group : LOONA
cast : JEON HEEJIN
MV / song : VIVID
type : mysteryDi suatu rumah megah bak istana, seorang gadis yang menghuninya bernama Heejin.
Heejin, apa yang akan dirasa kurang olehnya?!
Dengan paras secantik putri kerajaan inggris, dengan kulit seputih susu, mata dan hidung yang sangat indah, menjadi penghuni rumah semegah istana ditengah suatu daerah yang terkenal dengan alam hijaunya.
Dia selalu tersenyum dengan cerah. Dia sangat suka menari. Ketika dia sangat bahagia, akan sangat sering bermain ditengah padang rumput yang sangat luas seperti sebuah lembah tidak jauh dari rumahnya.
Suatu saat, ketika dia sedang ke lembah kesukaannya itu, ia menemukan seekor kelinci yang sangat cantik.
Dan seekor merpati berwarna putih yang terluka parah dengan darah hampir merubah seluruh warna putihnya, tergeletak tepat disamping kelinci itu.
Namun, Heejin hanya membawa sang kelinci menuju rumah dan meninggalkan burung merpati itu layaknya bangkai biasa.
Heejin mulai merawat kelinci itu dan memberinya nama Vivid.
Vivid tumbuh sehat dengan kasih sayang Heejin. Vivid adalah segalanya untuk Heejin. Bahkan Heejin sudah tidak pernah mengunjungi lembah simbol kebahagiaannya itu lagi. Karena Heejin sudah sangat bahagia memiliki Vivid, ia akan melampiaskan dan menjadikan simbol kebahagiaannya kepada Vivid.
Suatu saat, Heejin mengalami mimpi buruk. Ia sangat sesak dalam tidurnya. Bukanlah mimpi dengan sesuatu seperti hantu, pembunuh, atau hal seperti itu lainnya. Itu hanyalah seekor merpati putih yang sangat cantik, berdiam diri ditengah lembah.
Heejin bangun dari tidurnya. Ia dengan yakin bangun karena beranggapan sudah waktunya, berhubung Heejin adalah gadis dengan segala sesuatu yang teratur bahkan untuk bangun tidur pun adalah sebuah reflek sehari-hari.
Heejin membuka tirai panjangnya dari jendela yang tingginya melebihi pintu kamarnya. Sesuatu yang ia dapati membuatnya terpaku, ia tampak heran. Ternyata langit yang masih berwarna kelabu membuatnya bertanya-tanya apakah ini belum waktunya ia untuk bangun?!
Heejin masih terpaku, namun saat ini ia duduk di tepi kasurnya. Ia benar-benar merasa kondisi tubuhnya adalah dalam waktu yang harus bangun, tidak sama sekali merasa harus kembali tidur. Akhirnya ia memutuskan untuk merebahkan tubuh dikasur kembali, ia berniat akan tidur sebentar.
Beberapa jam tertidur, itulah yang Heejin rasa setelah bangun kembali. Ia kembali menuju jendela untuk membuka tirai panjangnya lagi. Namun ekspresi wajahnya seperti dejavu, sama persis dengan sebelumnya ketika ia membuka tirai. Dan tepatnya yang ia dapati juga pasti tetap sama, sebuah langit kelabu.
Ia bingung, lalu menutup tirai panjangnya lagi. Tidak mau ambil pusing, Heejin berpikir mungkin faktor cuaca.
Heejin berjalan menuju kandang Vivid yang tepatnya seperti crawlspace, yang juga masih didalam rumahnya. Belum sampai tepat didepan kandang Vivid, Heejin berhenti melangkah. Sedikit senyum terlihat diraut wajahnya. Ternyata ia mendapati Vivid tertidur pulas meringkuk tepat didepan kandangnya, terlihat sangat menggemaskan untuk Heejin.
Kini Heejin mendekati Vivid untuk mengambilnya, ia menggendong Vivid dan membawanya ke kamar. Dikamar, Heejin dan Vivid hanya bermain-main seperti biasa.
•••
Ini adalah tepat satu bulan dimana Heejin menjadi terbiasa dengan pemandangan langit kelabu dalam hidupnya, ia juga sering mendapati Vivid tidur diluar kandangnya. Dari situ, Heejin mulai berpikir apakah selama ini memang Vivid sering tidur diluar kandangnya bahkan dalam keadaan cuaca sedingin ini.
Heejin terbangun dari tidurnya seperti biasa, ia dengan reflek berjalan menuju kandang Vivid untuk mengeceknya. Sesampai didepan kandang Vivid, Heejin tidak mendapati Vivid tidur diluar kandang. Heejin merasa lega, berpikir Vivid dengan tenang tidur dalam kandangnya dan mendapat kehangatan. Lalu ia kembali ke kamar untuk kembali tidur.
Setelah beberapa jam ia puas dengan tidurnya, ia merasa sangat sepi. Seringkali ketika Heejin bangun tidur, ia sudah mendapati Vivid disampingnya. Namun tidak kali ini, Heejin mulai keluar kamar untuk mencari Vivid. Ia memanggil Vivid untuk beberapa kali, namun tidak juga tampak seekor kelinci putih itu.
"Apa Vivid masih dikandangnya?!"
Heejin tidak yakin dengan situasi seperti ini, Vivid tidak pernah tidak menampakkan diri ketika ia memanggilnya. Sebelumnya, Heejin tidak pernah tau menahu isi kandang Vivid. Yang ia tau hanyalah ruang kecil itu sangatlah bersih dan bagus tampak dari luar, namun ia tidak tau pasti isinya. Heejin mengintip kandang Vivid, ia meratakan pandangannya ke seluruh ruangan itu. Ia tidak mendapati Vivid sama sekali. Ketika ia berpikir apakah Vivid mungkin bermain keluar rumah dan akan memutuskan berhenti mencari dikandangnya, tiba-tiba ia melihat seperti ekor Vivid dipojok kandang, seperti dari suatu celah.
Heejin memanggil Vivid sekali lagi, tetapi tidak ada pergerakan sama sekali dari ekor berbulu putih itu. Hingga pada akhirnya Heejin melupakan niatnya untuk mencari Vivid diluar rumah dan memutuskan untuk masuk ke dalam kandang Vivid dengan cara berjalan sambil berjongkok. Ketika di pertengahan ruang kecil itu, Heejin menyadari ekor berbulu putih itu sudah tidak ada. Heejin mengira mungkin saja Vivid masuk ke dalam celah itu.
Sampai pada akhirnya Heejin sudah berada tepat didepan celah itu, disudut ruang kecil atau kandang Vivid. Beberapa menit Heejin terdiam dalam posisi jongkoknya itu. Heejin menyadari bahwa celah itu merupakan celah yang digunakan untuk menggeser pintu yang terbuat dari papan kayu, yang selama ini ia anggap sebagai tembok di ujung dalam kandang Vivid. Heejin dengan pelan menggesernya. Benar saja, papan kayu itu mulai tergeser dengan perlahan sesuai arah tangan Heejin menggesernya.