'Singa Yang Rapuh'
Gue melangkah masuk lagi ke kamar singa. Dia sudah terduduk lesu dengan bersender pada bantal. Tampangnya emang kucel banget. Seperti orang depresi berat.
"Nih elu makan dulu buburnya. Abis itu minum obat!!" suruh gue udah kayak emak-emak yang lagi ngerawat anaknya yang sakit.
Dia tersenyum nakal mendengar perkataan gue barusan.
"Galak banget, Mbak. Harusnya orang yang lagi sakit tuh dirawat bener-bener. Bukannya dimarahin gitu." protes Bisma gak terima. Dalam keadaan sakit gini masih bisa ngelawan juga lu, batin gue sambil memanyunkan bibir.
"Aduhh...bingung gue harus bersikap kayak gimana dihadapan elu." balas gue sambil menaruh baki di atas meja kecil samping tempat tidur Bisma. "Udah gak usah banyakcing-cong. Sekarang elu makan buburnya. Nanti tambah sakit baru tau rasa lu." lanjut gue masih tetep galak.
"Gue maunya disuapin!!!" rengeknya manja. Lagaknya udah kayak anak kecil yang minta permen.
"Hah??! Emang dikira gue baby sitter. Makan sendiri ah. Punya tangan, kan?? Apa gunanya tuh tangan kalau enggak dipake??"
"Pembantu macem apa sih lu?? Gak bisa halus-halusnya sama majikan. Buru suapin gue!!!" ujarnya malah balik nyuruh gue. Kurja---kurang ajar--- bener nih majikan, pikir gue kesel. Lama-lama rasa kasihan gue kali ini ke elu berkurang deh.
Dengan terpaksa gue nyuapin dia. Setengah hati banget sih sebenernya. Kerjaan gue, kan masih menumpuk dibelakang. Bukan Cuma ngurusin dia doang, nyuapin dia. Cucian masih seabrek dikamar mandi. Belum lagi harus potong rumput liar di taman belakangg. Alahh,...emang ngeselin nih cowok. Rasanya gue pengen balik aja jadi seorang anak manis Bonyok gue di Seoul.
"Manja banget sih lu akhir-akhir ini." Ujar gue sambil menyuapkan bubur kedalam mulutnya yang kedua kali. "Waktu itu minta gue buat nemenin ke acara pernikahan Indra Bekti, nyuruh gue buat nemenin elu makan pasta, terus sekarang minta disuapin. Ini majikan gue yang asli bukan sih?? Aneh." cerocos gue panjang lebar. Bodo deh dia sakit hati.
"Wajar kali gue manja-manja gini. Gue, kan jauh dari or..." jawabnya terpotong. Kayaknya sih keceplosan gitu.
Gue menaikan satu alis, bingung.
"Or?? Maksudnya??" tanya gue hati-hati. Apa maksud dia 'orang tua' ya?? Duhh...jadi gak enak gini sama dia. Bikin dia tersinggung.
Mukanya jadi sedih gitu. Matanya memandang kearah rak yang berisi foto-foto dirinya bersama orang tua dan satu cewek yang masih menjadi pertanyaan besar dalam benak gue.
Pandangannya kosong. Gue bisa lihat ada kesedihan mendalam disitu. Kesedihan yang sulit untuk diartikan. Tapi, dilain sisi bola matanya juga terdapat kebencian yang membara. Yaa, gue bisa lihat itu.
"Emm...kalau ada masalah elu bisa kok sharing ke gue. Anggap aja gue temen elu. Bukan pembantu." kata gue, hati-hati. Takut dia makin sedih atau justru marah besar.
Dia menoleh ke gue. Pandangannya nanar. Matanya mulai berkaca-kaca seperti ingin menangis.
"Are you crying??" tanya gue pelan.
Dia Cuma diem sambil menatap gue terus. Emm...kenapa tatapannya bikin hati gue jadi sakit ya?? Seperti tatapan kesedihan yang gak pernah gue lihat dari sosok Bisma selama ini.
Menurut gue Bisma orang yang jarang nangis, sedih, ataupun sesulit apapun masalah yang dia alami pasti dia bakalan kuat untuk mengatasinya. Gue termasuk orang yang cukup memahami dia walau baru beberapa minggu menjadi seorang pembantu rumahnya sih. Gue orang yang peka untuk mengetahui perasaan orang. Entah itu senang, sedih, atau marah.
Tapi, kali ini melihat Bisma yang terpuruk dan rapuh, kenapa hati gue ikutan sakit?? Gue bukan siapa-siapanya dia. Sodara...bukan, nyokapnya...bukan, pacarnya...apalagi, bukanlah.
Tiba-tiba dia memeluk gue lagi, yang kedua kalinya dalam satu hari ini. tapi kali ini alam keadaan duduk.
Dia terisak dipundak gue. Menumpahkan segala kesedihannya yang selama ini tersimpan dan dia pendam didalam hati. Mungkin sekarang dia sudah tak mampu lagi untuk memendam rasa kesedihannya sampe-sampe menangis.
Gue menaruh mangkuk bubur diatas baki tanpa merubah posisi sedikitpun. Gue membiarkan Bisma terus menangis dipundak gue. Gue mengerti banget apa yang dia rasakan saat ini.
"Bener, kan dugaan gue akhir-akhir ini??!! Elu kelihatan sedih, Bis. Walau akhir-akhir ini elu tetep galak, suka nyuruh seenaknya, suka teriak-teriak, tapi, gue ngerasa ada yang lain didalam diri elu. Elu lebih manja." jelas gue. Menumpahkan segala kecurigaan soal sikap Bisma.
"Sekarang elu boleh kok cerita semuanya ke gue. Yaaa, walaupun gue seorang pembantu sih." ujar gue rada lesu pas bilang 'gue seorang pembantu'.
Dia Cuma diam. Suara isak tangis tak terdengar darinya. Tapi gue bisa merasakan air matanya keluar deras hingga menetes dibaju gue. Pelukannya erat banget. Tapi, gue sadar untuk tidak membalas pelukannya itu. Gue bukan siapa-siapa dia. Hanyalah seorang pembantu---yang saat ini sebagai tempat bersandarnya Bisma.
"Gue bingung sekarang,..." ucapnya kemudian, bercampur tangis.
"Bingung kenapa??" tanya gue pelan.
Loh...kenapa lu diem, Bis?? Apa masalah yang lagi lu alami gak bisa dikasih tau siapa-siapa??, batin gue.
"Oh...oke gue ngerti." Gue tersenyum paham akan perasaannya itu. "Kalau lu emang gak mau cerita, ya, udah...kapan-kapan aja ceritanya. Sekarang lu makan dulu. Abis itu minum obat." Kata gue bijak.
Perlahan badannya melepaskan pelukan gue. Matanya menatap gue lagi, kosong. Air matanya menetes deras sampe ke pipi dan lehernya dengan tetesan yang lumayan panjang. Matanya merah padam.
Bisma rapuh banget.
Bisma menghapus air matanya sebelum menjawab celotehan gue tadi.
"Thank's atas suportnya." Kata dia getir.
Aduhh...kok gue jadi pengen ketawa gini ya??
"Hmppp...hahaha..." ketawa gue sambil menutup mulut.
"Eh, kenapa lu ketawa? Ada yang lucu??" tanyanya.
"Nggak. Lucu aja. Ternyata seorang Bisma bisa nangis juga ya?? Pasti...semua fans lu diluar sana ikutan ketawa juga deh waktu liat lu lagi nangis begini. Hahaha." Ledek gue. Bermaksud membuat suasana lebih ceria sih. Kasian aja liat Bisma yang sedih begitu karena, masalah yang enggan untuk dia ceritakan ke orang lain.
___
nah sekarang Hany di peluk..ya, ampun makin enak aja ituh...
tapi, mamang Bisma kayaknya sedih banget ya??
tunggu cerita selanjutnya...
hohoho
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pembantu Biasa
ÜbernatürlichesBisma Karisma - Seorang artis multitalenta yang sedang naik daun.Mengalami kehampaan hati karna keluarga yang kurang harmonis.Suatu saat, dia membuat pernyataan telah memiliki kekasih didepan wartawan, dan kekasih yang dimaksud adalah pembantunya ya...