Delapan Belas

3K 619 144
                                    


Makasih ya, yang sudah ngasih kata-kata penyemangat buat saya di part sebelumnya 🤗

Padahal saya nggak beneran baper, lho. Cuma pengin sedikit ngedrama aja biar nggak bosen wkwwkw

Ternyata ditanggapi serius 😂

Thanks banget lho  😘

Tapi mending chapter ini nggak usah dibaca deh. Entar kesel.

Pokoknya saya sudah ngasih warning lho ya!

Kalau marah-marah jangan salahin saya 😎

_______________________________________________________________________________

Abrar menatap sebal pemandangan di depannya. Apa-apaan! Baru kemarin hubungan mereka membaik setelah ia mengajak Savika ke rumah dan memperkenalkannya pada sang ibu, sampai-sampai mamanya itu kaget karena ini kali pertama Abrar mengajak cewek ke rumah. Meski begitu, mereka bisa langsung akrab dan berakhir Savika membantu mamanya memasak. Pagi tadi juga Savika bersedia berangkat bersamanya. Tapi sekarang Abrar justru melihatnya jalan dengan cowok lain.

Dengan langkah cepat ia menghampiri dua orang yang membuatnya iritasi. Secara tiba-tiba, ia berdiri di depan mereka, membuat kedua orang itu terperanjat dan refleks menghentikan langkah.

"Abrar, kamu ngagetin aja!" Savika yang pertama bereaksi. Sementara cowok jangkung di sampingnya hanya diam.

"Mau ke mana?" Abrar balik bertanya, mengabaikan protes Savika.

"Ke LBB," jawab Savika. "Kamu lupa sekarang jadwalku bimbel?"

Tentu saja Abrar tidak lupa. "Kenapa sama dia?" Dengan tidak sopan, Abrar menunjuk cowok yang tadi berjalan bersama Savika.

"Savika bareng gue. Kami kan satu tempat les." Kali ini si cowok yang menyahut.

" Kali ini si cowok yang menyahut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abrar mengernyit. "Sejak kapan?"

"Sejak Savika masuk ke LBB yang sama tempat gue belajar sejak kelas sepuluh."

Abrar semakin mengernyit tak suka. "Lo juga yang barengin Savika kemarin?" Kemarin ia tidak menyadari siapa cowok itu, karena hanya melihat dari belakang. Sekarang, setelah berhadapan, ternyata itu adalah Rivan dari kelas 11 IPA-4.

Rivan mengangguk. "Kenapa?"

"Kok bisa barengin Savika? Lo bukan sengaja jemput dia, kan?"

Cowok itu mengangkat alis dan menatap Abrar aneh. Jangan bilang cowok di depannya ini cemburu!

April FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang