Kinal's POV
Untuk pertama kalinya aku telat ke kantor. Heran mengapa aku bisa bangun kesiangan. Padahal aku sudah memasang alarm, ditambah alarm alami dari teriakan Mama. Sepertinya aku terlalu lelah setelah semalam bermain basket di lapangan komplek.
Dengan cepat aku memasuki area parkir. Cukup lama mencari hingga aku bisa menemukan tempat yang kosong. Aku buru-buru berbelok untuk segera parkir, namun dari arah berlawanan sebuah mobil juga menghampiri tempat kosong tersebut. Tempatnya cukup untuk dua mobil memang, jadi aku memilih mengalah dan membiarkannya masuk terlebih dahulu.
Aku mengambil tas kerja di kursi belakang, merapikan pakaian dan memeriksa make up, lalu segera keluar dari mobil. Berjalan terburu menuju lobi.
"Pagi Pak Ahmad," sapaku pada satpam, meletakkan tas kerja pada alat scan.
"Pagi Mbak Kinal, tumben telat," sapanya balik.
"Hehe iya Pak, kesiangan." Aku segera mengambil tas yang baru saja keluar dari alat scan.
"Aduhh!"
Sepertinya hari ini memang aku kurang beruntung. Setelah telat, kini aku malah menabrak orang.
"Eh sori Mbak." Aku ikut berjongkok, membantunya membereskan kertas yang berserakan. Kuserahkan kertas itu padanya. Ia tersenyum ramah, namun sedetik kemudian wajahnya berubah kaget, sama sepertiku.
"Lo?!" "Lo..?!!" Ucap kami secara bersamaan.
Sial, kenapa aku bisa bertemu wanita ini di sini?
"Lo ngikutin gue ya?"
Mendengus kesal, ia segera merebut kertas yang sejak tadi kusodorkan padanya. "Sori ya, tapi lo nggak sepenting itu sampe gue harus ngikutin lo segala." Ia berkata dengan sinis.
"Kinal."
Aku menoleh, mendapati Pak Aqsa tengah berjalan ke arahku.
"Pagi Pak," sapaku.
"Pagi. Oh iya, kalian udah kenal ya?" Pertanyaan Pak Aqsa membuatku menoleh pada wanita itu.
"Enggak Pak, saya nggak kenal," balasku.
"Oh saya pikir kalian udah saling Kenal. Carissa ini pegawai baru di sini, kebetulan satu departemen sama kamu Nal."
"Apa?!" "Apa??" Lagi-lagi aku dibuat terkejut.
Aku menoleh padanya yang juga sedang menatapku. Sepertinya hari ini benar-benar hari sialku.
***
Carissa's POVAnd here I am, di sebuah kantor yang sudah kuidam-idamkan sejak lama. Sejak selesai sidang, aku memang sudah apply lamaran di sini, sebulan lalu aku dipanggil untuk interview. Dan yah, aku diterima.
Hari ini adalah hari pertamaku bekerja, namun kejadian tak terduga terjadi. Aku bertemu dengan wanita yang tak sengaja kutemui di club sekitar dua minggu lalu. Dan sialnya, ternyata aku berada pada departemen yang sama dengannya.
Sejak tadi ia bersikap dingin. Bahkan tak mau berkenalan denganku. Ya, sebetulnya aku juga tak sudi berkenalan dengannya.
Aku masih terus mengikutinya, hingga kami masuk ke dalam lift. Ia menekan angka lima pada jajaran tombol lift.
Beberapa orang yang berpapasan dengan kami menyapanya, dan disapa balik olehnya dengan tak kalah ramah. Hei, kenapa ia bersikap ramah pada orang-orang, sedangkan padaku ia menjadi super jutek?! Ya ya aku maklum, sepertinya ia masih marah padaku akibat kejadian di club waktu itu.