Day 6: Final

5 1 0
                                    

Karya: Ana

Malam ini langit tak secerah biasanya. Awan berkumpul seolah berusaha menghalangi cahaya bulan untuk menembus malam, dan berusaha untuk tak menampakkan bintang walau setitik pun. Hanya cahaya petir yang sesekali muncul menghiasi langit.

Malam ini langit begitu mendung, seakan tahu perasaanku. Well ... bisa dibilang aku sedang patah hati. Kamu ... membuatku mendung malam ini. Malam Minggu di mana seminggu yang lalu kamu berjanji untuk mengajakku pergi ke pasar malam, merayakan ulang tahun hubungan kita yang kesebulan. 

Tapi ... perkataanmu saat itu hanya angin lalu. Buktinya? Ba'da Maghrib tadi, kamu seakan tak memiliki perasaan, dengan teganya mengucapkan, "Kita udahan, ya." 

Aku tak apa, aku kuat. Dengan hati yang hancur, aku kembali mengganti pakaianku menjadi baju rumahan, mengembalikan semua perlengkapan pergiku ke dalam lemari. Kandas sudah harapanku untuk bersenang-senang, kamu mengucapkan keputusan final itu dan berhasil membuatku bersedih.

Begini, kah rasanya patah hati? Aku ... kalau aku tahu, seharusnya saat itu aku tak menerimamu saat kamu menembakku. Ini semua percuma ... kamu tak akan pernah bisa setia denganku. Harusnya aku tahu ... sifatmu membuatku seharusnya sadar bahwa kamu memang tak bisa bersamaku. 

Kini aku hanya bisa diam saja, menunggu awan menumpahkan isinya, bersamaan dengan tangisku yang lebih dulu tumpah.

Semarang, 21 Februari 2019

30 DWC Jilid 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang