Seorang perempuan dengan rok longgar dan tas ransel berwarna merah, sedang berdiri di depan gedung yang terlihat besar. Ia membenahi seragam yang dikenakannya kemudian berjalan memasuki gedung tersebut.
"Hai, saya Aloka Maggiana. Panggilannya Aloka atau Loka saja. Terima kasih." Ujar perempuan yang ternyata bernama Aloka.
Aloka merupakan siswa baru di SMA Darmawangsa. Sekolah elit yang ada di kota ini. Banyak orang yang memimpikan bersekolah disini, namun untuk sekolah di sini tidak lah mudah, kalian harus mempunyai uang atau otak yang cerdas. Dan Aloka berada pada poin ke dua.
"Baik Aloka, silakan duduk di sana dengan Aisy, Aisy angkat tangan mu !" Bu Dewi selaku wali kelasnya mempersilakan Aloka duduk .
Aisy mengangkat tangannya, lantas Aloka langsung berjalan menuju kursi kosong di samping Aisy. Kursi tersebut berada di pojok kanan urutan ke tiga.
"Hai, aku Aloka, kamu bisa panggil aku Loka saja." Loka mengulurkan tangannya seraya tersenyum.
"Gue Aisy, semoga lo betah sebangku sama gue." Aisy menjabat tangan Loka.
"Baiklah anak anak, kerjakan halaman 47 di lembaran, nanti istirahat dikumpulkan. Mohon maaf saya tidak bisa mengajar karena ada keperluan. Tolong nanti di kumpulkan di meja saya ." Bu Dewi menatap para siswanya .
"Iya bu." Mereka menjawab serentak.
"Yah, ibu kenapa nggak ngajar sih? Kalau gini kapan pintarnya." Celetuk salah satu murid yang di ketahui bernama Emha.
"Udah jangan sok sedih kamu, saya tahu kalian senang kan." Ucap bu Dewi yang di balas cengiran dari siswa satu kelas.
Sepeninggalan bu Dewi kelas menjadi sangat kacau, hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas dari bu Dewi, mungkin selebihnya nanti akan mencontek.
"Woy gimana kalau kita ngerjain tugasnya bareng bareng, Shinta yang cari jawabanya, terus dibagi ke semua?". Usul seorang murid lelaki.
"Weh itu enak di lo, gak enak di gue dong." Shinta bersungut sungut mendengar usulan temannya tadi.
Semua siswa menyetujui usulan temannya,Shinta pun hanya bisa pasrah saja. Selagi Shinta mengerjakan, siswa sekelasnya malah melakukan konser dadakan.
"Gue, Sari lo kalau butuh apa apa bilang aja ke gue." Seseorang yang duduk di depan Aisy dan Loka menoleh mengajak Loka berkenalan.
"Gue, Cindy." Gadis yang duduk di samping Sari juga menoleh .
"Ah iya Sari, Cindy terima kasih." Loka menjawabnya dengan senyum.
Setelah jam pelajaran bu Dewi habis, semua siswa kelabakan, tugas mereka belum selesai . Jadilah acara mencontek massal. Untung saja setelah jam bu Dewi , pak Sugiono tidak mengajar. Jadi mereka mempunyai waktu lebih.
"Temenin gue ke toilet Al." Aisy memegang tangan Loka. "Al, ayok gue kebelet." Sekali lagi Aisy menggoyangkan tubuh Loka.
"Aisy, ngajak aku?" Loka mengernyit kebingungan sedangkan Aisy hanya mengangguk mengiyakan.
"Tapi tadi Aisy tadi bilangnya Al, aku kira ngajak yang lain." Aisy tidak tahan, Ia langsung menyeret Loka.
"Nama lo kan Aloka, gue enakan panggil Al aja ."
Setibanya di toilet Aisy langsung masuk ke salah satu bilik. Sementara Loka menunggu di depan pintu . Mengamati setiap sudut sekolah barunya . Ia harus bisa menyembunyikan rahasiannya dan tidak boleh ketahuan. Ibunya bahkan rela pindah ke kota dan mencari pekerjaan baru hanya demi Loka, hanya demi menyembunyikan masa lalu loka.
Loka melihat benda terjatuh di depannya, ia menoleh mencari siapa pemilik benda itu. "Kak," ia menghampiri laki laki yang tadi melintas di depannya, ia yakin laki laki itu pemilik kalung yang di temukannya.
"Apa? Gue sibuk. Gue gak mau jadi pacar lo . Dasar gak punya harga diri ." Laki laki itu memindai Loka dari ujung kaki hingga kepala.
***
Wah wah siapa cowok ke gr an itu 😅 dikira Loka mau nembak apa wkwk.
Aisy Gracella
KAMU SEDANG MEMBACA
Kavial
Teen FictionBagaimana bila tiga cowok yang memiliki kebribadian berbeda menyukai orang yang sama?. Candra Angkasa Dewa, spesies cowok baik, di senangi banyak orang dan yang paling penting dia Humoris. Medey Alean Darmawangsa, cowok dengan sejuta kalimat indahn...