*jangan bingung ya ini Gama Gadis versi dulu, gak ada hubungannya sama gama gadis yang sekarang hehe
***
Hanya karena 1 hal, hidupnya berubah menjadi sangat fatal. Karenanya hidup Gadis yang sudah berantakan tambah berantakan saja dibuatnya.
Cowok itu selalu memandang sinis ke arahnya, dan tentu bukan hal tersebut saja yang membuatnya menderita. Selalu banyak cara cowok itu agar membuat Gadis jatuh.
Ah, ya Gadis teringat kejadian beberapa hari yang lalu, kejadian yang membuatnya menjadi seperti ini.
Saat itu, ketika bel pulang sekolah berdering tanpa menunggu lama cewek itu langsung merapikan alat tulisnya dan pulang dengan tenang.
Cuaca memang sedang panas-panasnya, tapi tak mengurangi keinginannya untuk perhi ke toko alat tulis, rencananya ada beberapa barang yang ingin ia beli.
Gadi selalu sendiri, bukan karena orang lain jahat, tapi karena ia tak bisa menerima orang baru begitu saja, ia tak menyukai semua orang termasuk teman satu kelasnya.
Toko alat tulis letaknya memang agak jauh, sebenernya ada beberapa toko namun karena ia sudah langganan di toko tersebut plus sering mendapat potongan harga jadilah toko tersebut menjadi toko favoritnya.
"Arghh, shit ...."
Samar-samar Gadis mendengar suara rintihan dan beberapa umpatan kasar. Ia menolehkan kepala ke sana kemari untuk mencari sumber suara, jalanan disini memang sering sepi, karena tidak dilalui oleh banyak kendaraan.
Dan tanpa sengaja matanya menatap mata kelam milik seorang cowok yang sangat Gadis kenali.
Cowok itu terlihat sedang tidak baik-baik saja dengan tubuh terbaring diatas tanah.
Rasanya Gadis merasakan seluruh darahnya terjatuh sampai ke dasar perutnya sehingga meninggalkan rona pias pada wajahnya.
"Tolong," gumam cowok tersebut sembari menatapnya dengan penuh permohonan.
Dada Gadis bergemuruh, tangannya bergetar hebat.
Mana mungkin Gadis tidak mengenalinya, satu sekolah tahu siapa dia. Kepopulerannya bahkan sampai dikenali oleh Gadis, maka sudah jelas ia sangat terkenal di SMA PANCASILA.
Selama dua tahun ia bersekolah, rasanya hidupnya aman, walau ada beberapa orang yang sengaja mengusik hidupnya namun hal tersebut masih bisa ia atasi.
Tiba-tiba saja handphone di saku bajuanya bergetar, dan tanpa ragu ia langsung mengangkat panggilam tersebut.
"Bi ida," gumamnya. "Iya bi halo."
"Non, bapak udah pulang beliau nyariin non, soalnya non Elsa udah pulang dari tadi."
Sial, kalau sudah begini maka akan terjadi suatu bencana dalam hidupnya.
Setelah berkata sepatah dua patah kata Gadis mematikan sambungan telpon terssbut.
Kemudian matanya kembali menatap cowok itu, tekadnya sudah kuat.
Ia menarik napasnya kemudian berlari sekencang mungkin, sebisanya menjauh dari arah cowok itu. Dalam kesulitanpunbtak pernah ia mendapat pertolongan, lalu untuk apa ia menolong orang yang tidak ada saat ia susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
Teen Fiction#11 on Teenfiction [06 Maret 2020] #9 on Fiksi Remaja [02 Februari 2020] 'Ada banyak cara untuk menunjukan rasa cintaku padamu, tetapi menyakitimu adalah cara terbaikku.' Gadis membuat sebuah kesalahan fatal, dan itu melibatkan orang paling berbahay...