Long Time No See

26 4 12
                                    


Di suatu desa, ada seorang gadis cantik, lucu, manis, memiliki tubuh mungil, dan ciri khas dengan lesung di kedua pipi tembemnya. Saat itu, gadis yang sering dipanggil Rachel, sedang memetik beberapa sayuran di kebun milik pamannya. Hari semakin gelap. Rachel tidak sadar jika dia sudah 3 jam berada di kebun untuk memilih beberapa sayuran yang akan dijual esok.

"Ternyata sudah sore. Aku akan pulang." Serunya pada dirinya sendiri. Rachel mengambil keranjang berisi sayur hasil petikannya dan bergegas menuju rumah yang tak jauh dari kebun pamannya.

Di tengah perjalanan, gadis itu melihat seekor kucing yang duduk di tepi kali sambil me-ngeong dengan suara serak. Tubuh kucing itu terlihat kurus dan tak terawat. Rachel merasa kasihan, lantas Ia mendekati kucing itu. Diusapnya bulu kasar kucing itu dengan pelan. Sambil bergumam, "Kasihan sekali kamu. Kamu milik siapa? Tubuhmu kurus sekali. Apa kamu lapar?" Rachel berbicara pada kucing liar itu. Tak tega dengan keadaan kucing itu, Rachel memutuskan untuk membawa pulang kucing liar itu.

Sampai di depan rumah, Rachel meletakkan keranjang berisi sayuran di atas kursi. Membawa kucing liar itu masuk dan berniat memberinya makan. Namun, sebelum Rachel sempat memberikan makanan untuk kucingnya, suara teriakan tiba-tiba terdengar jelas di belakangnya. Rachel menoleh.

"Aaaaaaaa…, Rachel, apa yang kau lakukan ? Kenapa kau membawa pulang kucing liar Itu?" Chela, yang tak lain adalah kakak kandung Rachel tiba-tiba naik keatas kursi dengan ketakutan. Jarinya menunjukk kucing yang sedang Rachel beri makan.

"Kasihan dia, kak. Dia kelaparan. Dia juga tidak punya siapa-siapa." Rachel menjawab asal. Ia kembali mengelus bulu kasar kucing kurus itu. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca karena merasa kasihan dan sedih dengan nasib Si kucing.

"Tapi kamu tidak perlu membawanya pulang. Kamu tahu sendiri, kakak takut dengan kucing. Aaaaaaaaaa..." Chela berteriak lagi. Rasa takutnya kembali menjalar ke seluruh tubuh saat kucing liar itu tiba-tiba berlari keluar rumah.

Tak mendengar ucapan Sang kakak, Rachel pun ikut keluar mengejar kucing lucu itu. Tanpa lelah Rachel terus berusaha mengejar dan menangkap kucing itu. Nafasnya beradu dan kakinya terus berlari mengejar kucing kecil kurus itu. Sampai di tengah jalan persawahan, akhirnya Ia berhasil menangkap kucing itu.

"hahh, akhirnya aku mendapatkanmu. Kenapa kamu lari ? Aku tidak akan berbuat jahat padamu." Rachel mengangkat tubuh ringan kucing itu. Didekap dan diusapnya lembut tubuh Sang kucing agar tidak terlepas lagi. Rachel kembali berjalan menuju rumahnya. Namun, langkah kakinya terhenti di tengah jalan lapang. Sebuah mobil tiba-tiba berhenti dan menghalangi jalannya. Mobilnya terlihat asing dimata Rachel. Karena memang, sangat jarang sekali ada mobil yang melintas di jalan pedesaan tempat tinggalnya. Kecuali mobil pengangkut sayur dan beberapa truk yang membawa batu untuk dijual ke kota.

Rachel memperhatikan siapa yang mengemudi dan menghentikan mobil itu di tengah jalan. Untung keadaan jalan sepi, jadi mobil itu tidak akan menghalangi kendaraan di belakangnya. Namun tetap saja, bagi Rachel menghentikan kendaraan di tengah jalan itu tidak baik.

Tak berselang lama, ada seseorang yang keluar dari dalam mobil. Dari kursi kemudi, Rachel melihat seorang laki-laki asing, dengan pakaian rapi, dan berkacamata hitam berjalan menuju kearahnya. Tanpa Ia sadari, mulutnya tengah terbuka melongo, dan matanya membulat menatap pemuda itu. Rachel terpesona.

"Hai" Pemuda itu menyapa Rachel yang tengah melamun menatapnya.

Rachal masih melamun.

"Hallo" Pemuda itu melambaikan tangan di depan wajah Rachel. Rachel masih diam.

"Chk, apa yang harus aku lakukan pada gadis ini ? Ternyata dia belum berubah." Pemuda itu tertawa dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia pun ikut menatap lekat wajah gadis itu.

Short Stories || Stories RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang