Mempunyai seorang suami artis sekaligus model terkenal tak membuat Jongin berbangga diri, banyak yang menyebutnya sebagai pria beruntung karena mendapatkan pria se-sempurna Oh Sehun, namun nyatanya itu berkebalikan. Awal tahun pernikahan ia dan Sehun semuanya memag indah, sama seperti pengantin baru kebanyakan, dipenuhi dengan moment-moment romantis, bahkan setelah kelahiran putra pertama mereka semuanya berjaan dengan lancar tak ada masalah, namun setelah usia anaknya mencapai satu tahun, Sehun mulai berubah, ia yang dulunya pria hangat perlahan mulai menjadi dingin.
Identitas Jongin yang disembunyikan sebagai istri Sehun─Sehun beralasan dulu supaya jongin dan keluarganya tak diusik media─menyusahkan Jongin. Ia selalu disalahkan publik atas perselingkuhan Sehun dengan artis pendatang baru Irene, mereka beralasan jika Jongin sebagai istri Sehun tak memberikan layanan yang memuaskan kepada Sehun.
Jongin cukup sadar diri, ia dan Irene berada di level yang berbeda.
Pernah Jongin bertanya tentang hubungan Sehun dan Irene, namun lelaki itu malah membentaknya, ia mengatakan jika hubungannya dan Irene hanya sebatas partner kerja, dan berakhir dengan Sehun yang tak pulang selama seminggu. Sejak saat itu Jongin berjanji untuk tidak menanyakan hubungan sehun dan Irene.-
"Jongin, ibu pergi. Haowen sudah tidur, kau tak apa ibu tinggal kan?" Jongin mengangguk sambil tersenyum meyakinkan ke ibu mertuanya. Ia cukup pandai dalam menyembunyikan masalah keluarganya kepada orang tua mereka. Orangtua mereka hanya meganggap rumor Irene dan sehun itu hanya untuk mendongkrak popularitas Irene sebagai artis baru di agensi Sehun.
"Ibu pergi, jika Sehun sudah kembali hubungi ibu oke.." Jongin mengiyakan saja, ia memeluk ibu mertuanya kemudian menutup pintu unitnya dan Sehun. Jongin menghela nafas lelah, ia memandang foto pernikahannya lalu melirik tanggal di ponselnya, berarti sudah tiga hari sehtun tak pulang "kau sedang apa sehun?" Jongin berguman sendiri, jujur ia merindukan Sehun, hubungannya dan Sehun mulai merenggang, ia merasa takut jika saja Sehun ingin menceraikannya, ia belum siap hidup tanpa Sehun.
-
"Pisang.." Jongin tertawa mendengar rengekan anaknya, ia mengambil buah pisang dari lemari es, memotong pisang tersebuat lalu memasukannya ke piring plastik "Ini.." jongin memberikan piring itu ke Haowen, anaknya itu tersenyum senang sambil mengambil potong pisang dengan garpu berbentuk animasi larva bewarna kuning, lalu tersenyum manis kearah Jongin sambil tetap mengunyah "Mau mendengar musik?" Jongin bertanya, ia mengambil ponselnya di atas meja makan, tersenyum kecil melihat antusias anaknya.
"Sehun?" Jongin kaget ketika melihat Sehun bersandar di tembok dapur, ia melirik haowen yang masih belum menyadari sehun datang. Sehun berdehem, wajahnya yang semula datar lansung berubah hangat melihat Haowen yang baru menyadari kedatangan ayahnya "Appa!" Haowen berucap semangat, ia meminta Sehun megendongnya "Appa.." Jongin hanya bisa tersenyum, ia mengambil ponselnya, ia harus menghubungi ibu Sehun untuk memberitahu jika Sehun sudah kembali, Jongin melangkah ke kamarnya.
"Sehun sudah datang ibu.." Jongin memulai percakapan "Sehun baik-baik saja, ibu tak perlu kawatir. Ibu bisa menghubungi Sehun nanti.." jelas jongin panjang lebar "Ya, aku akan menyuruh sehun menghubungi ibu nanti, selamat malam ibu.." Jongin menutup panggilan, ia menghela nafas palan kemudian berbalik untuk menemui sehun dan haowen di dapur
-
"eomma.." Jongin hanya tersenyum membalas panggilan Haowen,ia melihat haowen sedang menggamar dengan Sehun di ruang tengah, Jongin berjalan ke dapur,ia menyiapkan cemilan dan susu untuk Sehun dan haowen.
