Der Anfang

28 6 3
                                    

Berlin, 2018.

Hawa dingin menyelimuti kota Berlin pada hari itu. Akhir bulan November menuju Desember, itu artinya musim sudah akan berganti menuju musim dingin. Seorang perempuan berjalan cepat sambil merapatkan jaketnya. Ia tidak ingin terlambat tiba di tempat kerjanya.

"Guten Morgen!" sapa perempuan itu saat ia memasuki tempat yang ia tuju.

"Morgen, Roa!" jawab seorang wanita paruh baya dengan suara riang.

Roa, wanita yang baru memasuki tempat tersebut segera memasuki sebuah ruangan, menaruh tas dan jaketnya ke dalam sebuah loker dan mengambil seragam putihnya lalu bergegas mengganti pakaiannya. Setelah ia mengganti pakaiannya, ia pun keluar untuk menghampiri wanita yang tadi disapanya.

"Kau belum menyalakan penghangat ruangannya, Julia?" Roa bertanya kepada rekan kerjanya tersebut. Dilihatnya Julia masih sibuk merapikan etalase di sebelah meja kasir. Roa pun membantu menurunkan kursi - kursi dari atas meja - meja di ruangan tersebut.

"Oh? Astaga, aku lupa. Nanti akan aku nyalakan. Roa, kau sebaiknya kembali ke dapur. Biar nanti Jörg dan Jan yang menurunkan kursi - kursi itu, mereka sebentar lagi pasti datang," Julia menjawab pertanyaan Roa.

"Baiklah, kalau begitu aku akan kembali ke dapur dan mulai membuat adonan-adonan. Lagi pula, ini sudah jam 6," Roa pun meninggalkan ruangan tersebut dan mulai memasuki area dapur. Sebelumnya dia mencuci tangannya dan mensterilkan dirinya sebelum memasuki tempat dimana dia akan membuat berbagai macam roti dan kue.

Roa adalah seorang pâtissier. Dan dia sangat menyukai pekerjaannya.

——————————————————

Berlin Tegel Airport, 2018

Seorang pria terdiam memandang ke arah conveyor belt di hadapannya. Dia masih tidak menyangka kalau akhirnya dia akan tiba di sini, di kota ini. Kota yang membutuhkan setidaknya 16 jam waktu tempuh dengan pesawat dari tempat asalnya. Dia tertawa kecil memikirkan dirinya sendiri, sampai akhirnya ia melihat barang bawaannya di atas ban berjalan tersebut. Dia pun mengambilnya dan berjalan menuju pintu keluar bandar udara tersebut. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh area tempatnya berdiri dan menunggu taksi tiba di depannya. Mengamati orang-orang yang ramai berlalu-lalang dan bercakap dengan berbagai macam bahasa. Tak lama, taksi yang ia tunggu pun tiba. Ia segera masuk dan menyebutkan tempat penginapannya.

Netra lelaki itu memandangi pemandangan di luar kaca mobil yang ia tumpangi saat ini. Masih tidak percaya dirinya bisa berada di sini saat ini. Ini semua seperti mimpi, batin lelaki itu. Tak lama ia pun melihat sebuah papan besar di pinggir jalan dengan tulisan WILLKOMMEN IN BERLIN.

Pria itu tersenyum kecil tatkala membaca tulisan di billboard tersebut.

"Baiklah, Welcome to Berlin, Hwang Minhyun."

Hwang Minhyun adalah seorang traveller. Dan dia tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.

——————————————————

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brendenburg Gate - Hwang MinhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang