Satpam Kiriman-Nya

59 6 0
                                    

Siang itu, saya sedang makan bersama teman saya di salah satu mall di Jakarta. Kebetulan saat itu tempat makan tersebut tidak begitu ramai. Hanya ada saya dan teman saya, serta seorang Ibu dengan dua orang Bapak di meja yang tidak jauh dari meja kami.

Sambil menunggu makanan kami datang, mata saya tidak sengaja melihat ke meja tempat Ibu tersebut makan. Saya kaget! Karena Ibu tersebut sedang asik merokok. Saya tidak mempermasalahkan tentang merokok itu boleh atau tidak boleh apalagi soal benar atau tidak benar. Bukan kapasitas saya memberi penilaian. Tetapi yang jadi masalah adalah ibu tersebut merokok di tempat ber-AC. Bahkan tidak jauh dari tempat duduk Ibu tersebut ada plang yang bertuliskan "Dilarang merokok di tempat ini".

Kemudian saya dan teman saya berencana pindah ke tempat makan yang lain, namun karena pesanan kami sudah datang maka kami tidak jadi pindah. Teman saya khawatir karena beberapa hari lalu, saya baru saja sembuh dari salah satu penyakit saluran pernapasan. Dokter pun menyarankan saya untuk tidak terpapar asap rokok atau asap kendaraan dulu untuk sementara waktu sampai paru-paru saya benar-benar sembuh.

Akhirnya, saya berdoa dalam hati, "Tuhan, kalau memang Ibu itu masih tetap merokok, semoga asapnya nggak masuk ke paru-paru kami yang ada di ruangan ini. Evi baru sembuh Tuhan, plis nggak mau ke dokter lagi, Amin". Kemudian saya dan teman saya kembali melanjutkan makan.

Tidak lama kemudian, saya mendengar suara ribut-ribut dan saya spontan menengok ke arah meja ibu tadi. Jujur saya shock! karena tiba-tiba di meja tersebut sudah ada sekitar 5 orang satpam yang menegur Ibu tadi karena merokok di ruangan ber-AC. Saya dan teman saya berusaha melihat dari meja tempat kami makan untuk mengamati apa yang sedang terjadi di meja Ibu tersebut.

Akhirnya, setelah semua petugas keamanan itu pergi, saya mendengar Ibu itu berbicara dengan cukup emosi ke salah satu temannya "itu siapa sih satpam? Lebay amat ngerokok doang pakai segala disamperin. Kayak nggak ada kerjaan lain aja. Lagian tiap hari kan gue makan di sini sambil ngerokok juga. nggak apa-apa kok biasanya." Kemudian kedua temannya pun terlihat berusaha menenangkan Ibu ini.

Mungkin karena masih terbawa emosi, ibu ini pun memanggil salah satu penjual di tempat makan tersebut dan bertanya "Pak, itu satpam lantai mana sih? Biasanya saya nggak pernah disamperin kayak tadi lho! Malu saya. Saya kan sering ke sini terus ngerokok juga, biasanya juga nggak apa-apa". Bapak ini pun menjawab "Saya nggak tahu Bu, tapi tadi bukan satpam mall sini. soalnya selama kerja di sini, saya juga belum pernah lihat mukanya satpam tadi. Seragamnya aja juga beda kok sama satpam di sini. Nggak tau deh satpam dari mana tadi itu Bu".

Pengalaman kali ini membuat saya dan teman saya speechless, karena kami benar-benar merasakan pertolongan Tuhan tepat waktu-Nya. Bahkan dengan cara yang ajaib. Saya cuma bisa berkata dalam hati "Thank GOD, you save me again, again and again".


P.S:

Sebagai manusia, setiap dari kita pasti punya masalahnya masing-masing.

Berjalan bersama Tuhan, tidak berarti kita tidak akan punya masalah, melainkan dari masalah tersebut kita akan mengalami banyak pertolongan Tuhan karena masalah adalah bahan baku untuk terjadinya mujizat Tuhan.


Bukankah kita baru benar-benar butuh pertolongan ketika kita berada dalam masalah?


Tuhan Yesus Menyertaimu

Berjalan Bersama TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang