Dibalik Abu-Abu - Last Part 1

401 7 0
                                    

"Dibalik Abu-abu..."

Terbang. Melayang. Mencapai. Lalu, mendarat. Disatu sisi paling terang. Disatu sisi paling tinggi. Dan di satu sisi yang membahagiakan. Hanya aku dan kamu. Hanya satu pasang manusia yang mencinta. Hanya ada satu kata bahagia. Hanya ada satu kata tawa. Hanya ada dua kata hilangnya derita. Dan hanya ada satu kata yang tersimpan, yaitu cinta. Kata paling indah yang ada di dunia. Baik realita maupun bayang-bayang. Kata yang mengandung banyak makna tanpa ada ujungnya dan akan berhenti dimana makna cinta itu bisa diartikan. Sebab, semua rasa ada didalamnya. Bersatu tanpa bisa lepas dari satu kata, yaitu cinta. Tanpa bisa hilang ataupun bersembunyi.

Gue mendengarnya. Dengan nada yang indah. Dengan suara yang lembut dan halus. Dan dengan senyum yang terpancar melengkapi keindahan malam hari. Bercampur warna jingga dan biru yang menghiasi langit. Mengiringi kepergian matahari untuk ke perdabannya. Dan berganti bulan yang menerangi dengan sinar putih yang menyejukan. Menerangi kata cinta itu yang akan semakin indah untuk bisa gue rasakan.

Apa ini yang namanya suatu keinginan yang bisa di raih? Atau suatu impian yang ujungnya kita akan berpijak disatu ruang dalam bintang. Ruang paling teirndah dengan banyak lilin melingkarinya. Dengan debu halus yang menghiasinya. Dengan banyak lampu yang meneranginya. Dan dengan banyak cinta yang melindunginya. Tak percaya, rasa itu tengah membayangi gue. Rasa itu telah melingkar lekat dalam pikiran, hati dan seluruh tubuh gue. Bahkan, mata gue yang bisa memancarkan indahnya impian itu bisa diraih. Memancarkan sinar merah jambu arti sebuah rasa cinta yang tumbuh bersemi dalam malam yang menghanyutkan. Penuh kejutan disetiap detik berikutnya. Penuh warna pantulansunset. Dan penuh rasa yang sulit untuk di artikan dalam suasana seperti ini.

Termenung. Cukup lama. Gue hanya bisa diam dengan menatapnya lekat. Menembus sampai ke hatinya. Hatinya yang paling terdalam. Bahkan sisi tersembunyi dan sisi rahasianya.

Bisma. Sulit, Tapi, dia lakukan. Kata itu baru saja keluar dari mulutnya. Melalui gelombang suara yang indah. Melalui gelombang cinta yang dia berikan ke gue. Dan melalui sebuah gelombang dengan rasa tulusnya.

Tangan gue terangkat, perlahan menyentuh kedua bahu Bisma. Terhenyut. Tak ada kata yang bisa gue ucapkan. Berkali-kali gue hanya bisa membuka mulut. Tanpa jelas, apa kata yang harus gue ucapkan ke Bisma. Sementara, cowok itu membuat gue semakin terbang tinggi dengan senyumnya yang menawan. Mengalahkan eloknya sunset malam ini.

"Hehh...." Desah gue kesal sendiri, karena sulit untuk mengeluarkan kata-kata. "Gue...gue masih nggak bisa percaya dengan ini semua. Tapi..." ujar gue terputus-putus. Kenapa, dalam keadaan kayak gini sulit untuk merangkai kata??, gerutu gue dalam hati.

Bisma hanya tersenyum manis. Semakin melebarkan bentuk garis di mulutnya. Dengan gigi rapihnya yang merata. Semakin menghiasi betapa mautnya senyuman Bisma itu.

"Tapi, apa??" tanya Bisma yang menunggu lanjutan dari ucapan gue. Dengan sedikit menyipitkan mata kirinya.

Gue tersenyum, dengan tertahan. Mengakui betapa bodohnya gue dalam suasana seperti ini. Gue menarik nafas dalam-dalam. Dan menghembuskannya perlahan. Mencoba sedikit lebih tenang untuk bisa membalas kata cinta Bisma. Membalasnya dengan sebuah kata rasa yang tengah membawa gue ke satu ruang menakjubkan dalam bintang.

Berpikir keras, seperti berlari di tengah jalan setapak sebuah taman bunga yang indah. Bunga yang seperti menyambut gue akan cinta yang telah lama gue nantikan. Seperti membawa gue pada satu pohon rindang dengan daun berguguran berwarna merah jambu. Yang memaknai jatuhnya sebuah rasa cinta setiap hari. Rasa cinta gue kepada Bisma yang tak pernah bisa hilang. Sekalipun gue harus berpisah disaat lalu. Terbentang jarak jauh antara gue dan Bisma. Sekalipun gue harus mati-matian melupakannya. Karena, tersadar....Bisma memang untuk gue.

Bukan Pembantu BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang