22. Kekeliruan.

59.1K 2.6K 48
                                    

Author POV

"Kenapa kamu menangis? Maaf membuatmu menangis"
Firman mengusap punggung istrinya yang sedang terisak di atas dadanya.

"kamu udah gak mau curhat sama aku lagi kan gara-gara tadi?"
Tanya Bella tak ingin melihat wajah suaminya.

Firman menghela nafasnya dan mengangkat dagu istrinya.

Firman menghapus air mata istrinya dan mengecup kening istrinya.
"Kenapa bisa berpikir seperti itu? Aku akan cerita tapi emang beneran aku udah gak sakit lagi."
Firman melepas bibirnya dari kening istrinya "Ini sudah malam, makasih sudah mau bangun dan memijatku. Kita sebaiknya tidur"
Ucap Firman tulus.

"Kamu menghindar kan?"
Tanya Bella terisak.

"Nggak. Aku gak menghindar. Emang ini udah malem. Aku udah ngantuk, mau tidur. Tadi enak dipijitin. Kamu gak ngantuk?"
Tanya Firman

"beneran? Kamu gak mau nutup diri lagi kan? Aku gak mau kalau kamu diem aja pas sakit"
Tanya Bella sambil menghapus air matanya.

Firman tersenyum dan mengecup kedua mata istrinya.
"Nggak. Beneran aku emang gak sakit lagi kok udah mendingan kamu pijitin"

"tapi tadi kamu keliatan marah dan bete sama aku"

"iya emang. Tapi aku udah lupain, asal kamu gak tanya itu lagi"
Ujar Firman jujur.

"Beneran?"
Tanya Bella masih tak yakin.

Karena yang dilihatnya tadi, Firman sungguh seperti menahan beban berat.

"Iya. Kalau gak percaya. Kamu masih mau mijitin aku? Aku masih sakit sedikit dipunggung bagian tengah. Kamu pijit sambil aku meluk kamu boleh?"

Bella mengangguk antusias. Ternyata dia salah menerka-nerka.

Mungkin memang Firman tadi tersinggung, tapi tersinggungnya bukan ke arah dimana Firman tak terbuka lagi padanya.

Tapi karena masalah tadi, Bella jadi mengerti dan memilah mana perkataannya yang menyinggung dan tidak.

Dia tak akan membahas kaki Firman untuk waktu dekat ini. Biarlah berjalan seperti air mengalir, Dia yakin lambat laun Firman akan terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan yang bukan dimaksudkan untuk memutuskan harapan.

Sekarang tugas Bella bukan menyembuhkan kaki suaminya, tapi menyembuhkan mental suaminya terlebih dahulu.

Firman tidak akan mudah sembuh kalau bukan dirinya sendiri yang berniat untuk sembuh.

20% kemungkinan sembuh adalah harapan besar bagi Bella. Walaupun sekarang, Firman tak percaya bisa sembuh. Tapi Bella akan terus berada di samping suaminya saat jatuh dan senangnya. Apalagi ada Alex yang akan terus ada di sekelilingnya, Bella yakin lambat laun semangat suaminya untuk kembali dapat berjalan bisa terealisasikan.

Bella menarik bahu suaminya untuk berbaring miring menghadapnya. Firman juga berusaha membantu agar istrinya tidak kesusahan membalikkan badannya.

Setelah meletakkan kaki suaminya menindih tubuh Bella. Bellapun akhirnya memposisikan agar mereka sama-sama nyaman.

Bella menutupi tubuh mereka berdua dengan selimut.

Sebelum memijat punggung suaminya yang dia peluk. Bella menggosok kepala suaminya.

Firman tersenyum atas perhatian Bella padanya. Dia meringsek semakin dekat ke istrinya dan memposisikan wajahnya di leher istrinya. Firman menghirup bau istrinya yang bisa menenangkannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Secret Wife✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang