5 hal yang perlu kalian ketahui tentang sekolah internasional di salah satu rumpun SMA swasta favorit ibukota :
1. Banyak siswa-siswi popular yang mempunyai banyak pengaruh
2. Bebas sih! Tapi banyak banget aturan kedisiplinan
3. Surganya anak multitalent, mau cari ekskul apa aja pasti ada
4. Makanan kafetaria adalah SEGALANYA
5. Ada larangan keramat, NGGAK BOLEH PACARAN DI SEKOLAH
Dan point ke-lima adalah aturan yang dilanggar oleh Janina Matcha dan Vabion Darmawangsa. Kini mereka berdua tengah disidang oleh guru kedisiplinan dan ketua osis di unit kedisiplinan. Setelah mendengar runtutan hukuman berupa tugas yang diberikan, Janina dan Vabion dipersilahkan untuk keluar.
"Lo, gue mau ngomong bentar sama lo?" suara berat nan dingin menginterupsi langkah Janina yang menjauhi unit kedisiplinan.
Janina membalikan badan dan melihat Vabion yang sedang bersandar di pilar, sebelah tangannya ia masukan ke saku celananya, terdapat gelang tali berwarna hitam yang melingkar dengan tegas di pergelangan tangannya, menambah kesan cool dan kharismatik. Rambut hitam yang sedikit berantakan ia angkat sehingga memperlihatkan dahi dengan alisnya yang menukik atraktif.
Gosh, I'am attracted. Well, he is so damn popular for reason. Ck, sama aja kalo takut cewek mah!-Janina, trying to be cool
"Hm?" balas Janina singkat, karena cowok di depannya ini sibuk melihat ke sepatunya atau ke langit-langit asal itu bukan wajah Janina Matcha. Janina yang menyadari itu hanya tersenyum miring karena entah darimana insecurity yang selalu ia rasakan menghilang begitu saja, sebaliknya ide gila terus berkeluyuran di sarang otaknya.
Janina merespon otak gilanya. Ia melangkahkan kakinya mendekati Bion, awalnya reaksi Bion biasa saja tapi setelah sepatu converse Janina hanya meninggalkan jarak lima jengkal Bion kembali mendapatkan panic attact.
"Wow wow wow! Wait... wait.. Naaah stop it here lady, please!" Bion melangkahkan kakinya mundur serta mengangkat telapak tangannya seperti gaya Iron Man dengan matanya tetap fokus pada sepatu-lebih tepatnya langkah kaki Janina-Janina langsung berhenti melangkah. "Yes, good girl." Bion menurunkan tangannya dan menghembuskan nafasnya lega namun tetap menghindari kontak mata dengan Janina yang jelas berada dihadapannya. Nampaknya ia trauma dengan kejadian kemarin.
"Lo mau ngomong apa?" Jantung Janina kembali bergetar, menanti apa yang akan Bion katakan dan apa yang harus Janina balas.
"Hmm..."Bion terlihat ragu, kini sebelah tangannya yang bebas dari saku mengusap tengkuknya, pandangan matanya kembali berlalu lalang asal itu bukan ke arah Janina. "Rahasia gue-" suara Bion kembali mendingin dan membekukan atmosfir. "Sampai itu kebongkar, gue nggak segan-segan keluarin lo dari sekolah." Tandasnya dengan aura dingin di wajahnya, walaupun pandangan matanya tetap ke samping bawah memperhatikan pot bunga. Wajah dingin Bion segera tergantikan dengan shock dan panik ketika tiba-tiba wajah Janina muncul dihadapannya.
"Hey dude, are you talking with me-" Janina memandang Bion sambil membungkukan badannya otomatis menghapus jarak dengan Bion "or that stupid pot?" tanya Janina sambil menunjuk pot bunga di belakangnya yang sedari tadi Bion pandang. Satu fakta yang perlu kalian tahu, Janina memiliki suatu alat proteksi diri, yaitu mulut savage-nya.
Bion yang kaget langsung mengalihkan pandangannya dan langsung memegangi dadanya yang kembali bergemuruh karena mendapat panic attact. "Anjir! Bisa nggak sih lo jaga jarak dan nggak ngagetin?! Wahhh jantung gue!" Bion masih memegangi dadanya dan memejamkan matanya menahan rasa kagetnya. Janina menahan tawanya karena berhasil memecah kedinginan Bion.
KAMU SEDANG MEMBACA
B I O N
Ficção AdolescenteJanina Matcha, cewek INTROVERT garis keras yang ingin mendobrak zona nyamannya demi sebuah SKANDAL. Dulu dikamusnya kata 'popular' adalah kata yang ingin ia usir jauh-jauh dari hidupnya, tapi sekarang She want it! She want get that spotlight, dengan...