Semua Masih Sama

6 0 0
                                    

Banjarmasin, 26 Desember 2018

"Mah, Dewi berangkat kerja dulu" ucapku pada ibuku seraya mencium tangan untuk pamit pergi bekerja. Ya, aku Dewi, seorang wanita Berusia 21 Tahun dan seorang karyawan kantor biasa. aku bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Konsultan Pertambangan. dan baru 1 tahun bekerja. 

"Assalamuallaikum" kalimat yang selalu menjadi awal pembuka hariku di kantorku ini. "Waalaikumsalam" seorang pria menjawab salamku dengan ramah. Namanya Ryan, aku memanggilnya dengan sebutan mas, karena usianya yang tidak terlalu jauh dariku. "ini kantor sepi amat, yang lain mana ?"  Tanyaku sambil melenggang menuju 'Singgasana'ku dikantor ini 

"Mas Tomo ada didapur, Mas Andre ada diatas, Mas Taufik, Mas Untung, Mas Tri belum dateng" dia menjawab itu sambil menatap layar handphone nya entah apa yang sedang dia lihat waktu itu. Aku pun hanya ber-Oh ria menanggapinya.

aku membuka laptopku dan memulai aktivitasku seperti biasa. Terkadang aku merasa bosan dengan segalanya yang ada disini. Terutama karena aku satu-satunya wanita disini. Begitulah

"Dewi jadi ikut ke Jawa kan ?"  Suara Mas Taufik memecah keheningan kami. "Jadi, Tanggal  5 kan berangkatnya?"  Aku menoleh kebelakang ketempat dimana suara itu berasal "Iya. duduk deket jendela ya?"  dan aku hanya mengangguk lalu kembali ke pekerjaanku lagi.  Biar ku ceritakan, kami semua akan pergi ke salah satu daerah di Jawa untuk menghadiri pernikahan salah satu Karyawan dikantor ini. Aku tidak berfikir dua kali saat mereka bertanya apa aku ikut atau tidak, karena ini adalah pertama kalinya aku pergi jauh ke tempat asing tanpa dampingan keluargaku. Aku terlalu senang waktu itu sampai aku sudah membuat daftar apa saja yang akan ku beli untuk kubawa kesana. Seperti anak kecil.

"Wi, ayo makan"  tanya Mas Untung padaku "Dewi bungkus aja mas, Mager mau ikut"  aku tersenyum simpul "Lauknya apa?" dia kembali bertanya "Kaya biasa aja, Mas Tri tau aja" aku menjawab dengan santai dan sialnya aku lupa kalau kami berdua jadi bahan Candaan dan jodoh-jodohan disini. Tentu, mereka merespon ucapanku dengan ledekan-ledekan yang membuat aku malu setengah mati. 

"Sutri wes hapal ya lauk favorit e dewi kie apa?"(Sutri sudah hapal ya lauk favoritnya dewi ini apa?) . Mas Tri pun hanya tertawa menanggapi itu. Sungguh, aku sangat kesal dengan ledekan mereka tapi aku tetap ikut tertawa. entah, Sejak kapan candaan itu dimulai dikantor ini. yang ku ingat hanya mereka selalu meledekku dan Mas Tri jika kami melalukan komunikasi yang intens atau apapun itu. 

Mungkin, semua itu berawal dari candaan ini. . . . . .

aku duduk sendirian dikantor ini, karena semua orang disini pergi untuk makan siang kecuali aku yang sangat malas untuk beranjak dari "Singgasana"-ku ini. sekitar 1 jam kemudian, semua orang kembali kekantor bersama dengan makan siangku yang sudah ku tunggu dari tadi.

"Wi, ini makan siangnya" ucap Mas Tri sambil menyodorkan Nasi Pecel favoritku

"Lauknya dipilihin sutri tuh wi. Emang cuma Sutri yang paling paham sama Dewi" bukannya mengucap salam , mereka masuk dan malah memulai ledekan itu padaku dan Mas Tri. "Mas, Dewi laper jangan diJulid-in gitu lah ya" aku melenggang mengambil nasi bungkusku dan kemudian makan dengan lahap. Mereka tertawa mendengar ucapan itu dan entah membicarakan apa tapi aku tidak mau merusak moodku untuk makan karena mendengar candaan mereka itu.

Setelah menghabiskan makan siangku, aku kembali bekerja. Tapi entah kenapa aku kehilangan fokus saat bekerja dan pikiranku mulai terbang entah kemana. Banyak hal yang tiba-tiba masuk dikepalaku "Kenapa mereka meledekku dengan orang itu ?  kenapa dia tidak menghindar atau mengelak saat teman-temannya menjodoh-jodohkan aku dengan dia ? kenapa aku merasa kesal dan bahagia disaat yang bersamaan ? " hal-hal konyol dan bodoh seperti itu. aku menggelengkan kepalaku dan berusaha untuk kembali bekerja seperti biasa. 

Saat pukul 5 sore, aku pamit pulang pada Mas Tri dan Mas Ryan yang kebetulan berada di ruang tamu kantor

"Mas, Pulang dulu, Assalamuallaikum"  ucapku sambil berjalan keluar pintu "Iya wi, hati-hati dijalan, waalaikumsalam"  samar-samar aku mendengar suara itu tapi aku tau itu suara dia. Seseorang yang membuatku kehilangan fokusku hari ini. Entahlah, aku juga bingung dengan perasaanku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cerita Tak BerjudulWhere stories live. Discover now