Saat mereka akan memasukin ruangan, tiba-tiba rombongan pers datang.
“Sekretaris Karin, Presdir Dimas” panggil para wartawan tersebut. Alea pun berbisik pada Karin.
“Maaf, aku tidak berhasil menahan mereka.” Ucapnya.“Kami dengar bahwa Komisaris Ari mengalami kecelakaan saat bermain seluncur dan menghilang. Apa benar?” tanya wartawan to the point.
“Maaf, saat ini kami-“ ucap Karin terpotong oleh pertanyaan wartawan lain kepada Presdir Dimas.
“Presdir Dimas, apakah Anda tahu bahwa Komisaris Ari menghilang?”
“Apakah penandatanganan perjanjian kerjasama antara Xenkai dan Aline Corp akan dilanjutkan?” tambah wartawan lain.
Presdir Dimas yang mendengar itupun cukup terkejut. Namun Karin berusaha menenangkan.
“Permisi. Presdir Dimas, tidak apa-apa. Mari masuk ke alam. Penandatanganan akan segera dimulai” ucap Karin mencoba membujuk Presdir Dimas agar tidak termakan berita belum pasti ini.“Maaf, tidak nyaman bagi kami untuk memberitahukan jadwal Komisaris kami pada masyarakat umum.” Ucap Karin pada para wartawan. Selanjutnya, Karin memberi kode pada Silvi. Silvi yang mengertipun langsung mengangguk dan pergi menuju ruang lain.
“Para anggota pers, maaf kan saya. Perusahaan kami akan segera memulai upacara penandatanganan perjanjian kerjasama yang sangat penting. Tidak nyaman bagi kamu untuk menerima wawancara dari pers. Maaf sudah merepotkan Anda semua datang kemari.” Ucap Karin mencoba menghindari pers.
“Mengapa Anda tidak menjawab pertanyaan kami? Jika Anda menjawabnya kami akan segera pergi,” timpal salah satu wartawan.
“Apa Anda sudah membuat janji lebih dahulu? Kami, perusahaan Aline Corp, memiliki peraturan bahwa Anda perlu membuat janji lebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Silakan kembali.” ucap Karin mencoba sopan walau sebenarnya sudah kesal.Tiba-tiba dari arah belakang. Datang seorang lelaki 50 tahunan
“Direktur Alvi!” panggil Karin sopan.Wartawan yang melihat itupun langsung menghampiri Direktur Alvi untuk bertanya.
“Apa Anda hadir disini untuk mewakili Komisaris menandatangani perjanjian kerjasama?” tanya salah satu wartawan.
“Direktur Alvi, sudah lama Anda tidak terlibat dalam manajemen perusahaan. Mengapa Anda hadir disini untuk mewakili Komisaris menandatangani perjanjian kerjasama ini?” tanya wartawan lain.Karin yang melihat itupun berusaha mencegah dengan menjawab pertanyaan mereka.
“Semua ini sudah diatur oleh Komisaris Ari,” ucap Karin. Direktur Alvipun ikut menganggukkan kepalanya.“Oh...semua ini sudah diatur oleh Komisarismu. Apa kau...punya bukti?” tanya Presdir Dimas pada Karin secara tiba-tiba. Karin pun diam sejenak.
Sedang ditempat lain, Silvi sedang berusaha masuk ke akun pribadi komisaris sesuai intruksi Karin pagi ini.
“Nama akun komisaris adalah rich1958. Kata sandi Ari888. Tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel Karin dari Komisaris Ari yang ternyata dilakukan oleh Silvi sesuai intruksi Karin.“Ada keterlambatan dalam jadwal penerbangan. Biarkan Direktur Alvi yang menandatangani perjanjian kerjasama” bunyi pesan tersebut. Karin pun tersenyum lega melihat pesan itu dan menunjukkannya pada Presdir Dimas.
“Ini adalah pesan yang dikirim oleh Komisaris. Ada sedikit keterlambatan dalam jadwal beliau. Itulah sebabnya beliau meminta Direktur Alvi mewakili beliau dalam penandatanganan kerjasama ini.” Ucap Karin mencoba mendinginkan suasana.
“Benar, memang seperti itu” timpal Direktur Alvi. Presdir Dimas pun hanya mengangguk-anggukan kepala.
“Ayo antar tamu kita” intruksi Karin pada rekan-rekannya. Namun tiba-tiba.
“Tunggu! Jika Komisarismu dapat mengirimkan pesan, maka dia seharusnya dapat dihubungi juga dengan panggilan suara, bukan?” tanya Presdir Dimas tiba-tiba pada Karin, “biarkan aku berbicara dengan Komisarismu melalui telepon” lanjutnya. Karinpun diam sejenak memikirkan jawaban. Ia benar-benar sudah bingung.
“sekretaris Karin, kau seharusnya tahu bagaimana pentingnya penandatanganan perjanjian kerjasama ini.” Timpal Presdir Dimas.
“Maafkan saya, Presdir Dimas. Saya kira Komisaris Ari mengirimkan pesan tertulis yang berarti beliau saat ini benar-benar sibuk dan tidak dapat melakukan panggilan telepon. Jadi-“ ucapan Karin terpotong oleh Presdir Dimas.“Hahaha, pesan tertulis dapat dipalsukan. Dapatkah kau menjamin bahwa Komisarismu baik-baik saja?” tanya Presdir Dimas yang membuat Karin benar-benar terpojok.
Sedangkan disisi lain, ada seorang pria yang semenjak tadi mendengarkan percakapan mereka dibalik tembok sambil tersenyum tidak jelas. Ia memakai setelan jas rapi dan terlihat muda dibanding Presdir Dimas dan Direktur Alvi yang sudah berumur 50 tahunan.
Tiba-tiba dari arah lift. Ada seseorang yang memanggil Karin.
“Sekretaris Karin!” itu adalah Komisaris Ari, ia datang ke kantor dengan senyuman tanpa kurang suatu apapun. Karin sangat terkejut hingga lega karena orang yang dia tunggu-tunggu datang juga.“Pak Komisaris...Selamat Pagi, Pak Ari!” ucap Karin sambil membungkuk memberikan salam dengan semangat dan bahagia.
“Benar-benar ramai disini. Sepertinya kalian sangat memperhatikan kerjasama antara Aline Corp dan Xenkai.” Ucap Komisaris Ari pada para wartawan.
Dari arah belakang Karin, Presdir Dimas ikut memberikan salam pada Komisaris Ari.
“Presdir Dimas. Maafkan saya. Saya sedikit terlambat. Saya menyebabkan Anda menunggu” ucap Komisaris Ari pada Presdir Dimas sambil menjabat tangannya.
“Tidak apa-apa Komisaris Ari.” Ucap Presdir Dimas. Namun, Karin masih sedikit bingung karena ia merasa bahwa Komisaris seperti mengetahui apa yang telah terjadi.“Baiklah. Kalau begitu. Karena kalian semua sangat perhatian, maka kalian semua boleh menjadi saksi dan melihat kami dalam menandatangani perjanjian kerjasama ini, setuju?” ucap Komisaris Ari pada semua wartawan.
“Presdir Dimas, bolehkah mereka?” ucap Komisaris Ari meminta ijin pada Presdir Dimas.
“Tentu saja. Dengan laporan pers mengenai hal ini itu akan menjadi luar biasa” ujar Presdir Dimas setuju.Tiba-tiba Presdir Dimas mendekat pada Komisaris Ari untuk berbisik.
“Komisaris, jika kita terlihat dalam surat kabar besok, Anda pikir berapa banyak kenaikan harga saham perusahaan kita?” ucap Presdir Dimas.
Mendengar hal itu, Komisaris Ari dan Presdir Dimas pun tertawa bersama.Selanjutnya, Komisaris Ari mempersilakan Presdir Dimas untuk memasuki ruangan diikuti oleh wartawan dan Karin serta rekannya.
“Silakan, Presdir Dimas” ucap Karin sopan.Melihat Presdir Dimas, Komisaris Ari, Direktur Alvi, dan para wartawan mulai memasuki ruangan, Karin pun tersenyum sumringah karena lega karena masalahnya telah berkahir.
“Kalian semua, pergi dan siapkan minuman” perintahnya pada sekretaris lain. Merekapun mengangguk.“Membuatku takut setengah mati” ucap Karin sambil mencengkram gemas rambutnya yang benar-benar merasa lega setelah melewati peristiwa ini. Namun napasnya masih terdengar tersenggal-senggal.
Tiba-tiba dari arah belakang Karin, terdengar suara tepukan tangan. Karin yang masih bingung pun terkejut. Siapa yang bertepuk tangan dibelakangnya?
Lalu Karin pun membalikkan badan untuk melihat siapa orang itu, dan betapa terkejutnya dia saat melihat orang itu adalah orang di masa lalunya yang sudah lama tidak ia temui. Ia adalah lelaku yang sama di meja respsionis dan mendengar percakapan tadi dibalik tembok. Ia adalah Bara.
❤❤❤❤❤❤
Halo gaess, hope you like it
Kira-kira Bara itu siapa ya?
Vote and Komen juseyo 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss to My Boyfriend
Fiksi RemajaBagaimana rasanya bertemu dengan teman lama yang sering kita remehin dulu, tapi sekarang jadi bos kita? Takdir tidak ada yang tahu, maka jangan menyepelekan siapapun.