"Masih di MOS (Masa Orientasi Siswa) aja udah melanggar aturan, baju dikeluarin, pake sabuk aja ngga sesuai aturan sekolah ini. Kalau begini bisa-bisa kalian semua (1 Regu/kelas) tidak akan di terima di sekolah ini!!" Bentak salah satu anggota OSIS yang kala itu membimbing gua saat MOS. Saat itu gua baru saja masuk SMP dan sedang mengikuti masa orientasi siswa tersebut, dan di hari terakhir MOS itu salah satu anggota OSIS memaki gua dan ketua regu yang bernama viola. Bahkan saat itu viola sampai nangis saat OSIS sialan itu bilang 1 regunya itu tidak akan di terima di sekolah tersebut. Karena awal mula masalah itu ada di gua, karena saat itu seragam gua ngga rapih, ngga sesuai dengan peraturan sekolah tersebut dan berdampak ke semua siswa baru di regu itu. Disitu gua merasa bersalah dan mulai menenangkan sang ketua regu yang sedang menangis, tiba-tiba ke-empat OSIS yang kala itu membimbing kami dengan serempak mengucapkan "This Prankkkkk!!! Kalian semua lulus dan mulai besok resmi menjadi siswa baru di sekolah ini". Seisi kelas yang tadinya sedih karena tau dirinya tidak lulus tiba-tiba saja bergemuruh berteriak-teriak senang, tapi gua biasa aja. Memang begitu sikap gua, pendiam tapi suka bercanda dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
-Besoknya-
Baru saja masuk sekolah gua sudah akrab dengan teman sebangkuku yang bernama Reza. Namaku sendiri adalah Aldi. Gua dan Reza sepakat taruhan buat dapetin salah satu cewek yang sekelas dengan kita, namanya Rara. Setelah perjanjian taruhan di buat, pada detik itu juga gua giat deketin Rara. Suatu hari gua iseng buat surat cinta, karena memang waktu itu sedang zamannya surat-suratan. Selesai buat surat tiba-tiba Reza langsung rebut surat cinta itu dan di berikan ke Viola sang ketua kelompok pas MOS kemarin yang sekarang 1 kelas denganku. "Sial lu!! Itu kan harusnya buat Rara" bentak gua. "Hahaha 1001 cara udah gua siapin bos buat halangin elu dapetin Rara" balas Reza dengan dihiasi tertawa jahatnya. Ngga lama Viola menghampiriku "Ini serius di?" Ucap Viola yang menaikan sebelah alisnya, karena memang isi surat itu adalah pernyataan cinta yang harusnya buat Rara. Nasi sudah menjadi bubur jadi gua jawab "Iyah Vi" satu kelas bersorak berteriak "TERIMAAAAA!!!". "Mampus gua, kalo gini caranya bisa kalah taruhan" gumam gua dalam hati. Viola kembali duduk ke bangkunya dengan diam seribu bahasa, mungkin dia malu dan tidak tau harus jawab dan berbuat apa. Besoknya pas gua datang ke kelas tiba-tiba saja ada surat ntah dari siapa pengirimnya, tapi isi surat itu tertulis bahwa pengirim juga jatuh cinta padaku dan bersedia menjadi pacarku. "Apa mungkin ini dari Viola?" Batinku kebingungan. Gua lirik Viola dia hanya tersenyum penuh arti, "what the fuck!!! Ini beneran dari Viola" tapi gua diamkan surat itu karena sejujurnya gua sedikit jatuh hati dengan Viola. Satu hari itu gua dan Viola diam tanpa tegur sapa.
Seminggu kemudian selepas pulang sekolah, Viola menghampiriku dan berusaha menghilangkan egonya demi menanyakan kepastian dari surat kemarin. "Di? Kamu sebenarnya bener mau jadi pacarku atau ngga? Kenapa pas kemarin aku kirim surat balasan cinta kamu malah tidak pernah menegur sapa aku?" Ucap Viola di heningnya kelas karena memang semua teman kelasku sudah pulang hanya menyisakan gua dengan Viola. "Jadi bener itu surat darimu? Kemarin aku bingung siapa pengirim surat itu karena memang kamu ngga cantumkan namamu kan disurat itu" balasku pura-pura bingung. Viola tersenyum dan menjawab "hehe Iyah di sebenarnya aku suka kamu pas kamu hibur aku saat OSIS sialan itu prank kita semua sampe aku nangis, disitu aku ngerasa nyaman aja di tenangin sama kamu, jadi mulai sekarang kita pacaran?" "Mampus!!! Kalo gini caranya siap-siap gua jadi pembantunya si Reza selama seminggu" batinku. Yasudah lah terlanjur basah "kalo kamu bersedia aku sangat mengharapkan itu semua terjadi" balasku, dan mulai dari situ gua dan Viona Resmi pacaran, dan pastinya gua juga resmi jadi pembantu s kampret Reza selama 1 Minggu di sekolah karena gua kalah taruhan.
Tidak lama setelah kita resmi pacaran, bertemulah dengan hari istimewanya, yaitu hari ulang tahunnya. Gua pun berinisiatif untuk mengajaknya jalan-jalan. Cuma gua agak ragu, karena saat itu gua belum punya kendaraan pribadi, bahkan untuk mengendarai sepeda motor pun gua ngga bisa. Gua sempat berfikir "apa dia mau diajak jalan-jalan dengan angkutan umum?". Akhirnya pas jam istirahat sekolah gua ajak dia ke taman sekolah dan duduk berdua. "Vi, pulang sekolah mau ga jalan? Ada sedikit hadiah untukmu". Mendengar itu senyum lebarnya keluar dengan indahnya. "Mauuu" balasnya kegirangan. "Tapi kita jalan kaki yah Vi, atau naik angkutan umum. Perlu kamu tau Vi, aku ngga punya kendaraan pribadi dan ngga bisa juga kendarai sepeda motor jadi aku gabisa ajak kamu jalan pake kendaraan pribadi" lanjutku. "Di, aku ngga peduli kita naik angkutan umum atau jalan kaki sekalipun. Yang terpenting kita bisa bersama terus" balasnya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku. "Idaman" batinku. Karena sebelumnya alasan kenapa gua bisa pacaran sama Viola itu bisa di bilang kecelakaan karena keisengan temanku dan tentunya tidak ada rasa cinta dariku ke Viola, tapi mendengar jawabannya tadi tiba-tiba saja pada detik itu juga timbul rasa cinta untuknya. "Yaudh kita ke kelas yuk, bentar lagi waktu istirahat habis" ajakku sambil menggenggam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
26.280 Hours
RomanceBerawal dari perbuatan canda, berkelanjutan keseriusan dan berakhir kehancuran