Bab 2

71 8 0
                                    

"Apa? Gue sibuk. Gue gak mau jadi pacar lo . Dasar gak punya harga diri ." Laki laki itu memindai Loka dari ujung kaki hingga kepala.

"Kamu jangan terlalu percaya diri, aku hanya mau memberikan ini, Lagi pula kamu tidak ganteng" Loka memberikan Kalung itu dengan terheran heran.

Loka tidak habis fikir bagaimana ada manusia sepercaya diri seperti itu. Percaya diri itu baik tapi jika berlebihan bukannya memalukan.

"Woy Al, lo kenapa bengong." Aisy tiba tiba mengaggetkan Loka yang masih menatap punggung lelaki percaya diri tadi.

"Astagfirllah, Aisy kamu mengagetkan ku."

"Lo liatin Punuk Kavial terus ? Suka lo ya ?." Aisy ikut melihat arah pandangan Loka . Dan menemukan bahwa Loka dari tadi menatap punggung Kavial.

"Hah, Memangnya ada Unta ya? Aku lagi melihat laki laki percaya diri tadi." Lagi lagi jawaban Loka membuat Aisy bingung.

Tidak mau berlama lama Aisy mengajak Loka ke kantin . Cindy dan Sari mengatakan sudah ke sana terlebih dulu, katanya mencari tempat.

"Woy sini!" Sari berteriak memanggil Aisy dan Loka yang sudah berada di pintu kantin.

Aisy dan Loka menghampiri Sari dan Cindy . Mereka sudah memesankan makanan. Loka menceritakan kejadian yang dialaminya di depan toilet tadi .

"Bwahahahaha, Kavi bisa juga." Sari mengusap sudut matanya yang berair karena terlalu kencang tertawa.

"Weh.. lo.. diliatin orang sekantin bego." Cindy juga masih tertawa memegangi perutnya. "Kavi Ogeb gila.hahaha" Cindy masih tertawa sedangkan Loka malah menyantap makanannya.

"Lucu ya?" Suara dingin menusuk itu memaksa tawa kencang Cindy dan Sari berhenti. Mereka takut . Kavial tiba tiba sudah berada di belakang mereka.

"Hehe, nggak kok Kav lo keren deh." Cindy terlihat menahan tawanya.

Brakk!!. "Diem lo, atau lo nggak akan tenang sekolah di sini." Bentakan Kavi membuat nyalinya menciut. Tidak ada yang berani menegur , bahkan gurupun tidak berani . Mereka tahu Ayah Kavial adalah donatur terbesar di Darmawangsa. Lagi pula Darmawangsa merupakan yayasan milik pamannya.

"Kamu tidak boleh begitu, dia perempuan jangan kasar." Disaat semua diam, Loka justru melontarkan kalimat yang akan membuat dirinya masuk kedalam lingkaran hitam Kavial .

"Cowok nggak boleh kasarin cewek hah?!" Kavi tertawa sinis. "Terus cewek bisa seenaknya aja sama cowok gitu?."

"Iya, karena Laki laki harus jagain perempuan." Dengan tenang Loka masih saja menjawab, ia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa.

"Lo nggak usah ikut campur, dasar anak baru aneh? Ngomong aja sok formal dasar medusa. Lo gak tau siapa gue?" Bodoh, Loka benar benar bodoh, setelah ini Kavial pasti tidak akan membiarkan Loka tenang di sekolah ini.

"Kalau berbicara itu yang baik, aku tidak tahu kamu siapa tapi aku tahu, kamu tidak berkepribadian baik." Loka menahan diri untuk tidak menangis, sungguh ia sebenarnya takut .

Sebanyak ini orang yang berada di kantin, tapi tidak satu pun yang mau menegur Kavial. Mengapa mereka mendadak menjadi patung .

"Cih! Jangan sok baik deh lo, kalau aslinya bejat." Teman Kavial sebenarnya sudah mencoba menenangkan, tapi siapa yang tidak tahu Kavial jika sudah kesal. Apalagi dengan perempuan ia tidak segan membuatnya menderita.

"Udahlah Kav, dia anak baru, dia kagak tau lo nya gimana." Bhima berusaha mengajak Kavial pergi.

"Lo anak baru sok perfect. Liat aja lo gak bakalan tenang sekolah di sini." Kavial dan segerombolannya pergi, tak lupa ia menyenggol lengan Loka sampai terjatuh dan menyiramnya dengan segelas jus. Jeruk.

"Al, lo oke?." Aisy mengguncangkan tubuh Loka pelan.

Loka hanya mengangguk . Setelah kejadian itu Loka menangis di toilet di temani Aisy . Ia tidak masuk kelas, Sari dan Cindy sudah mengijinkannya untuk istirahat di UKS.

"Aku takut Sy."

***

Aduh bang Kavi tega banget sih . Jadi gemes deh uh cubit cubit😍

 Jadi gemes deh uh cubit cubit😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sari Rahma Dewi

KavialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang