Chapter 14

30 8 4
                                    

"Nah,sekarang Bunbun mau kalian sekolah di tempat yang sama dengan Xaven." kata Bunbun.

"Hah!! Sekolah??"

"Bunbun serius?" tanya Sky.

"Iya, Bunbun serius.. Ini demi kebaikan kalian. Nama sekolahnya Zaroncy.

Zaroncy adalah satu satunya sekolah yang dibangun oleh Ratu Ravelline di tempat persembunyian ini.
Disana kalian akan belajar, bagaimana bertarung, mempertahankan diri dari serangan, dan mengembangkan kekuatan Gavernos.

Kita tak tahu kapan berlangsungnya peperangan Zarbas ke 3. Siap tidak siap kota harus bisa. Dan kalian yang akan memimpin kota Zarperos menuju gerbang kemenangan. "jelas Bunbun dengan panjang lebar.
yang lainnya mendengar sambil terangguk angguk pertanda bahwa mereka setuju.

" Mm, Rain setuju..kalau itu memang demi kebaikan Zarperos..tapi Bunbun, Rain belum pernah melihat Ratu Ravelline. "ujar gue.

" Iya bun, kayaknya sama cantiknya kayak Bunbun yaa. "ujar Sky, yang berhasil membuat Clody menatap Sky seribu bahasa.

" Aah, bisa aja.. Umur Bunbun udah tua, sudah 50 tahun lebih.. Ngomong soal Ravelline, kalian akan bertemu dengannya, entah dalam hitungan hari, bulan, ataupun tahun. "
Gue hanya bisa ber-oh.

.
.
.

"Wooiii!!! Makan daging anj*** dengan sayur kol!!! Sayur kooool!!! Sayur kooool!!! Ra!! Cepet bangun." teriak seseorang.

"Kok kayak denger suara Toa ya.. Berisik amat dah.." ujar gue yang masih setengah tak sadar.

"Woi, Snow yang paling cantik sedunia, mengalahkan kecantikannya Suzy sama Somi dibilang mirip Toa.. Anj**!"

"Huweeek, keknya gue muntah darah deh.."cetus gue.

" Ih bodo! Cepet elah.. Kita sekolah oneng! "

" O iya lupa kalo hari ini sekolah.. Ko lu nggak dari tadi sih bangunin gue!" kesal gue.

" Kagak bangunin pagimana, malah gue dihina, terjungkal gara ke tendang lo, di jambak..kurang apanya sih gue..gue tuh dah berusaha jadi kaka tertua yang paling baik.. Bla.. Bla.. Bla.. "ngomong sambil merem, kagak ada komanya lagi.

Akhirnya gue tinggalin dah.
Pas gue di depan pintu, gilak bener masih komat kamit tuh mulut. Setelah gue turun tangga.

" Iiih Rain!! Rese ya lu!! "teriak 8 oktafnya kedengeran sampai lantai bawah, padahal kamar gue lantai paling atas.

Bener bener Si Snow.

.
.

" Wah.. Makanan, kayaknya ena-"tiba tiba terputus, karena melihat makanan yang tersaji di meja makan.

"Paan si? Lu menganga kek gitu! Liat kecantikan gue ya? Emang si gue tuh cantik, banyak yang mau ama gue, pada ngantri mau bersinggah di hati gue, tapi ya apa boleh buat gue cuma haru pilih satu, yang pasti bukan lo ya.." jelas Snow panjang kali lebar.

"A elah bacot lu! Sapa juga yang mau ama lu, jijik mah gua!" sewot Luck.

"Dasar lu Lucknut! Muka gosong mirip pantat Panci!!" teriak Snow, dengan menyilangkan tangannya.

"Anj** lu, kebo gembrot!"balas Luck seraya membenturkan kepalanya dengan Snow.

" Apaan si lu pada! Dah gede, kelakuan masih kek anak kecil!"teriak gue.

" Dia duluan yang mulai! " saling menunjuk.

" Buru makan! Ntar lu pada telat.."sahut Xaven dari belakang.

Makanan paan nih? Ijo ijo kek lumut, lembek lagi, jijik..

" Xaven, Vaxran! Ni makanan apaan"tanya Winter, menunjuk kearah makanan tersebut.

The Electman And The Zarperos CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang