Oh!
Hai!
Salam Kenal dariku. Namaku? Panggil saja Baby. "Baby" loh ya bukan "Babi"
Kenapa aku tidak menggunakan nama asliku? Tunggu saja. Ini baru permulaan aku masih malu-malu. Aku pun masih pemula dalam menulis.
Sudah cukup basa basinya nanti jadi basi.
Baiklah kita mulai. Eh jangan lupa santai saja dalam membaca setiap ceritaku. Kalian bisa sambil berbaring, sambil minum teh/kopi + makan gorengan, sambil ditoilet dengan mencari sebuah kedamaian. Tapi jangan dengan menutup mata. Apa yang akan kalian baca nantinya haha.
Oke. Mari...
Aku terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana. Seorang anak perempuan satu-satunya yang selama hidupnya dimanja dengan apapun yang dia inginkan. Yang selalu bahagia dengan kehadiran kedua orang tuanya. Walaupun dia sendiri.
Yang hanya akan mengutarakan apa yang ingin dia sampaikan lewat sebuah tulisan. Daripada mengutarakannya secara langsung.
Kebahagiaan itu hanya bertahan selama 19 Tahun.....
Dalam sehari, kebahagiaan yang dia rasakan saat itu seketika hancur disaat dia tahu bahwa kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah. Bahkan sang Ibu memutuskan untuk meninggalkan anak perempuannya itu sendiri dengan Sang Ayah. Karena saat itu sang anak masih melaksanakan kewajibannya sebagai Mahasiswi.
Alasannya sungguh sangat klasik. "Pihak Ketiga"
Anak perempuan ini hanya bisa menangis dan tak tahu harus berbuat apa. Menahan sang Ibu untuk jangan pergi? Tidak. Itu sangat egois. Sang Anak tahu bagaimana rasanya dikhianati. Dia bukan anak kecil lagi yang harus selalu didampingi oleh Sang Ibu. Ikhlas? Iya. Dia berusaha. Dibalik usahanya terkadang ada waktu yang membuat dia hanya ingin pergi menemui Sang Ibu dan meninggalkan semuanya. Berat? Sangat Berat.
Menjadi seorang anak yang "Broken Home" bukan berarti dunia berhenti berputar. Bukan Berarti kebahagiaan akan berhenti menghampirimu. Bukan berarti kamu harus "dikasihani" Bukan berarti kamu harus selalu bersedih. Bukan berarti kamu akan menjadi anak "Nakal". Itu semua tergantung dari "Kamu". Bagaimana kamu mengatasi semuanya dengan caramu dan dengan cara yang dewasa pastinya.
Pelarian? Iya mungkin aku butuh. Pelarianku hanya pergi ke sebuah tempat yang mengasyikan. Sebut saja "Pantai". Tempat terfavoritku selain toilet. Jangan bohong kalian pasti senang berada lama ditoilet, ya kan?
Hamparan laut yang luas yang tak berbatas. Dengan warna air yang biru dan terkadang menjadi hijau tosca. Disanalah tempat terfavoritku untuk menemukan kebahagiaanku yang lain.
Waktu berlalu, Proses Kehidupan yang baru pun sudah aku lewati. Aku mulai mencoba menerima semuanya. "Perempuan" itu sudah mendapatkan segalanya dari Ayahku. Iya. Segalanya. Membencinya? Bohong kalau aku berkata tidak. Dulu aku sangat membencinya. Bahkan menyebut namanya pun aku tidak mau.
Namun semakin aku bertambah umur, semakin aku mengerti arti kata "Memaafkan" dan "Mengikhlaskan". Kini semua sudah berjalan seperti biasa. Jika Kuliah ku libur, maka aku akan pulang ke rumah Ayahku. Tanpa sepengetahuan Ibuku.
Iya aku berbohong kepada beliau. Aku tidak ingin menyakiti hatinya. Hanya itu alasanku. Aku sangat tahu dia masih membenci perempuan itu. Maaf kan aku Ibu.
Hari demi hari ku lewati. Komunikasi dengan Ibu ku tidak pernah putus. Terkadang aku meng SMS beliau ataupun menelfon beliau. Mendengar suara beliau membuatku merasa tenang.
Dan pertanyaan selanjutnya.
"Bagaimana kamu sekarang?"
"Dimana kamu sekarang?"
"Apa semua baik?"
"Apa kamu bahagia?"
Sabar.... aku akan menceritakan semua. Eh tidak semua. Satu persatu.
Sampai sekarang aku sangat bersyukur dengan kehidupan yang kujalani. Segala sesuatu yang sudah kulewati, baik ataupun buruk menjadi catatan kecil dalam ingatanku. Menjadi suatu cerita nanti untuk anak, cucu dan cicitku kelak.
Baiklah mungkin sampai disini dulu.
Aku akan kembali secepatnya!
Tunggu aku ya. Tidak akan lama.
Salam Bahagia dariku! :)
E.R.2019.
YOU ARE READING
Muncul nya aku
Short StoryMenceritakan bagaimana aku, seperti apa aku dulu, keluargaku, dan semuanya.