"Jongin kita harus bicara.." Jongin menatap kaget sehun yang tiba-tiba bersuara, hampir saja ia menumpahkan susu untuk haowen, dengan pelan jongin berbalik ia memandang Sehun yang kini duduk di meja makan "bisakah kau menunggu sampai haowen tidur Sehun?" Sehun tampak berpikir namun ia menggeleng "Ini penting, lagi pula aku hanya bisa sebentar Jongin.." jongin mengangguk saja, jujur ia khawatir dengan topik pembicaraan Sehun.
"baiklah, tapi aku harus mengantar susu untuk haowen dulu Sehun.." Sehun mengangguk, matanya mengikuti gerakan Jongin yang mengantarkan susu kearah haowen "Jongin bisakah Irene tinggal bersama kita selama seminggu?" Jongin yang baru saja duduk kaget mendengar penuturan Sehun, ia berdehem pelan,mencoba bersikap tenang. Jongin tersenyum kecil,ia mengangguk "terserah kau saja.." balas jongin.
Sehun tersenyum senang, ia meminum susu yang tadi di buatkan Jongin "Aku tau ini tak nyaman untuk mu, ini hanya untuk pekerjaan.." jelas Sehun. jongin hanya tersenyum lirih, ia membantu sehun membuka kemejanya. "Akan kusiapkan air panas.." ujar jongin lalu masuk menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, jongin duduk di kloset setelah mengisi bathub.Ia mengusap air matanya yang turun.Jongin bangkit sambil mengusap air matanya ketika knop pintu dibuka dari luar.
"Air nya sebentar lagi siap Sehun,aku akan mengurus haowen.." jongin akan keluar dari kamar mandi sebelum tanganya ditarik sehun. Jongin memandang sehun yang kini menatapnya, jongin menutup matanya saat sehun mulai melumat bibirnya.
"Sehunhhh.." jongin berusaha mendorong sehun saat tangan Sehun mulai meremas dadanya. Jongin memalingkan wajahnya, membuat tautan mereka lepas, nafas jongin naik urun berbeda dengan sehun yang masih stabil "Haowen belum tidur Sehun, aku akan keluar.kau mandi saja.." jongin berucap lalu pergi meninggalkan sehun yang memandangnya datar.
-
Ketika Jongin memasuki kamarnya dan sehun lampu kamar sudah dimatikan,hanya menyisakan lampu tidur disamping ranjang. Jongin menghela nafas melihat sehun yang tidur membelakanginya ke arah jendela. Jongin berjalan ke arah lemari, mengganti baju dengan piyama sambil menatap dirinya lewat cermin.
Irene benar-benar akan tinggal disini. Apa ia sanggut melihat interaksi sehun dan Irene? Jongin mengusap matanya yang berair lalu naik ke ranjang, menyelimuti dirinya dan tidur memunggungi sehun. "Selamat malam sehun.." gumannya lalu tertidur lelap, tanpa menyadari sehun yang kini berbalik dan memluknya dari belakang. "Selamat malam jongin.."
-
"Hai Jongin!" Jongin kaget melihat Irene yang sudah ada di dapurnya pagi-pagi sekali. Ia memandang makanan di atas meja, apa Irene yang membuat makanan ini? Dan juga bagaimana Irene bisa masuk ke unit nya? "Sehun memberikan kode unit kalian. Maaf, pasti kau merasa tak nyaman." Tambah Irene.
"Tak apa,aku tak keberatan."
"Ahh..begitu.Ah iya,Sehun dimana?"
"masih tidur, aku akan membangunkan haowen,terima kasih atas makanannya Irene."
"Tak apa, ini hanya hal kecil jongin."
Jongin berjalan ke arah kamar haowen,ia bingung kenapa Sehun dengan mudahnya memberikan kode unit mereka kepada orang asing. Ah apa Irene termasuk orang asing untuk sehun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Morning Glory
FanfictionHunkai Fanfiction BL Yaoi (*)Flowers🌷🌷 Morning Glory /ˈmɔːnɪŋ ˈglɔːri/ •Love in vain