Aloka Maggiana

67 14 3
                                    

Melarikan diri dari masalah
memang salah, tapi bukankah
itu baik jika menghindarkan dari susah?.
Kita tinggal menyimpan, menjadikan
suatu Rahasia.
Aloka Maggiana

Senja sudah hampir tenggelam saat Loka dan Lasmi, bundanya sampai di kontrakan mereka. Loka memang sedih harus meninggalkan desanya, ia ingin menangis, tapi ia tidak sanggup, bagaimana mungkin dia bisa menangis, jika bundanya rela meninggalkan pekerjaannya di desa hanya karena Loka .

"Ayo masuk Ka, sebentar lagi malam. Kamu harus istirahat, lusa sekolah." Lasmi menggandeng tangan putrinya lembut.

Kontrakan ini kecil, namun baik Lasmi maupun Loka tidak mempermasalahkannya. Selagi mereka bersama semua akan baik baik saja.

"Makanlah Ka, Bunda tadi beli ini." Lasmi memperlihatkan bungkusan nasi pada Loka. Ia menyiapkan makanan untuk Loka dan dirinya, hanya berdua.

"Bun?" Loka menggigit bibir bawahnya, ia benar benar gugup, ia ragu mengatakan hal itu,  ia takut bundanya kecewa.

"Kenapa Ka,?" Lasmi membawakan Loka sepiring Nasi dengan lauk seadannya.

"Loka, minta maaf Bun. Harusnya Loka nggak nyusahin Bunda, harusnya Loka bah.." suaranya tersendat, pertahanannya hancur , air matanya meluruh begitu saja.

"Tidak apalah Ka, ini sudah kewajiban Bunda lindungi kamu, bunda nggak mau kamu seperti waktu itu." Lasmi menghela nafasnya sejenak . " Bunda nggak mau kamu menyakiti dirimu sendiri, Bunda mau kamu bahagia."

Lasmi menatap putrinya nanar, matanya memanas tapi ia tak mau menangis di depan putrinya, ia harus menguatkan putrinya.

"Ta-tapi Bun... Ini salah, seharusnya Loka tidak lari dari masalah. Loka takut nanti ada yang tahu, Loka malu Bun." Dipeluknya tubuh mungil putrinya, diusap usapnya punggung Loka . Berusaha menenangkan .

"Tidak apa apa Ka selagi lari bisa menyelamatkan kamu dari hinaan, celaan, kenapa tidak? Bunda nggak mau kamu sedih. Sudahlah kamu tidak perlu memikirkannya lagi . Makanlah!"

Diantara keheningan yang tercipta, diantara pikiran Loka yang berkelana mengejar khayalan khayalan yang entah bisa atau tidak di dapatkan terbesit rasa takut, cemas, kawatir akan kedepannya.

"Besok Bunda mau ke alamat yang di berikan paklikmu Ka, Bunda mau lamar kerja." Perkataan Lasmi menyeruak di pendengaran Loka, mengembalikan kesadaranya .

"Iya, Bun."

"Yasudah tidurlah, Sudah malam. Besok kamu di rumah saja belajar materi materi yang sudah tertinggal."

Malam itu Loka tertidur dengan nyenyak, ia akan sekolah di tempat baru, memulai harinya seperti sedia kala. Ia harus belajar agar tidak menyusahkan Bundanya . Ia bertekad menyembunyikan semuanya ia tidak akan terpuruk lagi.

***

Hai hai gimana? Aloka itu panggilannya bisa Al bisa Loka ya jadi jangan bingung. Aku harap kalian suka sama ceritanya. Jangan lupa Votenya.


KavialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang