PAPA
.
McM
.
AUTHOR'S SIDE
.
.
.
"Bolehkah aku menyalahkan satu jawaban?"
"Tidak.."
Hendery membenturkan pelan kepalanya pada meja. "Kenapa kau baik pada mereka? Berharap mereka juga baik padamu?"
Jeno mengambaikan pertanyaan Hendery. Jeno tak hanya menyalin satu mata pelajaran untuk tiga teman kelompok belajarnya, tapi semuanya.
"Jung.."
"Lee.." balas Jeno singkat.
"Kau menjadi bodoh tak bisa menjawab pertanyaanku?" Hendery menyudahi protesannya, kembali menuliskan jawaban seolah semuanya sudah tertanam apik di dalam kepala.
"Kau tau ini demi Papaku. Aku sudah pernah melakukan ini, tak ada salahnya melakukan lagi.."
Hendery tertawa. "Baru kali ini aku melihat korban pembulian yang menikmati perannya.."
Jeno membalas kalimat itu juga dengan tawa. "Aku keren?" akhirnya atensi itu teralihkan dari buku tugas.
"Kau keren? Kau bodoh!" tegas Hendery.
"Aku bodoh kau apa? Idiot?" Jeno tak mau kalah ternyata.
Hendery tetap pemuda bermata sipit disampingnya. "Kau menyukaiku?"
"KAU GILA?!" jerit Jeno.
Terlalu berlebihan Hendery bereaksi seakan Jeno menyemburkan air di wajahnya. "Itu artinya kau menyukai lawan jenis?"
Jeno diam. Mata dibalik alat bantu baca itu mengerjap pelan. "Kembali bekerja. Jangan membuat kesalahan apapun.." Jeno melanjutkan menyalin jawaban.
"Kau menyukai perempuan, kan? Kau tidak seperti ayah-ayah kita? Aku juga!"
Pernyataan terakhir Hendery membuat Jeno kembali menatapnya.
"Dia anak kelas reguler. Gadis tinggi bermata sipit.." senyum terlalu lebar dari Hendery, Jeno dapati.
"Kau senang?" Jeno tak paham mengapa dia bertanya begitu.
"Tentu! Jadi kau sudah mendapatkan incaran?"
Senyum itu terkulum, kepalanya mengangguk samar. "Aku sudah menjawab. Sekarang lanjutkan pekerjaanmu, tuan muda Seo.."
"Seo?"
"Kau bilang jika sedang menyebalkan namamu menjadi Hendery Seo. Kau dalam mode itu.."
"Sial! Aku akan mengisi dengan dua jawaban salah.."
"RYRY!"
"Dengar, ini hanya bentuk pembalasan kecil. Jangan terlalu takut. Tenang saja. Ini bagian dari hak asasi manusia. Ikuti saranku. Bedakan dua atau tiga jawaban.." ekspresi wajahnya dibuat sebegitu meyakinkan.
"Hendery Seo!" Jeno menatap jengah temannya itu.
"Aku tau aku tampan.."
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
A/n :
Jadi, Jeno sama Hendery di sini aku bikin straight ya. Kaya seru aja ada konflik begini.
#190302
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA
Fanfiction[COMPLETED] [SKY Castle Syndrom] Jeno memanggil salah satu ayahnya dengan panggilan Papa. Hendery pun juga memanggil dengan pangilan yang sama. Jeno dan Hendery tidak mengetahui masa lalu kedua Papanya, hingga hal itu mempengaruhi pertemanan mereka...