Promise & Lie

15 4 2
                                    

Namaku Taera, 20 tahun ya umurku 20 tahun, tetapi beberapa orang tidak mengetakan seperti itu. Entahlah, aku hanya menjalani apa yang menurutku baik dan kurasa tidak merugikan mereka.

Aku tidak tau harus memulai darimana, sejujurnya aku bahkan tidak pernah ada niat untuk membuat ini, melintas dipikirankupun hal ini mungkin tidak sempat. Namun entah bagaimana malam ini suatuhal mendatangiku membuat hatiku bergejolak untuk menerimanya, pikiranku sempat menolak, namun hatiku enggan melakukan penolakan, dan pada akhirnya menggerakkan kesepuluh jariku untuk menyentuh papan datar yang terbagi menjadi beberapa kotak dengan masing-masing simbol diatasnya.

Aku merasa hal ini sangat berat untuk diikhlaskan, mungkin dia,, bukan, bukan dia, lebih tepatnya mereka. Yaa mereka karena lebih dari satu orang begitulah hatiku mengatakannya. Mungkin mereka tidak pernah merasakannya. Tapi aku, sering, bahkan sangat sering. Dijanjikan sesuatu namun diingkari, sangat sering. Bagaimana bisa semudah itu mereka mengingkarinya. Bagaimana bisa mereka bermain dengan janji, bukan hanya merugikan waktu seseorang, tapi juga perasaan seseorang. Apakah mereka tidak pernah merasakannya ??. untuk membuat janjipun aku bahkan harus berpikir 1000x untuk memastikan aku benar-benar bisa menepati. Tapi mereka ??. pernah terlintas dipikiranku untuk membalasnya, bukan karena dendam, aku hanya ingin menyadarkan mereka bahwa dengan kata-kata mereka bisa menanam harapan dan dengan kata-kata juga mereka bisa menghancurkannya, dan jika sudah hancur banyak yang terbuang sia-sia, khususnya penantian. Penantian yang mungkin mengorbankan waktu makan seseorang, waktu istirahat seseorang dan bahkan waktu tidur seseorang. Seandainya waktu bisa dibeli dengan kata-kata tidak akan ada tulisan ini, dengan uang saja waktu tidak bisa dibeli apalagi hanya dengan kata-kata. “Tolong hargai waktu seseorang, pengorbanan seseorang, dan penantian seseorang”, kata-kata itu sering ku ucapkan, namun tidak ada hal yang berubah. Sebenarnya aku sangat percaya dengan kata-kata “apa yang kamu lakukan maka itu yang akan kamu dapatkan” aku pernah berpikir mengapa aku selalu mendapat janji yang berujung pengingkaran ? apakah aku pernah mengingkari janji pada seseorang ? bahkan aku sangat yakin tidak pernah melakukannya. Tapi tuhanku menyadarkanku, bahwa aku sering ingkar kepadanya.
Mungkin itulah mengapa aku selalu mendapat janji yang berujung pengingkaran. Lalu bagaimana dengan mereka ? apakah mereka tidak akan merasakan apa yang telah mereka lakukan ?. Mereka akan merasakannya. Kapan ?. Saat tiba waktu mereka harus disadarkan. Bukan sekarang waktunya, Tuhan masih sabar menanti kesadaran diri mereka sendiri. Itu janji Tuhan, dan dia tidak akan menginkari karena dia-lah sang pemilik janji yang sebenarnya.

Tentang kebohongan, aku sangat sadar mereka melakukannya, hatiku sempat berontak untuk membantah kebohongan mereka, tapi pikiranku masih bisa mengontrol. Pernah kuceritakan pada seseorang bahwa aku bisa merasakan jika seseorang berbohong padaku, tapi sayang dia tidak percaya, aku tidak memintanya untuk percaya aku hanya ingin melihat reaksinya dan benar dugaanku dia tidak bisa menerimanya. Bukan aku sok tau atau semacamnya tapi hal itu terbukti saat seseorang berbohong dan kebohongannya akan terungkap sendiri oleh dirinya sendiri, namun tidak banyak yang menyadari, dan bahkan tidak ada yang menyadari. Aku juga merasakan jika seseorang marah denganku, tidak menyetujui keputusan dan pendapatku atau tidak menyukaiku atau bahkan terpaksa menerimaku. Sekali lagi aku berpikir apa aku pernah melakukan kebohongan ?, untuk hal ini aku tidak dapat memastikan aku tidak pernah berbohong, karena sebenarnya dengan diriku sendiripun aku sering berbohong. Untuk orang-orang yang tidak bisa menahan kejengkelan mungkin akan sangat mudah kulihat kebohongannya karena dirinya sendiri yang akan mengakui kebohongannya, tapi jika orang-orang yang memilih memendam sepertiku, memerlukan waktu untuk merasakannya, tapi karena memiliki beberapa kesamaan denganku aku tetap bisa merasakan kebohongan dan kemarahannya. Pernah kutanyakan apakah dia marah, dengan mudah dia menjawab tidak dengan senyumannya, tapi aku juga sering melakukan hal itu, hingga aku merasa dia tidak jujur. Sampai sekarang aku selalu melakukannya, menyembunyikan segala luka dengan membangun duniaku sendiri dunia yang bahkan fana, tidak nyata, tapi aku suka karena dalam duniaku aku bahagia, memiliki semua yang aku mau. Seperti teman, kekasih, dan bahkan pendapat.

Setelah semua yang mereka lakukan anehnya aku tetap bisa tersenyum dan bahkan melakukan beberapa lelucon dengan mereka. Entah aku terlalu kuat melakukan kebohongan pada diri sendiri hingga sugesti telah tertanam dalam otakku, atau hatiku yang terlalu mudah diluluhkan. Kadang akupun merasa lelah tidak bisa menyampaikan perasaanku pada siapapun. Karena tidak ada yang mengerti apa yang kurasakan. Pernah terpikir olehku apa hanya aku yang merasakan semua kejanggalan ini. Ketidak berdayaanku memberitahu oranglain bahwa pengingkaran janji itu menghancurkan segala pengorbanan, ketidak percayaan oranglain dengan apa yang kurasakan, kebohongan pada diri sendiri yang tidak tau kapan dapat kuhentikan. Semua seakan membantah apa yang kukatakan dan kurasakan, aku merasa sendirian dalam lautan kejanggalan. Aku tau semua yang ada didunia memiliki sistem sebab dan akibat, tapi aku tidak tau apa penyebab dari akibat yang aku rasakan sekarang, yaa aku menyebutnya akibat karena hal ini berbeda, tidak semua orang memiliki akibat seperti milikku. Namun aku juga percaya semua yang terjadi dan semua yang ada didunia memiliki hal positive dan hal negative, mungkin sekarang aku hanya menemukan hal negatifnya, membuatku menjadi orang yang terlalu berpikir perfeksionis sehingga selalu merasa gagal dalam melakukan segala hal, selalu merasa kurang. Kadang aku benci menjadi berbeda, karena dunia penuh dengan diskriminasi, karena aku berbeda semua yang kusukai kadang dikatakan buruk, karena memang apa yang kusukai juga berbeda dengan kebanyakan orang. Namun tidak bisakah dunia mengatakan penghuninya untuk menyeimbangkan logika dan penalaran, tidak hanya mengandalkan kekuatan mulut yang tidak tersambung dengan otak dan hati.

Aku benci memikirkan semua ini, kadang aku sangat lelah karena semua yang aku pikirkan tidak ada ujungnya dan untuk teman diskusipun aku tidak punya, otakku berkata “berhenti kau lelah” tapi hatiku berkata “ kau harus memecahkannya”. Namun mulutku selalu berkata “bagaimana caranya”. Aku bahkan tidak tau hal semacam ini sekarang menjadi rutinitasku atau hanya obsesiku efek dari pemikiran yang terlalu perfeksionis, aku benci tapi aku tidak bisa melawan dan aku benci itu. Aku sangat benci saat mengetahui hal yang kubenci berada dalam diriku sendiri dan merindukan sesuatu yang bahkan tidak ada didunia nyata.

Yaa aku sangat menyukai dunia fantasi, dan itupun dibenci orang-orang, sebegitu sulitnya aku menemukan kenyamanan dan kebahagiaan, sampai-sampai aku harus membangun duniaku sendiri. Apakah hidupku semenyedihkan itu, bagiku fantasi bukan hal yang sia-sia, fantasi itu hidup dalam jiwa-jiwa yang terpilih. Namun dunia fantasi sangat beresiko, jika kau salah langkah kau tidak akan pernah menemukan jalan untuk pulang. Aku merasa aku masih berjalan pada jalan yang benar, aku masih tau batasku. Aku punya keluargaku dan tuhanku yang mendampingiku dan menunjukkanku jalan yang mana yang harus kupilih, walaupun orangtuaku sendiri tidak dapat benar-benar mengerti apa yang kurasakan maka dari itu tidak pernah sekalipun aku mendiskusikan hal semacam ini pada orangtuaku. Tapi aku sangat yakin tuhanku akan mengerti tapi belum memberitahuku apa yang harus kulakukan, padahal tuhanku tau aku benar-benar membenci menunggu, karena memang pada kenyataannya ‘”hal yang sangat kita benci berada sangat dekat dengan kita, dan hal yang benar-benar kita rindukan adalah hal yang bahkan tidak nyata” menunggu adalah hal yang sangat dekat dengan jantung kita dan duniaku yang kurindukan adalah hal yang tidak nyata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SingularityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang