42(2)

45 6 0
                                    

Dinda membaringkan badannya, merentangkan tangannya di atas kasur.

"Lo sebenarnya kenapa sih?"tanya Rana heran melihat sahabatnya ini selalu kesakitan di bagian kepalanya.

"Kenapa apanya?"tanya Dinda bingung, mengambil posisi duduk menghadap Rana.

"Lo sakit?"tanya Rana mengabaikan Pertanyaan Dinda.

"Ngak"jawab Dinda singkat. Dia belum bisa menceritakan penyakitnya sekarang,ini bukan waktu yg tepat. Rana sedang berbahagia bukan? Lalu kenapa dia harus membuat Rana khawatir dengan keadaannya?.

"Jujur deh"desak Rana.

Dinda mengabaikan Rana,berjalan menuruni kasur dan mengambil gitarnya. Kemudian berjalan kembali menaiki kasur lagi dan memetik senar gitar.

"Gue lagi banyak kosakata dan mau bicara panjang. Jadi,kita nyanyi?" tanya Dinda

Rana hanya mengangguk dan mulai bernyanyi saat tahu judul lagu dari hasil pendengarannya.

Dinda menatap Rana tersenyum, Rana begitu indah dipandang mata. Sahabatnya ini mampu membuat dirinya seakan menjadi lelaki yg sedang jatuh cinta kepada seorang perempuan. Oke,Dinda mulai gila. Dinda masih tersenyum, Matanya menyimpan setiap lekukan wajah Rana.

Gue harap Revan bisa jagain lo saat gue pergi nanti, gumamnya pelan

"Lo salah lirik bego"umpat Rana mendengar gumanam Dinda.

"Mulut lo"sentak Dinda tidak suka mendengar umpatan Rana.

"Maaf"Rana menunjukkan deretan giginya

"Lagian gue gak nyanyi tadi"

"Lah,jadi dari tadi gue sendiri yg nyanyi?"

Dinda mengangguk.

"Kamvret"umpat Rana lagi melempar bantal yg ada di pangkuannya.

"gue gak hapal liriknya"kata Dinda kesal, melempar kembali bantal itu kepada Rana

"Dinda,Rana kenapa kalian belum tidur?"teriak Tina dari ruang tamu yg sedang menonton televisi.

"Iya ma"balas Rana berteriak.

"Selamat malam Rana"kata Dinda cepat meletakkan gitarnya di atas meja dan tidur.

"Yaelah, baru juga jam 21:15 lo udah Tidur"ejek Rana.

Dinda tidak menjawab, melanjutkan tidurnya. Sebenarnya dia tidak tidur, dia hanya ingin mengistirahatkan kepalanya yg kembali berdenyut, menyebalkan bukan.

"Hmm, Din?"panggil Rana menggoyangkan tubuh Dinda

"Dinda"panggilnya lagi semakin menguncang tubuh Dinda dengan kuat.

"Hmm"jawab Dinda singkat meluruskan badannya menatap Rana sekilas dan menutupnya lagi.

"Liat gue dulu"Paksa Rana membuka mata Dinda.

"Ngomong aja"keluhnya merasa risi

"Liat gue"Paksa Rana

Dengan malas Dinda membuka matanya dan melihat Rana dengan malas.

"Besok, gue boleh ke sekolah sama Revan gak?"tanya Rana hati²

"Hah?"

"Ih,makanya liat gue"paksa Rana lagi membuka mata Dinda

"Apaan sih?"bentak Dinda sedikit keras.

"Lo kok malah ngebentak gue sih?"

"Gue mau tidur"Dinda mengabaikan pertanyaan Rana dan memilih tidur kembali

Friend? Don't Leave Me(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang