"Sayang, hari ini aku ada meeting dan banyak urusan, mungkin pulang agak malem. Kamu makan malem sama Jeno sama Youngjin aja ya, jangan nungguin aku..." ucap Doyoung saat Jina tengah merapikan dasinya.
"Dari kemarin kamu sibuk terus..." keluh Jina.
"Iya, maaf ya... Nanti aku cari waktu luang buat liburan deh..."
Doyoung merasa bersalah karena tidak punya waktu untuk keluarganya beberapa hari ini.
"Aku sih ngerti. Tapi anak-anak tuh, mau main sama papanya. Disuruh tidur susah, kalo belum liat papanya pulang gak mau tidur..." lapor Jina.
Doyoung paham. Bahkan hampir setiap Doyoung pulang telat, istri dan kedua anaknya masih setia menunggunya di ruang tamu. Terkadang mereka asik bermain. Tak jarang pula mereka tertidur di ruang tamu.
"Maafin ya... Kamu capek ya jagain anak-anak sendirian? Harus beresin rumah, jagain Youngjin, anter jemput Jeno sekolah..." tanya Doyoung sambil mengusap kepala Jina dengan lembut.
Jina tersenyum lalu menggeleng.
"Engga kok. Aku masih sanggup. Anak-anak kita juga gak nakal. Ya udah yang penting kamu jangan telat makan ya meskipun sibuk kerja," pesan Jina.
Doyoung mengangguk kemudian menghampiri Youngjin yang berada di tempat tidur Doyoung dan Jina.
Doyoung dan Jina sudah pindah ke rumah yang lebih besar. Rumah mereka yang sekarang memiliki 4 kamar tidur. Kamar Doyoung dan Jina, kamar Jeno, calon kamar Youngjin yang sementara masih menjadi ruang kerja Doyoung, dan kamar tamu yang biasa ditempati orang tua Doyoung maupun Jina kalau mereka menginap.
Saat ini Youngjin sudah berusia 2 tahun.
"Anak papa masih bau nih belum mandi..."
Doyoung kini asik menggendong dan bermain dengan Youngjin yang sedari tadi asik bermain dengan guling kecilnya di tempat tidur.
"Papaaa..."
Youngjin senang sekali digendong oleh Doyoung.
"Sayang, awas kemeja kamu berantakan lagi loh..."
"De, mama marah tuh. Biarin aja ya? Papa kan mau main sama Youngjin..."
Jina hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Doyoung.
Tak lama pintu kamar Doyoung dan Jina terbuka. Jeno yang baru bangun tidur masuk sambil membawa guling kesayangannya.
Doyoung kembali meletakan Youngjin di tempat tidur agar Jeno bisa bermain dengan adiknya.
"Mama siapin sarapan dulu ya," ujar Jina kemudian pergi ke dapur.
***
"Ma... Youngjin mau rebut nintendo koko nih... Nanti rusak..." Jeno berteriak sambil tangannya berusaha mempertahankan game nintendonya yang ingin direbut oleh adiknya.
Malam ini Jina, Jeno, dan Youngjin masih bersantai di ruang tamu sambil menunggu Doyoung pulang. Mereka sudah makan malam dari sekitar dua jam yang lalu.
Jeno dan Youngjin asik duduk di karpet sedangkan Jina duduk di sofa sambil menonton TV.
"Youngjin jangan direbut gitu nak... Youngjin main sama mama aja yuk,"
Jina berusaha melepaskan tangan Youngjin dari mainan Jeno dan menggendongnya namun hal itu justru membuat Youngjin menangis.
"Mainnnn...." Youngjin masih berteriak ingin bermain mainan yang sama seperti Jeno.
"Youngjin belum bisa. Nanti mama beliin kalo Youngjin udah bisa main ya..." ucap Jina sambil mendudukkan Youngjin di sofa.
Jeno yang tidak tega melihat adiknya terus menangis akhirnya menghampiri Youngjin dan ikut duduk di sofa di sebelah Youngjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOUS
FanficCerita tentang kita, Dan semua yang terjadi di antara kita Kisah kehidupan pernikahan Kim Doyoung dengan seorang wanita karir. Ketika Kim Doyoung dan istrinya sama-sama sibuk dan tidak punya waktu untuk keluarga kecil mereka. Apakah kehidupan rumah...