PROLOG☁︎

128 20 8
                                    


-"Nabastala hanyalah milik Bumantara
Selayaknya Kau definisi Miliku"-

-"Nabastala hanyalah milik Bumantara Selayaknya Kau definisi Miliku"-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♫︎Playlist : Langit Favorit - Lutfi Aulia♫︎

-𖦹𖦹𖦹-

_"Rehatlah sejenak dari dunia pelik ini"_

-❥︎NABASTALA❥︎-

#PROLOG

DIALAH ARKILA NAYANIKA

Dibawah sinar mentari terik yang sebentar lagi akan ditelan temaram senja. Semesta seakan tahu ada senyum tulus yang merekah dibuminya. Semesta memang selalu punya banyak cara tuk membuat miliknya bahagia, walau dari hal-hal kecil yang tak kita sadari.

Aku tengah tersenyum, senyum tulus yang tak lagi pura-pura. Rasanya aku telah kembali pulang, menjadi diriku sendiri, saat kemarin rasanya aku kehilangan orangnya yang sangat aku cintai yaitu aku. Aku telah kembali dalam perjalanan luka. Aku telah menemukan kunci, menerobos dalam balik penjara kesepian.

Berkas-berkas sinar mentari membuat kilau menghijau pekat pada hamparan padang rumput yang menyegarkan setiap mata memandang, atau yang kita kenal dengan nama 'sabana'. Mataku tak lagi menangis dalam kegelapan, melalui gelap yang tak terlihat. Kini netraku berbinar karna warnanya, tampak menenangkan. Hijau, rindang dan hangat, fikirku.

Disinilah, aku merasa seakan daksaku tenang tak terbelenggu keterpaksaan, tak lagi berbisik pada akara bahwa aku terluka, dan tak berpura-pura terlihat baik-baik saja, memang benar aku lebih dikatakan baik, dunia tak lagi bersikap sama, yang biasa memberi peran tak adil padaku, ia menyerah hanya tuk hari ini.

Disinilah tempat pemberhentian lara, penyembuhan terbaik, bahkan tak ada omongan tajam yang mengerikan dan merendahkan yang setiap hari membandingkan ceritaku dengan cerita milik orang lain yang bersarang hanya untukku, padahal kita adalah tokoh utama di cerita masing-masing, tak ada lagi jeritan sosok yang terus memaksaku untuk menjadi orang lain, yang menjadikan manusia sebagai harapan menjadi yang sempurna.

Padahal aku hanyalah manusia, seorang manusia di dunia pasti tak ada yang sempurna, mereka lemah dan patah pada ujungnya. Sosok di sana bukan diriku, yang selalu menyalahkan daksanya sendiri padahal ia tak salah, ia yang tak pandai berdamai dengan dirinya tak pernah sekedar memaafkan kesalahannya, membenci dirinya sekeras batu keras tak terkikis, ia bukan lemah, ia hanya dituntut, bahkan ia lupa kapan terakhir kalinya ia mengatakan 'Kau hebat' seharusnya sedari kemarin, detik ini ia harus mengulang kata 'hebat' hanya baginya sendiri.

Ditempat inilah yang aku dambakan, aku bisa mengenal siapa diriku sebenarnya, mengutarakan setiap titik isi hatiku tanpa jeda. Karena perihal atma yang layu ini diperlukan rehat, tak lagi mampu dipaksa menjadi sosok baru yang mereka inginkan. Layaknya kata-kata penenang, di alam inilah aku ingin berteriak 'Kau ruang pertama yang menghiburku'.

NabastalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang